Menuju konten utama

Ramai Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, Ini Kata Kemenko Marves

Pemerintah saat ini sedang menyiapkan susunan rancangan peraturan tentang dana abadi pariwisata berkualitas.

Ramai Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, Ini Kata Kemenko Marves
Calon penumpang pesawat berjalan di selasar Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (8/2/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/tom.

tirto.id - Pemerintah dikabarkan akan membebankan iuran pariwisata pada tiket pesawat. Hal itu bermula dari unggahan Pengamat Transportasi, Alvin Lie, dalam akun X pribadinya.

Dalam unggahannya, Alvin mengunggah surat tertanggal Sabtu, (20/4/2024) tentang Kemenko Marves mengimbau sejumlah kementerian/lembaga terkait untuk membahas dana pungutan wisata yang akan dibebankan melalui tiket pesawat.

"Ada Menteri yg gemar teriak bhw Harga Tiket Pesawat Mahal. Menghambat pariwisata. Sekarang pemerintah malah akan bebankan Iuran Pariwisata utk dititipkan pada harga tiket pesawat. Konsumen taunya harga tiket yg naik, padahal uangnya bukan ke airline. Piye tho iki?," tulis akun @alvinlie21 di media sosial X.

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) pun merespons terkait hal itu. Deputi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kemenko Marves, Odo RM Manuhutu, menuturkan, pemerintah saat ini sedang menyiapkan susunan rancangan peraturan tentang dana abadi pariwisata berkualitas.

Rancangan dana abadi tersebut mendorong ekosistem pariwisata yang berkualitas berlandaskan pada empat pilar yaitu daya saing infrastruktur dasar, pengelolaan pariwisata berkelanjutan, keunikan destinasi, dan layanan pariwisata bernilai tinggi.

Lebih lanjut dia menerangkan, wacana pengembangan pariwisata berkualitas melalui partisipasi aktif berbagai pihak terkait masih dalam tahap kajian awal dan diskusi yang melibatkan berbagai sektor.

Kajian tersebut mempertimbangkan berbagai faktor, seperti dampak ekonomi dan sosial. Selain itu, kajian turut mempertimbangkan upaya untuk mendukung peningkatan target pergerakan wisatawan nusantara.

“Berbagai kebijakan terkait pariwisata berkualitas bertujuan untuk memberikan manfaat signifikan yang dampaknya akan dirasakan oleh masyarakat. Upaya ini sekaligus mendukung Indonesia Emas 2045,” kata Odo dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (23/4/2024).

Pemerintah terus berupaya mengembangkan dan meningkatkan pariwisata berkualitas di Indonesia. Melalui Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI), pemerintah menetapkan target pergerakan wisatawan nusantara sebanyak 1,25–1,5 miliar perjalanan pada 2024, dengan potensi pendapatan pariwisata sebesar Rp3.000,78 triliun.

“Target tersebut ditetapkan dalam rangka BBWI yang telah didukung oleh beberapa kebijakan, termasuk diskon tarif tol, integrasi paket kunjungan wisata dengan kereta api, penyelenggaraan event nasional dengan sistem perizinan yang terintegrasi melalui OSS (Onlines Single Submission),” kata Odo.

Odo mengungkapkan sebanyak 85 persen aktivitas wisata domestik menggunakan angkutan darat, 3 persen menggunakan angkutan perairan dan 12 persen menggunakan angkutan udara.

Diketahui, faktor penetapan harga tiket pesawat sebesar 72 persen ditentukan oleh empat aspek yaitu avtur (35 persen), overhaul dan pemeliharaan pesawat yang termasuk impor suku cadang (16 persen), sewa pesawat (14 persen), dan premi asuransi pesawat (7 persen).

“Selain itu, harga tiket Indonesia juga dipengaruhi oleh penurunan jumlah pesawat yang beroperasi menjadi kisaran 400 pesawat dari sebelum pandemi yang mencapai lebih dari 750 pesawat sehingga menciptakan ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran. Hal lain yang mempengaruhi adalah kondisi geopolitik di berbagai wilayah dunia yang berdampak pada peningkatan harga avtur,” ungkap Odo.

Baca juga artikel terkait HARGA TIKET atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Flash news
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Intan Umbari Prihatin