tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani mematok target pertumbuhan ekonomi 2021 di angka 5 persen. Angka itu merupakan keputusan akhir yang disepakati bersama Badan Anggaran DPR RI untuk selanjutnya ditetapkan sebagai asumsi RAPBN 2021.
“Dari 4,5-5,5 persen di 2021. Telah ditetapkan titiknya 5,0 persen. Ini keputusan yang tepat dan baik menggambarkan harapan dan kehati-hatian terhadap kondisi 2021,” ucap Sri Mulyani dalam rapat bersama Badan Anggaran DPR RI, Jumat (11/9/2020).
Sri Mulyani mengatakan perkembangan COVID-19 masih menimbulkan ketidakpastian. Jumlah kasus yang masih mengalami eskalasi hingga saat ini menyentuh 3.000 kasus per hari pada September 2020 memiliki potensi masih berlangsung di 2021.
Selain menetapkan target pasti pertumbuhan ekonomi, Sri Mulyani juga melakukan perubahan asumsi makro RAPBN 2021. Perubahan dialami hanya pada asumsi cost recovery atau skema lelang migas yang memberi pemerintah tanggung jawab mengganti ongkos eksplorasi migas bila cadangan migas yang ditemukan ekonomis.
Angkanya pada asumsi RAPBN 2021 sebelumnya berada di angka 8,5 miliar dolar AS. Per Jumat (11/9/2020) diubah menjadi 8 miliar dolar AS.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sepakat dengan kesepakatan pertumbuhan ekonomi 5 persen untuk 2021. Ia bilang target itu sudah dikoordinasikan dan BI mendukungnya.
“Kemudian inflasinya 3 persen meskipun tantangan inflasi tahun depan lebih berat, nilai tukarnya juga Rp14.600 per dolar AS masih dalam range kami. Kami mendukung untuk asumsi makro,” ucap Perry dalam rapat.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan