tirto.id - Banjir bandang menerjang wilayah Afghanistan pada hari Minggu (23/7/2023) lalu. Pihak kementerian penanggulangan bencana mengatakan, kurang lebih sebanyak 30 orang meninggal dunia selama 72 jam terakhir.
Banjir bandang yang terjadi setelah hujan lebat itu membuat ratusan rumah rusak dan hanyut. Sebagian besar rumah itu terbuat dari bahan baku tanah.
Juru bicara kementerian penanggulangan bencana Mohammad Shafi Rahimi mengungkapkan, 26 korban meninggal dunia di antaranya berada di distrik Jalrez yang terletak 46 km (29 mil) sebelah timur Kabul.
Di Kabul sebanyak empat orang ditemukan meninggal dunia. Adapun total lebih dari 70 orang terluka di kedua distrik tersebut dan setidaknya 40 orang dinyatakan hilang.
Penyebab Banjir Bandang di Afghanistan
Shafi mengatakan, banjir bandang itu terjadi akibat hujan hujan deras di 7 provinsi di Afghanistan. Bencana banjir telah menghancurkan kurang lebih sebanyak 606 rumah penduduk dan ratusan hektar lahan pertanian.
Menurut Shafi, pihaknya bersama kementerian pertahanan, kementerian kesejahteraan masyarakat, Bulan Sabit Merah, pejabat provinsi serta pejabat lainnya telah mendatangi lokasi banjir dan melakukan operasi penyelamatan.
Juru bicara Taliban Afghanistan Zabihullah Mujahid menyampaikan pesan yang berisi ucapan belasungkawa atas bencana yang terjadi.
Dia meminta kepada lembaga sukarelawan dan pemerintah Kabul untuk memberi bantuan kepada para korban banjir dan keluarganya.
Pada tahun 2022 lalu, banjir bandang di wilayah bagian timur dan Afghanistan juga membuat ratusan orang meninggal dunia, bahkan ratusan rumah dan ternak ikut hanyut. Banjir juga disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi.
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan bahwa Afghanistan merupakan negara yang sangat rentan terhadap bencana alam. Di mana frekuensi dan intensitasnya semakin besar karena perubahan iklim global.
Sebagian besar korban meninggal dunia ada di provinsi tengah Maidan Wardak. Air mendadak naik ketika sebagian besar orang sedang tidur. Alat berat seperti eskavator dikerahkan untuk membantu memindahkan lumpur dan batu dari rumah yang hancur karena diterjang banjir bandang.
Selain rumah, banjir bandang juga membuat sejumlah kendaraan di jalan terguling dan rusak.
Disisi lain, Kementerian Penanggulangan Bencana Taliban juga mengungkapkan bahwa sejak awal tahun 2023, kurang lebih sebanyak 100.000 keluarga yang menjadi korban bencana alam di berbagai provinsi telah mendapatkan sejumlah bantuan. Adapun bantuan yang diberikan tersebut berupa makanan dan uang tunai.
Selama empat bulan terakhir, bencana alam telah menyebabkan sebanyak 214 orang meninggal dunia. Di dalamnya juga termasuk korban meninggal dunia akibat banjir bandang yang terjadi pada hari Minggu lalu.
Penulis: Tifa Fauziah
Editor: Alexander Haryanto