Menuju konten utama

Sinopsis Novel Rumah Kaca Karya Pramoedya Ananta Toer

Sinopsis Rumah Kaca karya Pramoedya Ananta Toer berkisah tentang gerak gerik Minke yang terus diawasi pemerintah Kolonial Belanda.

Sinopsis Novel Rumah Kaca Karya Pramoedya Ananta Toer
Ilustrasi karya sastrawan Pramoedya Ananata Toer. FOTO/Istimewa

tirto.id - Novel Rumah Kaca merupakan novel keempat dari tetralogi novel Pulau Buru karya penulis ternama Indonesia, Pramoedya Ananta Toer. Tetralogi Pulau Buru merupakan rangkaian seri 4 novel yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer ketika ia diasingkan di Pulau Buru dari tahun 1965 hingga 1979.

Novel yang diterbitkan Penerbit Lentera Dipantara (1988) ini berisi 646 halaman pernah dilarang beredar olehpemerintah rezim Orde Baru. Novel Anak Semua Bangsa dan Jejak Langkah yang merupakan instalasi kedua dan ketiga dari Tetralogi Pulau Buru juga menjadi sasaran pelarangan oleh Kejaksaan Agung Indonesia setelah 1-2 bulan terbit. Pelarangan atas karya-karyanya ini didasari oleh tuduhan bahwa ia menyebarkan paham Marxisme-Leninisme dalam karya-karyanya.

Tentang Pramoedya Ananta Toer dan Tetralogi Buru

Pramoedya Ananta Toer merupakan penulis dan pengarang Indonesia yang lahir pada 2 Februari 1925. Penulis yang biasa dipanggil “Pram” tersebut meninggal pada 30 April 2006 di Blora, Jawa Tengah. Sepanjang karirnya sebagai penulis, Pram telah menghasilkan lebih dari 50 karya yang sebagian besar telah diterjemahkan ke lebih dari 41 bahasa asing.

Dalam Tetralogi Pulau Buru yang dimulai dengan novel berjudul Bumi Manusia, terbit pada 980, Pram menceritakan kisah berlatar zaman kolonial Belanda dari sudut pandang tokoh utama yang bernama Minke. Belakangan diketahui, Minke ini representasi dari tokoh pers Indonesia bernama Tirto Adhi Soerjo. Minke merupakan anak seorang Bupati yang mendapat kesempatan untuk mengenyam pendidikan ala Belanda.

Novel ini mendulang kesuskesan besar baik dari cetak maupun karya pengiringnya. Pada 2019 novel ini diadaptasi menjadi film dengan judul yang sama oleh sutradara Hanung Bramantyo. Film ini dibintangi oleh Iqbaal Ramadhan, Mawar Eva de Jongh, dan Sha Ine Febriyanti.

Sinopsis Rumah Kaca

Pada novel terakhir berjudul Rumah Kaca, sudut pandang tokoh utama berubah dari yang tadinya mengikuti tokoh Minke menjadi sudut pandang seorang polisi kolonial Belanda bernama Jacques Pangemanann yang bertugas untuk mengawasi Minke. Minke merupakan salah satu pejuang pergerakan nasional yang mendirikan sistem pengarsipan yang sistematis secara diam-diam atau melalui operasi mata-mata. Seolah Minke berada di "rumah kaca" yang gerak geriknya bisa dipantau orang dari luar.

Jacques Pangemanann sendiri merupakan seorang polisi berdarah Minahasa yang ditugaskan untuk mengawasi pergerakan Minke. Dalam buku ini diceritakan secara detail bagaimana Minke diawasi oleh kepolisian Hindia Belanda yang ditugaskan kepada Jacques. Sebagaimana seri Tetralogi Pulau Buru sebelumnya, dalam novel ini juga terdapat cuplikan dari kejadian sejarah yang terjadi di masa itu yaitu kasus pembunuhan seorang prostitusi kelas atas bernama Fientje de Fenicks atau Rientje de Roo.

Setelah melakukan pengawasan kepada Minke, akhirnya Minke pun ditangkap dan diasingkan ke pulau terpencil di Maluku Utara. Meski Jacques harus melaksanakan tugasnya dengan menangkap Minke. Ia sadar bahwa musuh sebenarnya bukanlah Minke dan pengikutnya, tetapi dinamika sosial yang tengah bangkit saat itu.

Novel ini mendapat rating 4.3/5.0 dari 3.904 ulasan dalam Goodreads. Novel ini bisa dibeli di toko buku terdekat atau dipinjam dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Ketersediaan untuk peminjaman buku novel Rumah Kaca di Perpustakaan Nasional.

Baca juga artikel terkait PRAMOEDYA ANANTA TOER atau tulisan lainnya dari Muhammad Iqbal Iskandar

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Muhammad Iqbal Iskandar
Editor: Iswara N Raditya