tirto.id - Salah satu hakim Mahkamah Konstitusi (MK) dari kalangan politikus adalah Arsul Sani. Hakim MK satu ini juga banyak mengenyam pendidikan di beberapa sekolah di negeri. Seperti apa profil Arsul Sani yang juga pernah menjadi pengacara ini?
Arsul Sani resmi dilantik menjadi hakim Mahkamah Konstitusi (MK) pada tanggal 18 Januari 2024. Hakim ini menyampaikan sumpah jabatannya di Istana Negara, Jakarta, pada periode kepemimpinan mantan Presiden Joko Widodo (2019-2024).
Pelantikan tersebut dilakukan sesuai Keputusan Presiden Nomor 102/P Tahun 2023 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Hakim Konstitusi. Saat itu, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengajukan Arsul Sani karena Hakim Wahiduddin Adams pensiun per 17 Januari 2024.
Proses seleksinya sebagai hakim MK dilalui dengan uji kepatutan dan kelayakan pada September 2023. Ia lantas menjadi kandidat terpilih hakim MK pada Oktober 2023 dengan menyingkirkan enam calon hakim konstitusi lainnya.
Arsul Sani sendiri merupakan hakim MK yang berasal dari kalangan politisi. Ia tercatat bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Kariernya kemudian melejit menjadi hakim MK.
Profil Arsul Sani
Mengutip laman resmi MK RI, Arsul Sani adalah politikus yang lahir pada 8 Januari 1964 di Pekalongan, Jawa Tengah. Ia menapaki jalur pendidikan formal wajib di tempat asalnya yang dimulai dari SD sampai sekolah menengah.
Arsul Sani pergi ke Jakarta karena harus menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI). Ia menghabiskan waktu menuntut ilmu di bangku perkuliahan tersebut dalam jangka lima tahun, mulai 1982-1987.
Arsul sempat menapaki karier di bidang hukum untuk pertama kalinya dengan bergabung Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta pada 1986-1988. Ia menjadi asisten pembela hukum sukarela (volunteer lawyer).
Arsul Sani kembali melanjutkan kuliah di Advance Comparative Law–the Common Law University of Technology Sydney (UTS) pada 1993-1994. Pada waktu yang sama, ia juga sempat magang di firma hukum besar di Sydney, Australia, sebagai visiting lawyer
Pendidikan yang diselesaikan Arsul berikutnya berasal dari keilmuan Properti Manajemen Industri di Japan Institute of Invention (1997). Arsul lalu menyelesaikan graduate certificate module dari University of Cambridge, Inggris untuk subjek Managing the Information and the Market pada2006.
Belum selesai sampai di situ, Arsul masih mengenyam pendidikan di Magister Corporate Communication di London School of Public Relations (LSPR) Jakarta (2007). Ia pernah lulus fellowship arbitration courses, Inggris pada 2009 dan sempat sebagai anggota dari Chartered Institute of Arbitrators (CIArb) London Inggri, Singapore Institute of Arbitrators (SIArb), dan International Bar Association (IBA).
Arsul Sani lantas mendapatkan gelar Doktor Ilmu Hukum dari Collegium Humanum - Warsaw Management University, Polandia pada 2023. Ia menulis disertasi dengan judul "Re-examining the considerations of national security and human rights protection in counterterrorism legal policy: a case study on Indonesia post-Bali bombings".
Arsul Sani masuk ke dunia politik dengan bergabung Partai Persatuan Pembangunan pada 2024. Ia lolos dari daerah pemilihan (dapil) Jawa tengah X pada Pemilu 2014.
Ia ditugaskan di Komisi III yang berkonsentrasi pada bidang hukum, hak asasi manusia (HAM), dan keamanan. Ia juga menjadi anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI (2014-2015), anggota Badan Musyawarah atau Bamus DPR RI (2015-2019), serta anggota Badan Akuntabilitas Keuangan Negara atau BAKN DPR RI (2017-2019) dalam waktu bersamaan.
Arsul kembali terpilih sebagai anggota DPR RI pada Pemilu 2019. Saat itu, ia menjadi 1 dari 9 wakil ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) dan wakil ketua umum PPP.
Belum habis masa jabatannya yang seharusnya ditunaikan sampai Oktober 2024, Arsul diusulkan menjadi hakim konstitusi oleh DPR dan terpilih. Ia pun akhirnya mundur dari anggota DPR, PPP, dan Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) karena aturan tidak memperbolehkan hakim MK rangkap jabatan.
Ingin membaca lebih banyak informasi mengenai profil tokoh-tokoh di Indonesia maupun internasional? Pastikan untuk terus memantau artikel profil terbaru di laman ini.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Ilham Choirul Anwar
Masuk tirto.id
































