tirto.id - Belanja negara pada APBN hanya terealisasi Rp2.589,9 triliun atau hanya 94,6 persen dari target Perpres 72/2020 senilai Rp2.739,2 triliun selama 2020. Dengan demikian, selama 2020 kemarin ada sisa Rp149,3 triliun anggaran yang belum terpakai.
Sri Mulyani mengatakan belanja negara sudah naik cukup signifikan pada tahun 2020 lantaran pemerintah harus merespons pandemi COVID-19. Awalnya, APBN 2020 menetapkan belanja negara senilai Rp2.540,4 triliun tetapi kemudian direvisi sesuai Perpres 72/2020 menjadi Rp2.739,2 triliun atau naik Rp198,8 triliun.
“Belanja negara mengalami kenaikan 12,2 persen. Tahun lalu belanja negara Rp2.309,3 triliun. Dalam Perpes, kami sediakan Rp2.739,2 triliun. Realisasinya Rp2.589 triliun,” ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA, Rabu (6/1/2021).
Jika dirinci realisasi belanja kementerian/lembaga sebenarnya sudah cukup baik. Realisasinya mencapai Rp1.055 triliun atau mencapai 126,1 persen dari target Rp836,4 triliun sesuai Perpres 72/2020.
Sayangnya, belanja non-kementerian lembaga mencatatkan realisasi yang cukup rendah. Realisasinya hanya Rp772,3 triliun atau 67,8 persen dari target Rp.1.138,9 triliun. Belanja ini mencakup kebutuhan penanganan COVID-19 dan perlindungan sosial seperti Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Di dalamnya terdapat juga belanja subsidi energi dan pertanian yang terealisasi Rp192 triliun dan pembayaran bunga utang yang mencapai Rp314,1 triliun.
Belanja transfer ke daerah dan dana desa mencatatkan realisasi cukup baik. TKDD telah terealisasi Rp762,5 triliun atau 99,8 persen dari target Rp763,9 triliun.
Di dalam TKDD, ada realisasi belanja dana desa yang mencapai Rp71,1 triliun atau 99,9 persen dari target Rp71,2 triliun.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri