Menuju konten utama

Rencana Persuaan Jokowi dengan Megawati, PDIP: Kader atau Bukan?

Aryo Seno Bagaskoro mengatakan, kader PDIP diajarkan banyak hal, seperti mengedepankan kepentingan bangsa bukan keluarga, taat asas dan konstitusi.

Rencana Persuaan Jokowi dengan Megawati, PDIP: Kader atau Bukan?
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Batu Tulis, Bogor, Selasa (20/2) malam. FOTO/ Istimewa

tirto.id - Presiden Joko Widodo dikabarkan akan bertemu sekaligus silaturahmi dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Merespons rencana tersebut, politikus muda PDIP, Aryo Seno Bagaskoro, mengatakan pada prinsipnya para kader PDIP diajarkan banyak hal. Misalnya, mengedepankan kepentingan bangsa bukan keluarga, taat asas dan konstitusi.

"Lalu ada lagi adagium satunya kata dan perbuatan. Jadi tidak boleh berbohong. Sebagai politikus tentu yang jadi salah satu ukuran adalah kata-katanya bisa diandalkan," kata Aryo kepada Tirto, Jumat (12/4/2024).

Aryo memang tidak menyinggung langsung maksud omongan tersebut ditujukan ke Jokowi atau bukan. Namun, baginya hal-hal tersebut mendefinisikan seorang kader atau bukan.

"Hal-hal semacam ini yang sebenarnya mendefinisikan kader atau bukan. Jika itu dilanggar, itu bisa menciptakan pagar pembatas," kata Aryo.

Ia menuturkan membatasi tidak hanya dengan orang per orang, tetapi dengan sejarah panjang demokrasi Indonesia. Pagar itu, kata Aryo, bisa saja dibuat sendiri dengan sengaja melalui tindakan-tindakan.

"Jadi kalau bicara silaturahim, hal-hal yang esensial dan mendasar, saya rasa sebaiknya dikedepankan dulu dalam bentuk keteladanan sikap. Misalnya dalam hal memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara, bukan keluarga," terangnya.

Sebelumnya Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, menjelaskan alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum sowan atau silaturahmi dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Salah satunya karena belum ada waktu yang tepat.

"Terkait silaturahmi dengan Ibu Megawati sedang dicarikan waktu yang tepat," kata Ari kepada Tirto, Jumat (12/4/2024).

Ari menegaskan Jokowi sangat terbuka bersilaturahmi dengan siapa saja. Termasuk dengan tokoh-tokoh bangsa seperti Megawati dan lainnya.

"Lagian ini masih di bulan Syawal. Bulan Syawal adalah bulan yang paling tepat untuk mempererat silaturahmi," ujarnya.

Ari melanjutkan, ihwal kunjungan Jokowi ke Medan, presiden memang terjadwal untuk mengunjungi anak cucunya.

Menurut Ari, seperti halnya setiap keluarga di Indonesia, Jokowi juga menggunakan momen Idulfitri sebagai momen berkunjung, berkumpul, bersilaturahmi dengan keluarga, dengan sahabat dan dengan masyarakat umum.

"Tahun lalu, presiden merayakan lebaran bersama keluarga di Solo. Tahun ini, hari pertama lebaran, presiden bersama keluarga di Jakarta, termasuk open house dengan warga masyarakat. Hari kedua lebaran, presiden mengunjungi anak cucu di Medan," pungkasnya.

Sementara itu, politikus senior PDIP, Hendrawan Supratikno, menambahkan ihwal rencana pertemuan antara Jokowi dan Megawati hanya diketahui oleh Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. Namun yang jelas, kata dia, tidak mudah mengingat Jokowi tengah mengkhianati Megawati.

"Yang kami tahu, tidak mudah bagi kita semua, menghapus sebuah rekayasa konstitusional dari memori dan narasi kolektif kita sebagai negara bangsa," ujarnya kepada Tirto.

Tidak hanya itu, Hendrawan juga menutup kemungkinan mengenai upaya rekonsiliasi antara Jokowi dengan Megawati.

"Untuk saat ini tidak mudah. Rekonsiliasi mensyaratkan ketulusan dan kejujuran," imbuhnya.

Baca juga artikel terkait PERTEMUAN JOKOWI-MEGAWATI atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Flash news
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Irfan Teguh Pribadi