Menuju konten utama

SafePrep Sticker: Solusi Meal Preparation Tak Sesuai Standar

SafePrep Sticker bukan hanya alat bantu visual, tetapi mekanisme preventif yang efektif mengurangi risiko kesehatan akibat meal prep tidak sesuai standar.

SafePrep Sticker: Solusi Meal Preparation Tak Sesuai Standar
Header Perspektif Luluk mariyani. tirto.id/Parkodi

tirto.id - Pangan sangat fundamental bagi keberlangsungan hidup manusia. Setiap individu bergantung pada akses makanan yang cukup, bergizi, dan aman untuk mendukung aktivitas sehari-hari. Ketahanan pangan menjadi tolak ukur dalam menilai kualitas hidup masyarakat. Ketahanan pangan tidak hanya mengacu pada ketersediaan makanan, tetapi juga kualitas dan keamanannya.

Data Food and Agriculture Organization (FAO) tahun 2022 mengungkapkan bahwa sekira 931 juta ton makanan terbuang setiap tahun, dan Indonesia termasuk negara dengan tingkat pemborosan makanan tertinggi. Di sisi lain, ketika tantangan modern seperti kesibukan, mobilitas tinggi, dan tekanan ekonomi meningkat, masyarakat terdorong mencari solusi untuk memenuhi kebutuhan makan secara efisien. Salah satu bentuk adaptasi dari dua permasalahan tersebut adalah meal preparation atau meal prep.

Meal prep menjadi pilihan yang memberi kemudahan dalam urusan menyiapkan makanan harian, selain menghemat waktu dan biaya. Meal prep dilakukan dengan menyiapkan bahan makanan dalam jumlah banyak untuk disimpan dan dikonsumsi. Umumnya, meal prep harian dilakukan secara instan dengan mengandalkan lemari es dan wadah plastik sebagai media penyimpanan.

Gaya Hidup Baru Diintai Risiko Tinggi

Meski terlihat praktis, tanpa panduan yang tepat, praktik meal prep justru berisiko tinggi. Ketidaktahuan mengenai batas waktu penyimpanan yang aman dan rendahnya pemahaman masyarakat terhadap jenis wadah yang sesuai standar keamanan pangan membuat meal prep rawan menimbulkan masalah kesehatan. Situasi ini diperburuk oleh konten media sosial yang menyebarkan praktik meal prep tanpa edukasi keamanan pangan.

Tren meal prep di media sosial muncul sebagai gaya hidup baru. Masyarakat melihatnya sebagai cara hemat waktu, biaya, dan menghindari makanan cepat saji. Di TikTok, tagar #mealprep mencapai lebih dari 10 miliar tayangan hingga awal 2024, menunjukkan betapa masifnya tren ini menjalar secara global. Fenomena viralnya meal prep di platform seperti TikTok dan Instagram mendorong jutaan pengguna mengikuti pola ini tanpa mempertimbangkan risiko kesehatan.

Masifnya tren ini tidak diiringi edukasi publik mengenai prinsip dasar keamanan pangan, dan membawa risiko baru yang belum disadari banyak pihak. Alasannya, konten meal prep yang viral lebih menonjolkan aspek estetika dan keteraturan menu tanpa mencantumkan informasi mengenai batas waktu konsumsi atau standar wadah yang aman.

Pada 2023, laman foodSafety.gov menyebutkan bahwa bahan makanan daging ayam matang dapat disimpan dalam kulkas bersuhu 4°C selama tiga hingga empat hari sebelum mengalami peningkatan koloni bakteri. Daging mentah aman disimpan selama satu hingga dua hari pada suhu yang sama. Sayuran dapat bertahan lebih lama tergantung jenisnya, tetapi umumnya aman disimpan selama tiga hingga empat hari. Dalam praktik meal prep, makanan sering disimpan dalam kurun waktu seminggu atau lebih, meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri seperti Salmonella atau E. coli.

Selain durasi, jenis wadah penyimpanan juga krusial. Wadah plastik yang tidak memenuhi standar keamanan pangan dapat melepaskan zat kimia berbahaya ke dalam makanan, misalnya Bisphenol-A (BPA). Menurut National Institute of Environmental Health Sciences (2022), BPA adalah zat kimia yang umum ditemukan pada plastik dan dapat mengganggu kesehatan reproduksi serta perkembangan otak. Ketika meal prep dilakukan tanpa pemahaman memadai, yang terjadi bukan efisiensi, melainkan potensi bencana kesehatan yang sistematis.

Edukasi yang Ada Kurang Berdampak

Saat ini, berbagai upaya meningkatkan keamanan pangan terkait tren meal prep marak berlangsung di masyarakat. Salah satu langkah yang diambil adalah penyebaran informasi melalui media sosial oleh organisasi kesehatan dan ahli gizi. Mereka memberikan panduan tentang batas waktu penyimpanan makanan dan penggunaan wadah aman sesuai standar Food and Drug Administration (FDA) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Langkah tersebut bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar praktik meal prep tidak menimbulkan risiko. Edukasi ini juga diharapkan memberikan rasa aman kepada masyarakat yang aktif melakukan meal prep.

Namun, penyebaran edukasi keamanan pangan melalui media sosial menunjukkan hasil tidak efektif dalam menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Hal ini terbukti dari survei Kementerian Kesehatan (2024) yang mengungkap bahwa hanya 35% masyarakat yang memahami benar batas aman penyimpanan makanan hasil meal prep. Ini menjadi indikator bahwa masih banyak masyarakat yang menerapkan meal prep secara sembarangan tanpa sadar risiko kesehatan yang menyertainya.

Upaya lainnya adalah dengan penyediaan wadah plastik food-grade oleh produsen lokal dan distributor peralatan rumah tangga. Namun, harga dan ketersediaan wadah yang aman menjadi kendala di banyak daerah, terutama daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar (3T).

Oleh karena itu, penggunaan wadah kotak plastik yang tidak sesuai standar di masyarakat masih tinggi. Hal ini memperparah risiko paparan zat kimia berbahaya seperti BPA dan mikroplastik yang berpotensi merusak kesehatan jangka panjang.

Perlu Diatasi

Risiko kesehatan akibat meal prep yang tidak sesuai standar perlu diatasi dengan mekanisme preventif. Tujuannya, mencegah keracunan makanan akibat jangka waktu penyimpanan. Paparan zat kimia berbahaya dari sumber bahan yang digunakan sebagai wadah penyimpanan perlu diperhatikan.

Dalam konteks itulah SafePrep Sticker hadir sebagai solusi sistem pelabelan visual yang memandu masyarakat dalam menyimpan makanan hasil meal prep dengan aman dan tepat. Sistem ini dirancang agar mudah dipahami dan diakses oleh berbagai masyarakat tanpa memerlukan teknologi canggih.

SafePrep Sticker berbentuk bundar dengan diameter tiga hingga empat sentimeter, menggunakan tiga warna utama untuk menunjukkan masa simpan makanan.

Warna hijau menandakan periode aman dengan masa simpan satu hingga dua hari, menandakan makanan segar dan layak dikonsumsi jika disimpan pada suhu 4°C. Warna kuning menandai periode waspada, yaitu hari ketiga hingga keempat, saat makanan mulai mendekati batas penyimpanan yang dianjurkan dan perlu diperiksa kualitasnya sebelum dikonsumsi. Warna merah mengindikasikan periode bahaya, yakni makanan yang telah disimpan selama lima hari atau lebih, sehingga risiko pertumbuhan bakteri patogen tinggi dan tidak dianjurkan untuk dikonsumsi.

Selain warna dan durasi, stiker ini memuat ikon suhu kulkas berupa termometer yang mengingatkan penyimpanan pada suhu ideal; simbol wadah plastik food-grade dan bebas BPA sebagai indikator jenis wadah aman; serta kode QR yang memberikan akses ke informasi digital lengkap mengenai teknik penyimpanan, jenis makanan, dan tips keamanan pangan.

Dengan informasi yang komprehensif dan visual yang mudah dipahami, SafePrep Sticker memudahkan pengguna mengenali status makanan mereka dan mengambil tindakan tepat untuk menjaga kesehatan.

Peran Berjenjang Melibatkan Banyak Pihak

Body artikel Bakti Djarum Foundation 4

Finalis Luluk mariyani saat melakukan presentasi di Essay Contest Beswan Djarum 2024/2025. FOTO/dok.Bakti Djarum Foundation

Implementasi SafePrep Sticker membutuhkan peran berbagai pihak yang bekerja secara berjenjang dan terintegrasi, dari tingkat pusat hingga masyarakat.

Di tingkat pusat, Kementerian Kesehatan RI berperan menetapkan regulasi dan standar teknis SafePrep Sticker melalui Direktorat Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Kemenkes juga bertanggung jawab melakukan sosialisasi dan kampanye nasional untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan penyimpanan makanan.

Selanjutnya, BPOM RI mengawasi proses produksi SafePrep Sticker agar sesuai standar bahan dan visual, serta mengembangkan modul edukasi yang dapat diakses oleh masyarakat. Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) menjadi mitra resmi yang memproduksi stiker massal dengan kualitas baik dan harga terjangkau, memastikan distribusi merata ke seluruh Indonesia, termasuk daerah terpencil.

Di tingkat daerah, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten bertugas mendistribusikan SafePrep Sticker ke fasilitas publik seperti Puskesmas, sekolah, pasar tradisional, hingga toko alat rumah tangga. Dinas juga menyelenggarakan pelatihan bagi tenaga kesehatan dan kader lapangan, khususnya kader Posyandu dan anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang sehari-hari terbiasa mendampingi dan mengedukasi masyarakat. Kader-kader juga membantu memberi pemahaman mengenai arti warna, simbol, dan informasi pada stiker serta memastikan penerapannya tepat di rumah tangga.

Selain kader, Karang Taruna juga dilibatkan untuk memperluas jangkauan edukasi, memantau penggunaan SafePrep Sticker, dan mengumpulkan umpan balik yang disampaikan ke Dinas Kesehatan.

Masyarakat rumah tangga, khususnya ibu-ibu, merupakan pengguna akhir yang memasang stiker pada wadah penyimpanan sesuai masa simpan makanan dan memantau kondisi makanan sebelum dikonsumsi. Mereka memberikan umpan balik kepada Karang Taruna mengenai kendala atau keberhasilan penggunaan stiker ini.

Terbukti Efektif

Efektivitas SafePrep Sticker sebagai solusi mitigasi risiko meal preparation didukung oleh sejumlah penelitian kredibel. Penelitian oleh Adesola A. Ogunfowokan (2023) berjudul “Effectiveness of Visual Food Labeling in Reducing Foodborne Illness in Nigerian Households” menunjukkan, pelabelan visual mampu menurunkan insiden keracunan makanan hingga 40% di komunitas secara berkelanjutan. Studi ini menekankan pentingnya edukasi berbasis komunitas dalam mengubah perilaku konsumsi dan meningkatkan keamanan pangan.

Selain itu, riset oleh Smith dkk (2022) dalam Food Safety Journal mengungkap bahwa pelabelan waktu simpan pada kemasan makanan secara signifikan meningkatkan keamanan konsumsi. Keunggulan metode ini adalah proses yang sederhana, mudah dipahami, dan aksesibilitas tanpa ketergantungan teknologi digital.

Berdasarkan temuan tersebut, SafePrep Sticker memiliki fondasi ilmiah yang kuat sebagai solusi praktis dan inklusif untuk mengatasi risiko meal prep yang tidak aman.

Dengan demikian, SafePrep Sticker bukan sekadar alat bantu visual, melainkan mekanisme preventif efektif dalam meminimalkan risiko kesehatan akibat meal prep yang tidak sesuai standar. Melalui panduan visual, kita dapat mendorong masyarakat untuk melakukan meal prep dengan lebih aman. Implementasi sistem ini merupakan langkah strategis menciptakan kebiasaan baru yang sehat dalam pengelolaan makanan sehari-hari.

Saatnya kita berperan aktif menjaga kesehatan. Mulailah dengan menerapkan cara penyimpanan yang benar agar kita dapat menciptakan masa depan lebih sehat. Mari bersama-sama meningkatkan kesadaran akan keamanan pangan dan menjadikan meal prep lebih aman.

*Penulis adalah mahasiswa jurusan Biologi Universitas Sriwijaya, penerima Djarum Beasiswa Plus (Beswan Djarum) 2024/2025. Tirto.id bekerjasama dengan Djarum Foundation menayangkan 16 Finalis Nasional Essay Contest Beswan Djarum 2024/2025.

Baca juga artikel terkait BESWAN DJARUM atau tulisan lainnya dari Luluk Mariyani

tirto.id - Kolumnis
Penulis: Luluk Mariyani
Editor: Zulkifli Songyanan