tirto.id - Serangan bom bunuh diri terjadi di luar kantor kementerian luar negeri Afghanistan di Kabul. Pihak yang bertanggung jawab atas serangan itu adalah Isis-K, cabang lokal dari kelompok Negara Islam.
Seperti diberitakan BBC hari ini, Kamis, 12 Januari 2023, polisi mengatakan, sedikitnya lima orang warga sipil tewas akibat serangan itu, sedangkan seorang pejabat Taliban menyebut, jumlah korban bisa mencapai 20 orang.
Polisi Kabul mengutuk serangan itu sebagai tindakan pengecut dan berjanji akan meminta para pelaku bertanggungjawab.
Isis-K mengatakan di Telegram bahwa ledakan itu menewaskan sedikitnya 20 orang. Kelompok itu juga mengatakan "beberapa karyawan 'diplomatik'" termasuk menjadi korban tewas, tetapi klaim itu tidak bisa diverifikasi secara independen oleh BBC.
Kronologi Bom Bunuh Diri di Kantor Kemenlu Afghanistan
Taliban—kelompok yang berkuasa di Afghanistan—mengatakan, serangan bom bunuh diri itu terjadi hari Rabu sekitar pukul 16.00 waktu setempat, tetapi gagal memasuki gedung kementerian itu.
"Saya melihat pria itu meledakkan dirinya," kata Jamshed Karimi, seorang pengemudi yang sedang menunggu di luar kementerian.
Kepada AFP, Karimi mengaku melihat seorang pria memegang tas dengan senapan di bahunya dan berjalan melewatinya. "Dia melewati mobil saya dan setelah beberapa detik terdengar ledakan keras."
Meskipun bangunan kementerian itu tidak rusak parah, tetapi kaca jendela di kantor kementerian dalam negeri terdekat pecah.
Badan kemanusiaan Italia, LSM Darurat di Kabul mengatakan telah menerima lebih dari 40 orang terluka dan jumlah korban terus bertambah.
Al Jazeera menuliskan, berdasarkan foto-foto yang dikonfirmasi sumber resmi, sedikitnya sembilan orang terluka atau tewas. Mereka tergeletak di luar kementerian dan dirawat oleh petugas keamanan.
Juru bicara kepala polisi Kabul Khalid Zadran mengatakan tim keamanan telah dikerahkan ke lokasi. Dia menyebutkan jumlah korban tewas lima orang.
Namun demikian, Obaidullah Baheer, seorang dosen di American University of Afghanistan di Kabul, turut mempertanyakan perbedaan jumlah korban yang disebutkan pihak terkait.
“Kami telah melihat Taliban melakukan ini sebelumnya. Itu tidak membantu keamanan kota untuk menyangkal jumlah korban yang sebenarnya. Jadi, banyak pertanyaan, sedikit jawaban,” katanya kepada Al Jazeera.
Baheer menambahkan, lokasi ledakan berada di area dengan keamanan sangat tinggi. “Ada beberapa pos pemeriksaan. Anda harus memiliki dokumen khusus untuk mengakses jalan itu,” katanya.
Editor: Iswara N Raditya