Menuju konten utama

Sleep Apnea-RLS, Kenali Gangguan Tidur Anak & Cara Mengatasinya

Mengenal tiga gangguan tidur yang sering dialami anak-anak

Sleep Apnea-RLS, Kenali Gangguan Tidur Anak & Cara Mengatasinya
Ilustrasi tidur yang tidak teratur. Getty Images/iStockPhoto

tirto.id - Tidur merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan manusia, khususnya anak-anak. Kebutuhan tidur pada anak semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia anak.

Dilansir laman Webmd, tahapan tidur pada bayi dan anak dapat dikelompokkan menjadi: tidur aktif atau REM (Rapid Eye Movement) dan tidur lelap atau non-REM (Rapid Eye Movement). Pada saat tidur, terjadi perbaikan sel-sel otak, dan produksi sekitar 75% hormon tubuh.

Siklus tidur mempunyai keterkaitan dengan hormon tubuh. Hormon pertumbuhan disekresi pada awal periode tidur lelap dan dihambat selama tidur REM, yang berhubungan dengan mimpi.

Penulis buku Healthy Sleep Habits Dokter Marc Weissbluth kepada Today’s Parenting mengatakan, bahwa apabila anak tidak cukup tidur, maka badan tidak dapat menyelesaikan tahapan yang diperlukan untuk perbaikan otot, pengaturan pikiran dan memori, serta pelepasan hormon yang mengatur pertumbuhan dan nafsu makan. Hal ini menggambarkan pentingnya hubungan antara tidur dan tumbuh kembang anak.

Anak yang mengalami gangguan tidur, beberapa diantaranya karena faktor seperti kelelahan akibat beraktivitas seharian. Akan tetapi, tak hanya faktor dari luar, beberapa gangguan tidur dari dalam diri juga bisa menyebabkan waktu tidur berkurang.

Menurut laporan Cleveland Clinic, hampir 30% gangguan tidur terjadi pada anak dan remaja. Jika kondisi ini terus terjadi, kualitas tidur akan memburuk. Akibatnya, mereka tidak dapat berkonsentrasi penuh di kelas, kelelahan, dan mengalami masalah emosional, seperti depresi di kemudian hari.

Dilansir dari Healthline, berikut ini adalah tiga gangguan tidur yang sering dialami anak-anak.

1. Night terrors

Night terrors umumnya terjadi pada anak berumur 18 bulan hingga lima tahun. Night terrors adalah kondisi anak yang sedang tidur lalu tiba-tiba duduk, berteriak, tampak bingung, disorientasi, mata terbelalak, dan terlihat sangat ketakutan.

Anak tersebut walaupun sedang terbangun tetapi ia tidak mengenal orangtuanya atau orang lain. Kondisi ini hanya berlangsung beberapa menit, kemudian anak tidur kembali. Namun demikian, kondisi ini juga dapat berlangsung lama.

Karena ini bukan mimpi, maka keesokan harinya anak tidak akan mengingat kejadian yang ia alami tersebut. Peristiwa ini biasanya terjadi pada keadaan anak yang sedang sakit, stres, kurang tidur, namun dapat juga terjadi tanpa faktor yang jelas.

2. Sleep Apnea

Sleep apnea bisa terjadi pada anak yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas. Kondisi ini menyebabkan anak berhenti bernapas sejenak saat tidur.

Penyebabnya adalah pembesaran amandel atau kelenjar gondok (jaringan yang menghubungkan hidung dengan tenggorokan).

Gangguan tidur pada anak dan remaja ini membuat mereka sering mendengkur, berkeringat, dan bangun dengan kondisi kaget. Mereka juga akan lebih mudah mengantuk di siang hari karena kurang tidur.

3. PLMD dan RLS

PLMD (Periodic limb movement disorder) disebut juga dengan gangguan gerakan tungkai periodik. Gangguan tidur pada anak dan remaja ini membuat mereka melakukan gerakan berupa sentakan yang tidak disengaja. Kondisi ini membuat mereka lelah dan mudah terbangun saat tidur.

Selain PLMD, ada pula RLS (Restless Leg Syndrome) yang menimbulkan sensasi kesemutan, kram, gatal, atau panas pada kaki.

Lantas, sebagai orang tua, bagaimana cara kita untuk menangani gangguan tidur pada anak ?

Pertama, tetapkan jam tidur yang disiplin untuk anak. Berlakukan jam ini setiap malam, termasuk di akhir pekan. Hal ini membantu tubuh dan pikiran anak terbiasa untuk tidur pada waktu yang ditentukan.

Anak akan tidur lebih mudah jika ia pergi tidur pada waktu yang sama setiap malam. Anak juga akan lebih mudah untuk terbangun pada waktu yang sama di setiap pagi.

Kedua, sebaiknya anak sudah bersiap-siap untuk tidur dalam waktu 30-60 menit sebelum waktunya tidur. Ciptakan suasana kamar tidur yang sejuk, gelap, dan bebas dari gangguan dan kekacauan (termasuk mainan, tv, dan gadget elektronik). Pastikan juga anak-anak mendapatkan cukup aktivitas fisik di siang hari sehingga mereka tidak memiliki energi berlebih di malam hari.

Ketiga, usahakan untuk membatasi interaksi dengan anak ketika ia terbangun di tengah malam untuk minta ditemani tidur, misalnya dengan berpura-pura tidur. Dengan “nyuekin” anak, ia akan bisa belajar untuk menenangkan dirinya dan kembali tidur sendiri. Orangtua barulah boleh terlibat untuk menemani anak tidur ketika ia menangis tanpa henti.

Selain tiga hal tersebut, satu yang tak kalah penting adalah pastikan bahwa asupan nutrisi dari makanan dari anak Anda terjaga. Rajin beri mereka menu yang seimbang, atur pola makan secara teratur, serta hindari anak Anda makan terlalu berat saat menjelang tidur.

Baca juga artikel terkait PENYAKIT ANAK atau tulisan lainnya dari Ahmad Efendi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ahmad Efendi
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Yulaika Ramadhani