tirto.id - Bentrok antara pasukan Israel dan militan Palestina kembali terjadi di Jalur Gaza pada Minggu (11/11/2018). Bentrok itu menewaskan satu tentara Israel dan 7 warga Palestina.
Dikutip dari laporan AP News, Senin (12/11/2018), masih belum diketahui penyebab pertempuran yang terjadi di malam hari waktu setempat tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, militer Israel mengungkapkan selain seorang perwira yang tewas, ada juga seorang yang luka ringan. Pihak militer juga mengaku telah mencegah dua roker yang ditembakkan dari Gaza.
Sedangkan Brigade Qassam dari Hamas mengatakan pasukan Israel menyusup menggunakan kendaraan sipil ke Jalur Gaza sejauh dua mil atau tiga kilometer.
Lalu, pasukan Israel itu menembak Nour el-Deen Baraka, komandan lokal Hamas di Kota Khan Younis. Mengetahui hal itu, para militan pun mengejar mobil tentara Israel. Namun pengejaran itu berujung pada serangan udara Israel yang menewaskan sejumlah warga Palestina, menurut penuturan Hamas.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dalam kunjungan resmi ke Perancis mengumumkan segera kembali ke Israel untuk menangani krisis di Jalur Gaza itu.
Bentrok ini menjadi titik balik dari rencana Netanyahu untuk mulai menciptakan damai di perbatasan tersebut. Minggu lalu, Netanyahu mulai mengizinkan Qatar untuk memberikan bantuan 15 juta dolar AS pada penguasa Hamas yang dilaporkan kekurangan uang.
Kepada wartawan Netanyahu mengatakan ini merupakan langkah yang tepat untuk menciptakan kedamaian di perbatasan Israel-Gaza dan meminimalisir krisis kemanusiaan di pesisir Palestina. Hamas juga menanggapi dengan mulai menurunkan intensitas protes di perbatasan pada Jumat (9/11/2018).
Dalam laporan AP News, bentrok yang terjadi di Jalur Gaza telah menewaskan 170 warga Palestina. Sejumlah warga itu tewas akibat tembakan militer Israel saat protes di perbatasan. Warga Palestina kerap melempar batu, membakar ban dan granat ke arah pasukan Israel, membuat situasi di Gaza masih jauh dari kata damai.
Editor: Yantina Debora