tirto.id - Elang bondol, satu burung langka yang selama ini dilindungi negara karena diambang kepunahan akibat tidak bisa berkembang biak lagi, ditemukan jatuh di Kali Grogol, Penjaringan, Jakarta, pada Selasa (8/1/2018).
Elang bondol atau elang laut atau dikenal juga dengan Haliastur indus adalah spesies burung pemangsa yang mempunyai ukuran tubuh sedang sekitar 43-51 cm, memiliki sayap yang lebar dengan ekor pendek dan membulat ketika membentang. Burung ini mempunyai habitat di area tepi laut yang berlumpur seperti hutan mangrove, muara sungai, dan pesisir pantai. Selain itu, burung ini juga dapat ditemukan di lahan basah seperti sawah dan rawa.
Dalam laporan The DNA of Singapore, binatang ini terbang dengan sangat anggun, membuat gerakan belok cepat saat menukik. Makanannya kerap dimakan lewat sayapnya. Ia tidak mengejar ikan seperti osprey dan elang ikan meskipun ia bisa menangkap ikan dengan menukik, kakinya dipegang teguh, terjun ke dalam air dan membawa ikan seberat satu pon.
Jenis burung elang ini terkadang pergi berduyun-duyun dan bertengger dalam jumlah yang banyak. Burung yang suaranya bernada tinggi ini memiliki suara seperti kucing dan sering terdengar ketika terbang.
Burung ini sering ditemukan di wilayah Singapura dan perairan Jawa. Seringkali, mereka dapat dilihat seperti tidak memiliki bulu sayap. Hal itu bisa disebabkan karena perkelahian dengan sesamanya di udara.
Sebagian besar burung ini memakan hewan dari laut seperti krustasea kecil, katak, kerang dan ikan. Biasanya elang laut berburu dengan pasangannya.
Maskot Kota Jakarta hingga Asian Para Games 2018
Burung ini pada tahun 1989 ini pernah menjadi maskot kota Jakarta. Sementara itu, di tahun 2018 kemarin, elang bondol menjadi maskot Asian Para Games. Di ajang tersebut, elang bondol dinamai sebagai Momo yang merupakan singkatan dari motivasi dan mobilitas.
"Maskot [Asian Para Games 2018] adalah visualisasi grafis dari Bondol Eagle (haliastur indus). Burung yang hanya hidup di daerah pulau 1000-an. Warnanya putih cerah yang mudah dikenali dari kepala ke dada, sedangkan bagian lain dari tubuhnya berwarna coklat gelap. Karena populasinya yang kecil, Bondol elang dikategorikan sebagai spesies langka oleh PBB," tulis pihak Asian Para Games.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Sumatera Utara (Walhi Sumut) meminta warga agar tetap melindungi elang bondol dan jangan lagi dilakukan perburuan liar terhadap satwa langka itu.
Dilansir Antara, Walhi juga meminta bagi warga menyerahkan burung ini Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut untuk dilepasliarkan, terutama bagi warga yang masih memeliharanya.
"Elang laut tersebut tidak boleh lagi diburu orang-orang yang tidak bertanggung jawab, yang sengaja untuk mencari keuntungan dengan cara diperjualbelikan," ujar Direktur Eksekutif Walhi Sumut Dana Prima Tarigan pada Minggu (2/12/2018).
Ia menambahkan pemeliharaan dan penangkapan terhadap satwa elang yang dilindungi itu, harus dihentikan karena melanggar hukum.
"Satwa itu tetap dilestarikan dengan cara mengembalikan ke habitatnya," tegasnyanya.
Hal ini dilakukan untuk menyelamatkan satwa langka elang laut yang tidak kelihatan lagi di daerah pesisir Pantai.
Sebelumnya, BBKSDA Sumut melepas liarkan tujuh ekor elang laut ke alam bebas tepatnya di kawasan Suaka Margasatwa Karang Kading Secanggang. Pelepasliaran itu dimaksudkan untuk pengembangbiakan karena sudah hampir punah.
Editor: Yulaika Ramadhani