tirto.id - Suasana sepi langsung terasa di dealer sekaligus kantor pusat PT Proton Edar Indonesia—agen pemegang merek (APM) mobil Proton di Indonesia, yang berlokasi di Jalan Sultan Iskandar Muda No.89, Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan. Logo Proton masih terpampang di atas bangunan gedung tersebut, tapi di pintu masuk gedung terpasang banner bertuliskan “Disewakan”.
Hanya ada dua orang penjaga di halaman gedung yang temboknya mulai usang. Salah satu penjaga mengatakan, gedung itu kini tidak lagi ditempati oleh Proton Indonesia. Ia menunjuk secarik kertas yang menempel di kaca pos satpam. Di situ tertulis, dealer dan bengkel resmi Proton Edar sudah tutup sejak Juni 2018 dan pindah ke Jalan Meruya Ilir, Jakarta Barat.
Informasi tersebut menuntun Tirto menelusuri keberadaan dealer Proton yang baru. Namun, menemukan gerai servis dan penjualan Proton Indonesia tak mudah. Ruangan pelayanan dan bengkel Proton bertempat terpencil di area belakang dealer mobil bekas.
Berbeda seperti bengkel resmi yang umumnya hiruk pikuk, di sana keadaannya sangat lengang. Bahkan tak ada satupun orang di front office. Seorang service advisor bengkel bernama Budi masuk bersama konsumen yang hendak membeli suku cadang. Ia mengatakan, dealer di Pondok Indah memang tutup karena kontrak gedung telah habis dan tidak diperpanjang.
“Bengkel resmi dan dealer Proton pindah ke sini (Meruya). Sekarang yang dijual tinggal Proton Saga dan Persona. Exora sudah tidak ada lagi.” jelas Budi kepada Tirto (28/8/2018).
Kepindahan dealer dan kantor pusat Proton yang baru, juga sempat disampaikan Head of Marketing PT Proton Edar Indonesia Rully Septiadi, merupakan imbas dari reformasi manajemen Proton setelah bermitra dengan Geely. “Kita sedang dalam masa transisi sejak dipegang Geely, dimulai tahun ini (2018) di Indonesia, secara global MoU di Malaysia Juni tahun lalu. Makanya bukan secara fisik saja dirombak, secara manajemen internal juga. Jaringan dealer Proton masih ada di Depok, Jatinegara, dan Meruya dalam proses,” kata Rully seperti dikutip Vivabulan Juli lalu.
Bisnis Proton
Aktivitas bisnis Proton di Indonesia seakan sedang menuju masa senjakala. Dalam lima tahun terakhir angka distribusi unit dari pabrik ke dealer (wholesales) merosot signifikan.
Warsa 2013, Proton Indonesia masih bisa mendistribusikan 1.088 unit mobil ke para konsumen. Setahun berselang jumlah unit terkirim turun signifikan menjadi 523. Di 2015 angka pengiriman semakin turun ke level 220 unit.
Jumlah penjualan mobil Proton Indonesia kemudian sempat naik menjadi 589 unit pada 2016, salah satu pendorongnya yakni diskon harga besar-besaran untuk semua line-up produk. Namun, upaya tersebut tidak efektif menyelamatkan napas mobil nasional Malaysia itu, karena setahun berselang volume distribusi unit menukik tajam, menjadi 22 unit saja.
Pabrikan mobil berlogo wajah harimau tersebut pun mengendurkan aktivitas promosi. Proton bahkan sudah tidak pernah nongol di eksibisi otomotif, setelah terakhir kali berpartisipasi di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) pada 2010.
Kesulitan mencari suku cadang orisinal pun dikeluhkan beberapa pengguna. Salman Farouk Al Hakim, salah seorang pengguna mobil Proton mengatakan, kelangkaan disebabkan oleh minimnya distributor yang memiliki stok suku cadang orisinal Proton.
"Langkanya spare part ditemukan hanya akhir-akhir ini. Kurang lebih tiga tahun ke belakang. (masalahnya) manajemen distributor Proton yang kurang baik sekarang. Mereka tidak mau stok part," jelas Salman yang menggunakan Proton Gen 2 Persona saat dihubungi Tirto.
"Solusi (dari) saya adalah gabung sama komunitas Proton, karena rata-rata kita punya link dengan part centre di Jakarta dan Malaysia," kata salah satu anggota pendiri komunitas Persona & Neo Owners Club (PNOC) yang kini berprofesi sebagai Marketing Manager Motul Indonesia.
Di Indonesia geliat bisnis Proton memang salah satu yang lemah dari sekian merek mobil di pasar Indonesia. Namun, di Malaysia, Proton masih bertahan sebagai pabrikan mobil dengan penjualan teratas. Pada 2017, berdasarkan data yang dilansirPaultan, Proton masih menjadi pabrikan dengan penjualan terbanyak ketiga di bawah Perodua dan Honda dengan volume 70.991 unit. Setahun sebelumnya, Proton berhasil menjual 72.290 unit mobil. Pada pada masa jayanya, pada tahun 1993, Proton mampu menguasai 74 persen pangsa pasar mobil baru di Malaysia yang per tahunnya kini sekitar 500 ribu unit.
Proton merupakan salah satu kebanggaan warga Malaysia. Perdana Menteri Mahathir Muhammad turun langsung dalam pengembangan bisnis Proton sejak tahun 1983 sampai masa jabatannya berakhir di 2003. Identitas Proton sebagai mobil nasional Malaysia kini perlahan luntur. Kenapa?
Proton sudah disusupi DNA Tiongkok. Mencuplik Reuters, Pada medio 2017 silam, raksasa otomotif Negeri Tirai Bambu, Zhejian Geely Holding Group (Geely) sudah membeli 49,5 persen saham perusahaan Proton.
Melalui kerja sama itu, Proton memiliki akses untuk memasarkan produknya di Tiongkok. Selain itu, pabrikan mobil yang kelahirannya dibidani oleh Mahathir Muhammad tersebut dapat menyerap teknologi dari Volvo—pabrikan mobil asal Swedia yang kepemilikan sahamnya sudah dikuasai oleh Geely.
Bergabungnya Proton ke dalam gurita bisnis, membuat amunisi Geely untuk penetrasi lebih luas ke pasar otomotif global semakin lengkap. Volvo diproyeksi sebagai merek premium, Geely mengisi celah di kategori menengah, dan Proton meluncur ke level menengah bawah.
Diwartakan Paultan, Proton bakal memproduksi sport utility vehicle (SUV), berbagi platform dengan Geely Boyue model terbaru. Mobil yang pada awal Agustus lalu diuji oleh Mahathir Muhammad itu menggunakan mesin bensin 1.8 liter turbocharged dengan tenaga maksimal 181 dk dan torsi puncak 285 Nm.
Hubungan mutualisme tersebut turut membuka pintu buat Geely mengembangkan ekspansinya ke ASEAN. Melansir Reuters, Geely hendak menyusuri langkah yang sama dengan SAIC Motor Corp LTD.i—induk perusahaan Wuling Motors, dan Dongfeng Motor Group Co. LTD.—induk perusahaan DFSK, yang sudah lebih dulu mengucurkan investasi deras ke negara ASEAN, termasuk Indonesia.
“Target kami memproduksi 3 juta kendaraan (per tahun) pada 2020,” ujar Kepala Bagian Keuangan dan Wakil Presiden Geely Daniel Donghui Li dikutip Reuters. “Kami akan punya potensi (menjual) setengah juta mobil di Malaysia dan ASEAN melalui kerja sama dengan Proton,” sebut Daniel.
Masuknya Geely di induk usaha Proton, bisa memunculkan dua potensi, Proton akan dibesarkan di pasar Indonesia, atau disuntik mati saat penjualan mereka di Indonesia menghadapi senjakala.
Editor: Suhendra