Menuju konten utama

Studi Sebut Candu Aplikasi Kencan Indikasi dari Social Anxiety

Hasil studi sebut kecanduan bermain aplikasi kencan adalah indikasi dari social anxiety. 

Studi Sebut Candu Aplikasi Kencan Indikasi dari Social Anxiety
Aplikasi kencan buta daring, Tinder. SHUTTERSTOCK

tirto.id - Beberapa tahun terakhir aplikasi kencan seperti Tinder menjadi populer di kalangan masyarakat.

Aplikasi kencan semacam ini memungkinkan penggunanya melakukan obrolan, bertukar cerita, bahkan melakukan kencan buta dengan orang-orang yang memiliki ketertarikan atau lokasi yang sama.

Caranya sangat mudah, aplikasi ini akan menampilkan foto dan bio orang-orang yang bisa di like ketika penggunanya tertarik, atau swipe (dilewati) ketika tidak tertarik.

Namun, siapa sangka ternyata aplikasi ini bisa menimbulkan kecanduan?

Dilansir dari Business Insider, Universitas Negeri Ohio melakukan sebuah riset dengan mensurvei 269 mahasiswa yang menggunakan aplikasi kencan.

Dari riset tersebut mereka menemukan bahwa sebagian besar dari responden merasa kesepian sehingga menjadi kecanduan aplikasi kencan.

Para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang memiliki tingkat kecemasan sosial yang lebih tinggi mengatakan mereka lebih suka bertemu orang-orang di aplikasi kencan daripada secara langsung, dan juga lebih suka bersosialisasi melalui aplikasi mereka tanpa bertemu tatap muka (lebih suka menggunakan fitur chat).

Ada sebuah teori yang dikemukakan oleh para peneliti, yakni sebagian orang dengan social anxiety (kecemasan sosial) yang tinggi tidak percaya diri dengan kemampuan sosial mereka.

Mereka suka menggunakan aplikasi kencan karena dianggap dapat melindungi kekhawatiran tersebut sampai batas tertentu.

"Saya tidak perlu berusaha atau mencoba untuk menjadi diri saya yang terbaik. Saya tidak pernah khawatir tentang mengecewakan seseorang, tentang penampilan yang terlihat sedikit lebih tua atau lebih gemuk dari yang ditunjukkan gambar profil saya," seperti itulah kira-kira yang dirasakan orang dengan anxiety yang kecanduan aplikasi online seperti yang dilansir dari BBC.

Meskipun ada banyak pasangan yang memang berhasil bertemu dan menjalin hubungan yang serius dibantu oleh aplikasi ini, sayangnya aplikasi ini cenderung merusak apabila tidak digunakan dengan bijak.

Para responden dalam penelitian ini mengatakan bahwa ketika mereka secara sosial merasa kesepian, mereka akan banyak menggunakan aplikasi ini secara berlebihan yang berujung pada kecanduan.

Seperti yang sudah diperkirakan ketika seseorang kecanduan aplikasi berkencan, kegiatan sehari-harinya akan terganggu.

"Terutama jika kamu kesepian, berhati-hatilah dalam pilihanmu. Atur dan selektif dalam penggunaan," kata Kathryn Coduto, ketua penelitian ini.

Bahkan, sebaiknya pengguna perlu memiliki batasan dalam menggunakan aplikasi kencan agar dapat bekerja dengan baik. Setidaknya tidak sampai memengaruhi kesehatan mental penggunanya.

Baca juga artikel terkait APLIKASI KENCAN atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yandri Daniel Damaledo