Menuju konten utama

Stephen Hawking Percaya Umat Manusia Harus Segera Tinggalkan Bumi

Stephen Hawking meyakini satu-satunya cara manusia dapat menghindari kepunahan adalah meninggalkan Bumi untuk menemukan rumah baru di planet lain.

Stephen Hawking Percaya Umat Manusia Harus Segera Tinggalkan Bumi
Ilustrasi astronot di Bulan. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Pada November 2016 lalu, ahli fisika terkenal Stephen Hawking telah memprediksi bahwa umat manusia akan bertahan di Bumi 100 tahun lagi. Untuk itu, Hawking menyarankan satu-satunya cara manusia dapat menghindari kepunahan adalah meninggalkan Bumi untuk menemukan rumah baru di planet lain.

"Jika keberadaan umat manusia terus berlanjut selama satu juta tahun lagi, masa depan kita terletak pada keberanian untuk menjelajah ke tempat yang belum pernah ada orang lain sebelumnya," kata Hawking seperti dilansir BBCpada 20 Juni 2017.

Pernyataan ini diungkapkan Hawking saat berbicara di Festival Starmus, perayaan sains dan seni, yang diadakan di Trondheim, Norwegia. “Menjelajah ke luar angkasa akan benar-benar mengubah masa depan umat manusia,” tambahnya.

Untuk merealisasikannya, Hawking mengatakan bahwa kita harus mengarahkan pendaratan 'Bulan' lain pada tahun 2020. Setelah itu, mulai bekerja membangun basis di sana dalam 30 tahun ke depan. Proyek ini menurutnya dapat membantu persiapan untuk mengirim manusia ke Mars pada tahun 2025.

"Kita kehabisan ruang dan satu-satunya tempat yang harus dikunjungi adalah planet lain. Inilah saatnya untuk mengeksplorasi sistem tata surya lainnya. Berpencar mungkin satu-satunya hal yang menyelamatkan kita dari diri kita sendiri. Saya yakin bahwa manusia perlu meninggalkan Bumi," papar Hawking seperti dikutip Futurism.

Hawking rupanya bukan satu-satunya yang memikirkan soal migrasi dari Bumi ini. Berbagai rencana, baik dari badan antariksa pemerintah maupun dinas swasta, tengah dalam pengerjaannya. Misi NASA ke Mars, misalnya, mencatat bahwa mendirikan sebuah stasiun lunar orbital akan menjadi langkah kunci untuk misi masa depan ke Planet Merah.

Kepala Badan Antariksa Eropa Jan Woerner pun telah merencanakan pembangunan pangkalan Bulan bernama “Moon Village” pada tahun 2024. Badan antariksa Cina dan India juga mengumumkan rencana misi dengan beberapa awak ke Bulan untuk membangun permukiman permanen.

SpaceX bahkan sudah mempersiapkan perjalanan pulang-pergi pertamanya ke Bulan. Sementara CEO Amazon Jeff Bezos memiliki visi layanan pengiriman khusus untuk memfasilitasi pembangunan dunia di luar angkasa.

Namun, bagi Hawking, tujuan ke Bulan bukan lagi hanya tentang bertahan hidup. Menurutnya, misi ini juga menguatkan kemanusiaan saat kita masih berada di Bumi, tempat yang bertahun-tahun kita tinggali.

Hawking juga menegaskan tidak ada masa depan jangka panjang bagi umat manusia yang tinggal di Bumi. Sebab, Bumi akan terkena asteroid lagi atau akhirnya ditelah oleh Matahari. Karena itu, Hawking meyakini bahwa kolonisasi planet lain bukan lagi hanya fiksi ilmiah

"Saya berharap yang terbaik, harus melakukannya. Kita tidak punya pilihan lain."

Fisikawan yang membuat ramalan soal peradaban manusia itu meninggal dunia hari ini, Rabu (14/3/2018), di rumahnya di Cambridge. Dalam pernyataannya, putra dan putri Hawking, Lucy, Robert, dan Timpthy mengungkapkan kesedihan yang mendalam atas meninggalnya ayah tercinta mereka.

"Dia [Hawking] ilmuwan yang hebat dan pribadi yang unik dengan warisan karya dan ilmu yang akan hidup hingga beberapa tahun lagi," ujar mereka, dalam pernyataan yang dikutip The Guardian.

"Keberanian dan sikapnya yang persisten dipadu dengan kecerdasan dan humornya akan tetap menginspirasi semua orang di seluruh dunia. Kami akan merindukannya," tambah mereka.

Baca juga artikel terkait STEPHEN HAWKING atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari