Menuju konten utama

SoftBank, Raksasa Baru Jepang

Selain Sony, Sharp, hingga Toyota, Jepang kini memiliki perusahaan yang tengah bersinar terang, SoftBank. Ia menjelma sebagai "raksasa" di bisnis teknologi.

SoftBank, Raksasa Baru Jepang
Masayoshi Son, chairman dan chief executive officer dari SoftBank Group Corp, dalam konferensi pers di Tokyo, Jepang, 2017. Bloomberg/Kiyoshi Ota

tirto.id - Boston Dynamics, perusahaan pembuat robot “BigDog” kini punya pemilik baru, sebuah perusahaan teknologi asal Jepang bernama SoftBank. Boston Dynamics merupakan satu dari sekian perusahaan yang berhubungan dengan dunia robot yang sebelumnya diakuisisi oleh Alphabet--induk perusahaan Google.

Sedangkan SoftBank bukanlah perusahaan ecek-ecek. Ia memang tidak setenar Sony maupun Toyota. SoftBank didirikan pada 1981 bergerak di bidang distributor perangkat lunak komputer. Nama “SoftBank” merujuk pada “a bank of software” lama-lama berkembang ke luar bisnis inti mereka.

SoftBank mengakuisisi Vodafone Jepang senilai US$17 miliar dan Japan Telecom senilai US$3,06 miliar. Yang membuat SoftBank bertransformasi dari perusahaan distributor berubah menjadi perusahaan telekomunikasi. Selain telekomunikasi, Softbank juga menguasai jejaring bisnis e-commerce, layanan internet, rancang semikonduktor, dan lainnya.

Gurita bisnis SoftBank tak muncul begitu saja, ada sosok Masayoshi Son, selaku CEO SoftBank yang sukses membawa perusahaannya menjadi "raksasa" baru--SoftBank berada di peringkat 92 dalam The Fortune 2016 Global 500. Lewat tangan dinginnya dan kejelian dalam melihat potensi dan peluang, SoftBank menjadi ancaman bagi perusahaan-perusahaan teknologi tak kecuali dari Jepang.

Crunchbase, anak usaha media TechCrunch yang bergerak khusus memberi informasi seputar investasi dan akuisisi bisnis teknologi, SoftBank tercatat telah melakukan 122 investasi dari 105 perusahaan yang berbeda. Selain itu, SoftBank juga melakukan akuisisi pada 19 perusahaan. Nama-nama besar yang mendapat suntikan dari SoftBank antaralain Alibaba, raksasa toko online asal Cina. SoftBank memperoleh untung US$75 miliar buah hasil mengucurkan uang hanya US$20 juta di 2000.

Selain Alibaba, ada Yahoo (dan Yahoo Jepang) yang menikmati kucuran investasi dari SoftBank. Nama-nama besar di dunia teknologi seperti Grab dan Escrow juga memperoleh manisnya dana dari SoftBank. Di Indonesia, melalui anak usaha SoftBank Telecom, SoftBank mengucurkan sebagian dana dari total US$100 juta kepada Tokopedia pada Oktober 2014. Sebelumnya, melalui anak perusahaan lainnya, SoftBank Ventures Korea, melakukan hal sama pada Juni 2013, dengan nilai yang tidak diungkap.

Segala investasi pastinya punya risiko, ini juga yang dialami oleh SoftBank. Pada awal 2000-an, saat terjadi gelembung internet, SoftBank terlampau percaya diri dengan berinvestasi pada hampir 800 perusahaan internet. SoftBank, sempat mendapatkan julukan “Netbatsu” dari kata “Zaibatsu” yang merujuk pada konglomerasi bisnis besar ala Jepang. SoftBank menjadi perusahaan konglomerasi di bidang internet yang besar kala itu.

Saat gelembung internet masih bersinar, apa yang dilakukan SoftBank membuat Masayoshi Son punya kekayaan yang hampir menandingi Bill Gates, sang nakhoda Microsoft. Masayoshi Son punya kekayaan hampir US$68 miliar pada saat itu. Sayang, gelembung internet akhirnya pecah. Investasi SoftBank jatuh hingga 99 persen. Ia gagal mengangkangi Gates, dan SoftBank terpuruk. Namun, Masayoshi Son tak menyerah, mereka pun memulai petualangan baru.

infografik softbank

Menciptakan Masa Depan

Sebelum SoftBank mengakuisisi Boston Dynamics dari Alphabet, perusahaan itu telah mengakuisisi ARM, perusahaan perancang prosesor asal Inggris senilai US$32 miliar. ARM, merupakan salah satu pemain besar di bidang teknologi. Namanya memang tak setenar Apple maupun Samsung. Namun, seperti dikutip dari Wired, hampir 95 persen ponsel pintar di dunia, menggunakan prosesor hasil rancangan ARM. Nama-nama seperti Apple, Samsung, hingga Qualcomm, yang memanfaatkan rancangan ARM untuk prosesor ponsel pintar yang mereka buat.

Selain ARM, SoftBank pun melakukan aksi korporasi dalam bentuk pembelian saham senilai US$4 Miliar pada Nvidia. Nvidia, merupakan perusahaan pembuat GPU alias prosesor yang bertugas khusus membuat grafis. Dari dua aksi korporasi SoftBanki hingga Boston Dynamics, jelas memberikan sinyal kuat bagi masa depan dunia teknologi, khususnya dalam perkembangan Internet of Things atau IoT.

“ARM akan menjadi strategi jitu yang sangat baik dalam SoftBank saat kami (ingin) menangkap peluang yang signifikan dari ‘Internet of Things," kata Masayoshi Son dikutip dari Wired.

Internet of Things alias IoT memang sedang diperbincangkan hangat akhir-akhir ini. Segala perangkat, dalam konsep IoT, akan terhubung satu sama lainnya dalam jaringan internet. ARM, merupakan perancang prosesor yang lazim ditemui di perangkat-perangkat mobile. Dengan kekuatan ARM dan digabungkan dengan energi Nvidia, SoftBank semakin kuat. SoftBank diperkirakan akan mendorong dua perusahaan tersebut menciptakan ekosistem IoT.

Dalam sebuah kesempatan, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, mengungkapkan IoT merupakan satu dari tujuh teknologi yang akan mengubah dunia. Nilai pasar IoT, menurut Grand View Research, akan menyentuh angka US$2 triliun pada 2022. SoftBank, dengan modal perusahaan teknologi yang sudah dimilikinya akan menjadi penentu di masa depan.

"Kita melihat ‘big bang’ di (dunia) PC, kita melihat ‘big bang’ di dunia internet," kata Son seperti dikutip dari Bloomberg.

"Saya yakin ‘big bang’ berikutnya akan lebih besar lagi.”

Baca juga artikel terkait PERUSAHAAN TEKNOLOGI atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Teknologi
Reporter: Ahmad Zaenudin
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Suhendra