Menuju konten utama

Satgas HIV IDAI: Semoga dalam Waktu Dekat Ada Vaksin HIV

Adanya pandemi COVID-19 di dunia,membuat banyak sekali terobosan dalam pembuatan vaksin, termasuk salah satu bidang yang banyak diuntungkan adalah HIV.

Satgas HIV IDAI: Semoga dalam Waktu Dekat Ada Vaksin HIV
Ilustrasi HIV. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Satuan Tugas (Satgas) HIV Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) berharap vaksin Human Immunodeficiency Virus (HIV) dapat hadir di dunia dalam waktu dekat. Karena sejauh ini, belum ada vaksin HIV yang beredar di kancah internasional.

Hal ini menanggapi berita Forbes yang melaporkan dalam diskusi pada Konferensi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) Internasional ke-24, di mana memberikan harapan terkait akan hadirnya vaksin HIV di dunia. Konferensi AIDS kali ini digelar pada 29 Juli-2 Agustus 2022 di Montreal, Kanada.

“Jadi dengan kemajuan teknologi, kita sudah banyak sekali kemajuan di bidang HIV dan mudah-mudahan dalam waktu dekat ada vaksin ini. Kita lihat saja, apakah vaksinnya hanya diberikan pada penderita yang sudah terinfeksi atau untuk pencegahan,” ucap Ketua Satuan Tugas (Satgas) HIV Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Endah Citraresmi dalam media group interview bertajuk “HIV pada Anak”, via Zoom pada Jumat (2/9/2022).

Menurut dia, dengan adanya pandemi COVID-19 di dunia, terdapat banyak sekali terobosan dalam pembuatan vaksin. Termasuk salah satunya bidang yang banyak diuntungkan adalah HIV.

“Tetapi, kita masih menunggu. Karena yang namanya vaksin itu kan harus ada uji cobanya. Dan uji cobanya bukan dalam waktu yang singkat,” kata Endah.

Oleh karena itu, dia menyebut bahwa sampai saat ini semua orang belum bisa mendapatkan vaksin HIV. “Tapi mudah-mudahan, karena namanya kemajuan teknologi itu bisa banget,” sambung Endah.

Dia menuturkan, dahulu jika seseorang terdiagnosis HIV, itu sudah “divonis mati”. Karena saat itu belum banyak obat yang tersedia. “Tapi sekarang yang namanya HIV itu sudah bukan lagi penyakit yang mematikan, tapi penyakit kronis,” ujar Endah.

Kemudian dia menambahkan, jika seorang ibu bisa mendeteksi dini HIV, anaknya akan tumbuh kembang dan sehat. Sedangkan bagi orang dewasa jika dapat mendeteksi dini HIV, maka akan tetap dapat bekerja.

“Enggak ada masalah, hanya dengan meminum obat yang satu butir sekali sehari,” tutur Endah.

Menukil dari kantor berita Forbes pada 16 Agustus 2022, hampir 40 tahun penelitian belum ada vaksin untuk memerangi HIV/AIDS. Namun, diskusi baru-baru ini pada Konferensi AIDS Internasional ke-24 di Montreal, Kanada memberikan harapan bahwa situasi itu mungkin berubah atau vaksin HIV akan hadir di dunia.

HIV/AIDS dan COVID-19 berbeda dalam banyak hal. HIV dan SARS-CoV-2 (COVID-19) adalah virus berbeda yang ditularkan dengan cara berbeda dan menyebabkan penyakit yang sangat berbeda. Selain itu, perbedaan struktural dan biologis antara kedua virus ini telah memengaruhi kemampuan untuk mengembangkan vaksin yang efektif.

Masih menukil Forbes, Dr. Haynes dari Human Vaccine Institute di Duke University pada AIDS 2022 mencatat bahwa pendekatan pengembangan vaksin tradisional umumnya menggunakan protein untuk merangsang sistem kekebalan, lambat, dan mahal.

Namun, vaksin COVID-19 Moderna dan Pfizer-BioNTech menggunakan platform messenger RNA (mRNA). Pendekatan ini memiliki beberapa manfaat dibandingkan proses pengembangan vaksin yang lebih tradisional.

“Tetapi perjuangan selama 40 tahun telah menguntungkan bidang vaksin dalam banyak hal. Sekarang, mungkin, pelajaran dari COVID-19 akan berdampak pada pengembangan vaksin HIV,” pungkas dia.

Baca juga artikel terkait HIV AIDS atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri