Menuju konten utama

Program Pangan Dunia PBB Kurangi Bantuan untuk Warga Palestina

Sebanyak 27.000 warga Palestina di Tepi Barat tidak lagi menerima bantuan dari WFP dan 110.000 warga Jalur Gaza hanya menerima 80 persen bantuan.

Program Pangan Dunia PBB Kurangi Bantuan untuk Warga Palestina
Ilustrasi Jalur Gaza. ANTARA FOTO/REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

tirto.id - World Food Programme atau Program Pangan Dunia (WFP) PBB menangguhkan dan mengurangi bantuan makanan bagi warga Palestina yang berada di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Mengutip Aljazeera, kebijakan itu dilakukan semenjak WFP kekurangan dana dan presiden AS Donald Trump telah memotong sekitar 500 juta dolar AS bantuannya ke Palestina.

Padahal pada tahun 2018, WFP membantu 250.000 orang di Gaza dan 110.000 orang di Tepi Barat.

Stephen Kearney, direktur WFP untuk wilayah Palestina pada hari Minggu (13/1/2019) mengatakan setidaknya ada 27.000 warga Palestina di Tepi Barat tidak lagi menerima bantuan sejak 1 Januari 2019.

Sedangkan di Jalur Gaza, sejumlah 110.000 warganya hanya menerima 80 persen bantuan dari jumlah yang biasanya.

Aljazeera melaporkan WFP melakukan penggalangan dana pada 19 Desember dan menerima kontribusi tambahan dari Uni Eropa dan Swiss, tapi jumlahnya tetap belum cukup.

Saat ini WFP tengah mencari kontribusi dari donor baru dalam upaya untuk menutup kekurangan. Setidaknya ia membutuhkan 57 juta dolar.

Maha Al-Nawajah warga Desa Yatta di dekat Hebron, Tepi Barat, mengatakan sejak bulan Desember 2018 lalu, WFP tidak memperpanjang kartu bagi Maha Al-Nawajah. Kartu itu digunakan untuk membeli bahan makanan bagi 12 anggota keluarganya yang banyak menganggur.

Tepi Barat memiliki jumlah penganggur sebanyak 18 persen. Beberapa warga Palestina berupaya untuk berkerja di Israel dengan harapan mendapatkan gaji yang lebih tinggi.

Suami Nawajah pernah pergi ke Israel untuk mencari uang, anak-anaknya juga pergi kesana. Namun anak-anaknya tidak memiliki izin masuk ke Israel, karena Israel sangat selektif memberikan izin.

The Times of Israel memberitakan sekitar 80 persen dari dua juta penduduk yang tinggal di bawah pemerintah Hamas di Jalur Gaza mengandalkan bantuan internasional. Jalur Gaza berada di bawah wilayah blokade Mesir-Israel selama lebih dari satu dekade.

Pemotongan bantuan oleh WFP ini merupakan pukulan besar bagi Palestina. Kearney lebih jauh mengatakan pemotongan bantuan tersebut akan mempengaruhi ekonomi lokal, karena penduduk menggunakan kartu untuk memberli barang di toko-toko lokal.

Hal ini juga mengancam penutupan sekolah-sekolah yang dibuat The United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) baik di Tepi Barat, Gaza, dan tempat lain di wilayah itu.

Baca juga artikel terkait JALUR GAZA atau tulisan lainnya dari Isma Swastiningrum

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Isma Swastiningrum
Penulis: Isma Swastiningrum
Editor: Yantina Debora