Menuju konten utama

Sejarah Hari Kesehatan Nasional dan Latar Belakang Peringatannya

Berikut ini akan diulas secara singkat mengenai sejarah Hari Kesehatan Nasional setiap tanggal 12 November dan latar belakang peringatannya.

Sejarah Hari Kesehatan Nasional dan Latar Belakang Peringatannya
Ilustrasi Hari Kesehatan. foto/istockphoto

tirto.id - Hari Kesehatan Nasional adalah perayaan penting dalam kalender kesehatan Indonesia. Peringatan ini menjadi momentum untuk mengenang perjuangan dalam memajukan kesehatan masyarakat.

Diperingati setiap tahun, Hari Kesehatan Nasional (HKN) menjadi ajang edukasi dan kesadaran akan pentingnya kesehatan serta upaya pencegahan penyakit. Lantas, kapan hari kesehatan nasional?

Peringatan Hari Kesehatan Nasional memiliki akar sejarah yang kuat, dimulai dari upaya pembasmian penyakit malaria pada tahun 1959.

Kebijakan pemberantasan malaria menjadi tonggak berdirinya peringatan HKN, ditandai dengan peristiwa penyemprotan DDT oleh Presiden Soekarno pada tanggal 12 November 1959 di desa Kalasan, Yogyakarta.

Sejak saat itu, setiap tanggal 12 November diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional. Peringatan ini bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga sebagai panggilan untuk meningkatkan kesadaran dan aksi nyata dalam menjaga kesehatan masyarakat.

Pada dasarnya, HKN menjadi momen untuk merefleksikan perjalanan pembangunan kesehatan di Indonesia, serta sebagai tonggak untuk menggerakkan berbagai kegiatan dan program demi kesehatan masyarakat yang lebih baik.

Sejarah Hari Kesehatan Nasional

Hari Kesehatan Nasional atau HKN diperingati setiap tanggal 12 November. Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tanggal tersebut bertepatan dengan peristiwa penting dalam sejarah kesehatan Indonesia.

Sejarah hari itu terkait erat dengan upaya pemberantasan malaria di Indonesia. Pada saat itu, malaria merupakan salah satu penyakit yang sangat mengancam, menyebabkan ribuan kematian.

Pemerintahan Soekarno pada masa itu membentuk Dinas Pembasmian Malaria pada tahun 1959 yang kemudian berubah menjadi Komando Operasi Pembasmian Malaria (KOPEM) pada Januari 1963.

Pemberantasan malaria melibatkan penyemprotan rumah-rumah di beberapa wilayah, menggunakan obat baru yang disebut DDT.

Hari Kesehatan Nasional pertama kali oleh Presiden Siapa?

Presiden Soekarno secara simbolis melakukan penyemprotan DDT pertama kali pada tanggal 12 November 1959.

Hal ini pulalah yang menjawab pertanyaan Hari Kesehatan Nasional pertama kali dilakukan oleh presiden siapa.

Lima tahun kemudian, hasil dari upaya tersebut berhasil memberikan perlindungan kepada sekitar 63 juta penduduk dari penyakit malaria.

Dari keberhasilan tersebut kemudian tanggal 12 November 1964 diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional yang pertama. Sejak itu, Hari Kesehatan Nasional diperingati setiap tanggal 12 November sebagai momentum untuk meningkatkan kesadaran dan upaya dalam pembangunan kesehatan masyarakat.

Sejarah perkembangan kesehatan Indonesia setelah itu mencakup berbagai program, mulai dari upaya pemberantasan penyakit menular seperti cacar hingga pembangunan kesehatan masyarakat desa, promosi kesehatan, program keluarga berencana, hingga peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif dan berkualitas.

Kegiatan Hari Kesehatan Nasional

Pada Hari Kesehatan Nasional (HKN), kegiatan yang dapat dilakukan sangat bervariasi tergantung pada tema yang diangkat. Umumnya, HKN menjadi momentum untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesehatan dan pencegahan penyakit.

Akan tetapi, tujuan peringatan HKN tidak hanya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan melainkan juga mendorong tindakan nyata untuk memperbaiki kondisi kesehatan masyarakat.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini beberapa kegiatan yang umum dilakukan dalam peringatan HKN

1. Penyuluhan kesehatan

Penyuluhan kesehatan ini dapat dilakukan dengan penyelenggaraan seminar, lokakarya, atau kegiatan penyuluhan tentang berbagai masalah kesehatan yang relevan seperti pola makan sehat, olahraga teratur, pencegahan penyakit menular, pentingnya vaksinasi atau tentang kesehatan mental.

Penyuluhan ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

2. Pemeriksaan kesehatan gratis

Fasilitas kesehatan seringkali memberikan layanan pemeriksaan gratis atau dengan biaya yang terjangkau.

Pemeriksaan kesehatan ini bisa mencakup pemeriksaan kesehatan umum, pengecekan tekanan darah, gula darah, atau tes kesehatan spesifik sesuai dengan tema HKN.

3. Kampanye kesehatan masyarakat

Kampanye kesehatan masyarakat untuk memberikan edukasi pada masyarakat mengenai pentingnya gaya hidup sehat dapat dilakukan melalui media sosial, poster, atau brosur.

Kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pada momentum HKN ini juga dapat dilakukan dengan menggelar acara-acara publik.

4. Acara olahraga

Penyelenggaraan acara olahraga pada peringatan HKN bertujuan untuk mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam olahraga untuk menekankan pentingnya aktivitas fisik dalam menjaga kesehatan.

5. Penggalangan dana atau donasi

Penggalangan dana atau donasi saat momen HKN dapat dilakukan untuk mendukung penyuluhan, pemeriksaan kesehatan gratis, atau membantu masyarakat yang membutuhkan akses ke layanan kesehatan.

6. Diskusi panel atau talkshow

Diskusi panel atau talkshow dalam peringatan HKN dapat dilakukan dengan mendatangkan para ahli kesehatan untuk memberikan wawasan, solusi, dan jawaban terkait isu-isu kesehatan terkini. Hal ini akan memberi ruang yang lebih luas pada masyarakat untuk memahami isu kesehatan.

7. Kegiatan komunitas

Peringatan HKN juga dapat dilakukan dengan menggerakkan komunitas lokal untuk melakukan kegiatan sehat bersama seperti gotong-royong membersihkan lingkungan, kegiatan tanam pohon, atau kegiatan yang berfokus pada kebersihan.

Dengan cara ini komunitas menjadi semakin solid serta memiliki pemahaman yang lebih mendalam mengenai kesehatan.

Baca juga artikel terkait SEJARAH HARI KESEHATAN NASIONAL atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Dhita Koesno