Menuju konten utama

Sejarah Boxing Day: Tak Melulu Soal Bola & Liga Inggris

Sejarah Boxing Day pada mulanya bukan dalam konteks sepak bola, termasuk Liga Inggris.

Sejarah Boxing Day: Tak Melulu Soal Bola & Liga Inggris
Trent Alexander-Arnold (kiri) dan Kevin De Bruyne (kanan) dalam pertandingan Manchester City vs Liverpool di Etihad Stadium, Manchester. REUTERS/Phil Noble

tirto.id - Orang umumnya mengaitkan Boxing Day yang digelar setiap tanggal 26 Desember dengan sepak bola, khususnya Liga Inggris termasuk Premier League. Namun, menurut sejarah, istilah Boxing Day pada mulanya justru bukan dalam konteks khusus, misalnya olahraga atau sepak bola.

Boxing Day dipercaya sudah ada sejak Ratu Victoria (1837-1901) memimpin Kerajaan Inggris. Awalnya, tradisi ini hanya berlaku di Britania Raya dan negara-negara (bekas) koloninya, semisal Kanada, Hong Kong, Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, dan lainnya, namun pada akhirnya juga diperingati di negara-negara lain.

Boxing Day sejatinya istilah umum yang digunakan di Britania Raya dan negara-negara koloninya. Boleh dibilang, Boxing Day adalah hari di mana orang-orang bergembira dalam rangka merayakan Natal, termasuk, dalam arti harfiahnya, “membuka kado-kado indah yang menjadi tradisi dalam setiap perayaan Natal.”

Peter Parley dalam buku berjudul Tales About Christmas (1838) mengungkapkan asal-usul penamaan Boxing Day. Menurut Parley, Boxing Day merupakan hari yang diperingati sehari setelah hari perayaan Natal, yakni tanggal 26 Desember.

Di hari itu, lanjut Parley dalam bukunya, majikan atau bos perusahaan memberikan hadiah kepada para pekerjanya atau kaum pekerja termasuk buruh. Pemberian hadiah itu dimaksudkan agar semua orang bisa menikmati perayaan Natal dengan gembira.

Spirit awal Boxing Day itu ternyata masih terasa hingga saat ini. Sejak beberapa tahun lalu, selalu beredar petisi yang meminta toko-toko tutup selama periode liburan Natal, termasuk tanggal 26 Desember.

Bahkan, pada November 2016, petisi online di Change.org yang digagas Ian Lapworth terkait hal ini sudah ditandatangani oleh ratusan ribu orang. Lapworth berpendapat bahwa libur Natal mestinya dihormati oleh para pemilik toko sehingga kaum pekerja punya waktu berkumpul bersama keluarga seperti halnya orang lain.

Kini, Boxing Day terlanjur lekat dengan sepak bola, khususnya Liga Inggris. Di saat kompetisi di berbagai negara lain menikmati libur panjang pada hari-hari pergantian tahun, tidak demikian halnya Liga Inggris, termasuk Premier League dan Championship.

Laga-laga di Liga Inggris tetap digelar pada 26 Desember yang membuat kompetisi ini semakin padat dan nyaris tidak memiliki waktu istirahat. Pertandingan dalam momen Boxing Day pertama digelar pada 1860.

Kala itu, FA selaku federasi sepakbola Inggris, sengaja menggelar laga dalam suasana Natal agar warga tidak liburan jauh-jauh dan cukup pergi ke stadion bersama seluruh anggota keluarga.

Boxing Day sekarang tampaknya sudah menjadi bagian penting dalam jejaring industri sepak bola di Britania. Boxing Day sebenarnya sempat diprotes sejumlah kalangan. Namun, lantaran sudah menjadi tradisi dan, tentu saja, dengan pertimbangan bisnis, momen ini tetap saja dilestarikan hingga saat ini.

Baca juga artikel terkait LIGA INGGRIS atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Olahraga
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Agung DH