Menuju konten utama

Siapkan Pengganti Proton, Kenapa Malaysia Rajin Bikin Mobnas?

Malaysia siap mengembangkan produk mobil nasional (mobnas) terbaru penerus Proton dan Perodua. Bagaimana kansnya?

Siapkan Pengganti Proton, Kenapa Malaysia Rajin Bikin Mobnas?
Ilustrasi pabrik mobil. Getty Images/Istockphoto

tirto.id - Pada Kamis, 4 Oktober 2018, Pemerintah Malaysia mengumumkan segera memulai proyek mobil nasional (mobnas) jilid tiga—setelah era Proton dan Perodua. Di bawah payung new national car project (NNCP), tim insinyur membuat formulasi mobil lokal Malaysia yang lebih modern namun tetap berharga “miring”. Kehadiran NNCP tak terpisahkan dari naiknya Mahathir Mohamad ke kursi perdana menteri Malaysia.

Datuk Mohdd Yusoff Sulaiman, CEO Malaysian Industry-Government for High Technology (MIGHT)—lembaga pengembangan teknologi di bawah Departemen Perdana Menteri Malaysia, mengatakan, mobil nasional terbaru ini akan disesuaikan dengan perkembangan teknologi kendaraan saat ini. Ia menegaskan kualitas fitur keselamatan dan kenyamanan menjadi prioritas NNCP, serta dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan.

Tidak kalah penting mobil nasional terbaru harus dijual dengan harga terjangkau. Untuk memenuhi target tersebut, Pemerintah Malaysia akan mengoptimalisasi bahan baku komponen lokal, serta menggandeng perusahaan dalam negeri agar bisa menekan ongkos produksi.

“Kami memiliki sejumlah perusahaan yang dapat menguasai teknologi (kendaraan modern), kami punya bahan baku, dan kami punya pengalaman,” klaim Yusoff Sulaiman, dikutip Paultan.

Dua perusahaan lokal, SilTerra yang punya spesialisasi di ranah manufaktur barang semi-konduktor dan Composite Technology Research Malaysian (CTRM), perusahaan manufaktur komponen otomotif dan rel kereta api menjadi kandidat kuat sebagai firma yang ditunjuk terlibat dalam produksi mobnas Malaysia jilid ketiga ini.

“Kami sekarang sedang memilih dua sampai tiga perusahaan mitra untuk terlibat dalam proyek ini, termasuk SilTerra dan CTRM, diharapkan keputusannya sudah ada akhir tahun ini,” kata Menteri Pengembangan Pengusaha Mohd Redzuan Yusoff.

Pemerintah Malaysia sudah membaca adanya pergeseran tren konsumen kendaraan roda empat dunia, di mana saat ini masyarakat, khususnya generasi muda sangat melek dengan teknologi. Mereka mengidamkan mobil yang bisa berjalan secara otomatis, dapat membaca situasi lalu lintas, dan semakin aman ditumpangi.

“Di masa depan, mobil akan terhubung dengan setiap hal di lingkungan. Mobil bisa berbicara dengan bangunan, mampu membaca rambu lalu lintas, dapat berhubungan antara satu mobil dengan mobil lainnya,” sebut Yusoff Sulaiman.

Kendaraan Ramah Lingkungan

Konsep mobil NNCP belum dipublikasikan oleh Pemerintah Malaysia. Yusoff Sulaiman hanya memberikan sedikit bocoran ihwal adik dari Proton dan Perodua itu dibangun dari platform modular atau secara sederhana disebut konstruksi universal. Platform modular memungkinkan satu konstruksi sasis diterjemahkan ke dalam bentuk sedan, multi purpose vehicle (MPV), atau sport utility vehicle (SUV).

Platform modular sudah diterapkan oleh Toyota melalui wujud Toyota New Global Architecture (TNGA). Dari satu konstruksi TNGA bisa dibuat beberapa jenis produk, seperti TNGA “segmen C” digunakan untuk membangun mobil Toyota Prius, C-HR, dan Corolla. Sementara Toyota Camry, Avalon, dan Highlander ditopang fondasi TNGA “segmen D”.

Keuntungan dari penggunaan platform modular, sudah tentu ongkos riset dan pengembangan produk menjadi lebih murah. Biaya besar digelontorkan di awal untuk membuat formulasi konstruksi yang paling solid untuk berbagai model mobil. Setelah pengerjaan fondasi rampung, manufaktur bisa membuat sebanyak mungkin model bodi. Walhasil pabrikan dapat menjangkau lebih banyak segmentasi pasar dari satu jenis platform.

“Di segmen mana mobil baru ini akan ditempatkan masih belum ditentukan. Tapi mobil itu akan dibuat dari platform modular, jadi tidak ada masalah untuk diterapkan dalam model sedan, SUV, atau MPV,” ujar Yusoff Sulaiman.

Jantung tenaga dari mobil lokal Malaysia itu kemungkinan besar menggunakan tipe plug-in hybrid (PHEV) agar lebih ramah lingkungan. Keberadaan mobil ramah lingkungan diharapkan bisa menekan angka emisi karbon hingga 310.000 ton dalam 10 tahun.

Model purwarupa dari NNCP targetnya bisa dirilis awal 2019 mendatang. Selanjutnya, dalam timeline proyek itu dipatok kegiatan produksi berlangsung mulai 2020. Rentang waktu tersebut relatif cukup singkat untuk pengembangan produk mobil. Namun, dengan penuh percaya diri Yusoff Sulaiman menyatakan timnya mampu menyelesaikan misi tepat waktu.

“Jika kami mengikuti cara membuat mobil tradisional, memang, dua tahun terlalu singkat. Tapi kami mengupayakan cara-cara disruptif pengembangan dan pemasaran,” kata Yusoff Sulaiman.

Infografik Proyek Mobil Nasional malaysia

Pro dan Kontra Ide Mobnas

Gagasan mobnas ketiga ini menuai pro dan kontra di kalangan publik Malaysia. Pemerintah dianggap mengingkari komitmennya untuk mengurangi utang negara yang sudah mencapai 330 miliar dolar AS. Proyek mobil dalam negeri ini dianggap menyedot anggaran negara yang seharusnya dialokasikan buat pembangunan sarana transportasi umum, seperti MRT, LRT, dan kereta.

Mahathir dan para pembantunya berkilah, kelahiran mobil nasional yang baru akan memberikan gairah positif untuk industri manufaktur dalam negeri. Skema pemerintah mencatat, dalam 10 tahun bisnis mobil nasional bakal memunculkan 175 ribu tenaga kerja terampil, lebih dari 500 perusahaan pemasok komponen, serta lebih dari 100 unit usaha baru. Perusahaan otomotif nasional pun strategis untuk dijadikan magnet penyedot investor asing.

Namun, orang-orang Malaysia kadung ragu dengan kelangsungan bisnis mobnas Malaysia. Berkaca dari Proton yang popularitasnya terjun bebas dalam beberapa tahun ke belakang, mobnas Malaysia rentan tersenggol ekspansi bisnis dari perusahaan otomotif asing seperti Jepang..

Proton pun kini sudah tidak lagi murni punya Malaysia, karena sejak 2017, perusahaan otomotif Tiongkok Zheejiang Geely Holding Group (Geely) membeli 49,9 persen saham Proton. Perodua yang dilabeli perusahaan nasional pun 32 persen sahamnya sudah dikuasai Daihatsu Motor Corporation. Perodua seolah hanya menjadi tameng Daihatsu untuk berjualan di Malaysia.

Belum banyak yang bisa dilakukan Pemerintah Malaysia agar terhindar dari berbagai tudingan miring tentang mobnas jilid tiga. Mereka hanya bisa menjanjikan, akan belajar dari kesalahan-kesalahan saat mengurus Proton. Apakah NNCP akan mengulang nasib yang sama seperti kakak-kakaknya?

Baca juga artikel terkait OTOMOTIF MOBIL atau tulisan lainnya dari Yudistira Perdana Imandiar

tirto.id - Otomotif
Penulis: Yudistira Perdana Imandiar
Editor: Suhendra