tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani telah menyusun skenario pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 yang hanya akan tersisa 2,3 persen usai terdampak pandemi Corona atau COVID-19. Dalam skenarionya, Sri Mulyani memperkirakan berbagai pos pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB) diperkirakan akan anjlok dari posisi 2019 dan sebagian negatif.
“Baseline kita sudah turun di 2,3 persen. Ini dampak COVID-19 paling parah di Q2 tahun 2020 dan akan kontinu sampai Q3 (kuartal 3) 2020. Mulai membaik di Q4 (kuartal 4) 2020,” ucap Sri Mulyani dalam rapat dengar pendapat virtual bersama Komisi XI DPR RI, Senin (6/4/2020).
Dalam skenarionya, Sri Mulyani mencatat selama Q1 2020 ekonomi masih tumbuh di kisaran 4,7 persen. Lalu melambat di Q2 menjadi 1,1 persen dan 1,3 persen di Q3. Per Q4 pertumbuhan ekonomi diperkirakan pulih di kisaran 2,4 persen.
Rinciannya, konsumsi rumah tangga akan anjlok dari capaian terakhir di Q4 2019 yang masih di angka 4,9 persen. Penurunan di Q1 relatif tipis menjadi hanya 4,8 persen. Lalu pada Q2 dan Q3 menjadi 2,3 dan 2,4 persen lalu membaik jadi 3,5 persen di Q4. Posisi di akhir tahun diperkirakan masih di kisaran 3,2 persen.
Konsumsi dari golongan Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga akan anjlok di Q1 dan Q2 di kisaran minus 4,7 dan minus 4,2 persen lalu membaik di Q3 dan Q4. Di akhir tahun pertumbuhannya hanya tersisa minus 0,2 persen.
Lalu Pembentuk Modal Tetap Bruto (PMTB) sebagai ukuran besarnya investasi di Indonesia juga akan anjlok signifikan. Kisarannya dari 3 persen di Q1 menjadi minus 0,3 persen di Q2 dan minus 1 persen di Q3. Di Q4 kondisinya akan membaik menjadi 2,8 persen sehingga angka akhir tahun masih tumbuh 1,3 persen.
“Konsumsi rumah tangga turun signifikan, Investasi akan masuk negatif Q2 dan Q3,” ucap Sri Mulyani.
Ekspor akan mengalami kontraksi dari minus 2,9 persen di Q1 dan lebih dalam di Q2 menjadi minus 18,3 persen. Di Q3 membaik menjadi minus 16,4 persen dan minus 9,1 persen di Q4.
Impor juga sama akan mengalami kontraksi lebih dalam menjadi minus 22,4 persen di Q2 dari posisi Q1 yang minus 3,2 persen. Di Q3 membaik menjadi minus 16,9 persen dan Q4 menjadi minus 11,4 persen.
Kendati demikian, Sri Mulyani memastikan pertumbuhan konsumsi pemerintah akan dijaga. Per Q1 misalnya diperkirakan akan mencapai 4 persen, 9,7 persen di Q2, 10,4 persen di Q3 dan menurun di Q4 menjadi 3,7 persen.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti