tirto.id - Tim peneliti gabungan dari Universitas Nasional Singapura (NUS) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan spesies burung penyanyi baru yang tidak biasa. Burung itu dinamai Rote Leaf-Warbler Phylloscopus rotiensis.
Burung yang ditemukan di pulau Rote itu dijelaskan dalam sebuah laporan penelitian jurnal Scientific Reports.
Pulau Rote adalah pulau muson kering dengan luas 1.200 kilometer persegi di Indonesia Timur, sekitar 12 kilometer di lepas pantai Timor, dan sekitar 500 kilometer barat laut Australia. Di pulau ini hidup Rote Myzomela Myzomela irianawidodoae yang baru-baru ini ditemukan.
Kehadiran burung pemecah daun dari identitas yang tidak diketahui itu sebenarnya pertama kali dicatat pada Desember 2004 oleh Colin Trainor dari Charles Darwin University, Australia.
Pada Juli 2009, Philippe Verbelen dan Veerle Dossche, dua pengamat burung Belgia, melakukan pengamatan terperinci dan memperoleh serangkaian foto burung tersebut.
"Lonceng alarm berbunyi ketika kami menyadari betapa berbedanya bentuk paruh dan warna burung Rote dibandingkan dengan semua penggerutu daun lainnya," kenang Verbelen.
"Spesies baru ini adalah bagian dari kelompok besar pengelana Asia tetapi unik di antara mereka karena paruhnya yang luar biasa panjang. Bentuk paruh yang aneh ini sepertinya merupakan adaptasi terhadap lanskap kering Rote, mengingat sebagian besar pekik daun Asia hidup di hutan lembab," kata Nathaniel Ng, yang terlibat dalam penelitian.
Deskripsi ilmiah sebagian dibantu oleh perbandingan menggunakan data lebar genom yang dikumpulkan melalui Next-Generation Sequencing.
"Ini mungkin pertama kalinya bahwa spesies burung baru telah dideskripsikan sebagian berdasarkan data DNA selebar genom,”kata Elize Ng, Seorang peneliti di Avian Evolution Lab (AEL) di bawah Departemen Ilmu Biologi NUS.
Setiap tahun, sekitar lima hingga 10 spesies burung baru dideskripsikan di seluruh dunia. Fakta bahwa burung ini adalah spesies kedua yang dideskripsikan dari Rote dalam 12 bulan terakhir menyoroti nilai konservasi pulau itu.
Bentang alam Rote berada di bawah ancaman besar dengan populasi manusia yang terus meningkat memberikan tekanan yang semakin meningkat pada hutan musim hujan dan sabana.
Faktor-faktor ini mendorong tim peneliti untuk mengusulkan burung untuk diklasifikasikan secara resmi oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) sebagai hewan langka.
Editor: Dipna Videlia Putsanra