Menuju konten utama

Respons Fadli Zon soal Gus Mus Kritik Soeharto Jadi Pahlawan

Fadli Zon menilai kehadiran keluarga besar Gus Dur mewakili warga NU yang mendukung keputusan pemerintah menetapkan Soeharto jadi pahlawan nasional.

Respons Fadli Zon soal Gus Mus Kritik Soeharto Jadi Pahlawan
Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang juga Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan memberikan keterangan pers selepas menghadap Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Rabu (5/11/2025). ANTARA/Genta Tenri Mawangi.

tirto.id - Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, buka suara terhadap pernyataan budayawan dan ulama dari Nahdlatul Ulama (NU), KH Ahmad Mustofa Bisri alias Gus Mus, yang menyatakan warga NU tidak mengerti sejarah jika mendukung Presiden ke-2 RI, Soeharto menjadi pahlawan nasional.

Fadli menyamakan kehadiran keluarga Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid (Gusdur) di Istana Negara, Senin (10/11/2025) hari ini, sebagai warga NU yang mendukung Soeharto jadi pahlawan nasional. Padahal, kehadiran Sinta Nuriyah untuk menerima penganugerahan gelar pahlawan Nasional untuk suaminya, Gus Dur.

"Kalau saya lihat kehadiran dari Ibu Sinta Nuriyah, Ibu Sinta Nuriyah kan istri Presiden Gus Dur. Ada Ibu Yenny [Wahid], ada cucu-cucunya [Gus Dur], itu menandakan [perwakilan NU]," ucap Fadli Zon usai gelaran Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional Tahun 2025 di Istana Negara, Senin (10/11/2025).

Fadli mengklaim Sinta Nuriyah mengaku senang dengan pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto. Perasaan itu disebut Fadli Zon sudah mewakili dari kalangan Nahdliyin yang mendukung Soeharto menjadi pahlawan nasional.

"Tadi juga beliau [Sinta] menyampaikan sangat senang dan sangat apresiatif. Jadi, saya kira itu sudah cukup menjelaskan," sebutnya.

Sebagai informasi, Gus Mus sebeluknya menyatakan keberatannya terhadap rencana pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto.

“Saya paling tidak setuju kalau Soeharto dijadikan Pahlawan Nasional,” ujar Gus Mus melalui rilis resmi dari situs NU, dikutip Senin.

Pada kesempatan tersebut, ia mengaku banyak ulama pesantren dan NU diperlakukan tidak adil selama Soeharto berkuasa. Ada ulama yang dimasukkan ke dalam sumur, papan nama NU yang tak boleh dipasang, hingga pemuka agama dipaksa masuk partai Soeharto, Partai Golkar.

Gus Mus berujar, banyak ulama dan pejuang bangsa yang memiliki jasa besar, tetapi keluarganya tidak pernah mengusulkan gelar pahlawan untuk mereka. Hal ini dilakukan untuk menjaga keikhlasan amal kebaikan almarhum.

“Banyak kiai yang dulu berjuang, tapi keluarganya tidak ingin mengajukan gelar pahlawan. Alasannya supaya amal kebaikannya tidak berkurang di mata Allah. Kalau istilahnya, menghindari riya," ucap dia.

Gus Mus pun menilai orang NU yang setuju Soeharto sebagai pahlawan menunjukkan kurangnya pemahaman terhadap sejarah.

“Orang NU kalau ada yang ikut-ikutan mengusulkan berarti tidak ngerti sejarah,” sebut dia.

Baca juga artikel terkait TOLAK SOEHARTO JADI PAHLAWAN atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Flash News
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Bayu Septianto