tirto.id - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan sejauh ini 137 warga sipil dan personel militer telah tewas serta 316 orang terluka pada hari pertama invasi Rusia ke Ukraina Kamis (24/2/2022).
“Mereka membunuh orang dan mengubah kota yang damai menjadi target militer. Ini tidak akan pernah dimaafkan,” kata Zelensky, merujuk pada pasukan Rusia, dikutip dari laporan Al Jazeera.
Sebelumnya pada Rabu (16/02/2022), Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, membuat hari peringatan yang diberinya nama hari persatuan nasional. Hari peringatan ini merupakan respons atas pengerahan pasukan militer yang dilakukan Rusia di perbatasan Ukraina.
Dalam hari persatuan nasional tersebut, pemerintahan Ukraina melakukan unjuk kekuatan militer. Presiden Zelensky menyaksikan sendiri parade militer yang dilakukan di kota Rivne, Ukraina tersebut.
Ukraina memang tengah dilanda krisis sejak Rusia melakukan mobilisasi pasukan militernya di perbatasan Ukraina-Rusia. Sebelumnya, sebuah dokumen intelejen Amerika Serikat yang dipublikasikan Washington Post menyebutkan bahwa ada potensi invasi Rusia atas Ukraina dalam waktu dekat.
Spekulasi tersebut kemudian membuat hubungan Ukraina-Rusia makin memanas. Amerika Serikat mengeklaim bahwa hingga kini Rusia diperkirakan telah mengerahkan 150.000 bala tentaranya di perbatasan Ukraiana dan Rusia.
Sejak diangkat sebagai Presiden Ukraina pada 2019 lalu, pemerintahan Volodymyr Zelensky berusaha untuk memasukkan Ukraina ke dalam keanggotaan NATO.
Langkah tersebut dirasa perlu oleh pemerintahan Zelensky untuk menghadang ancaman konflik bersenjata dari Rusia.
Arah kebijakan Zelensky ini ditentang oleh Rusia yang menganggap Zelensky telah terpengaruh kampanye anti-Rusia yang digalakkan AS dan Uni Eropa. Selain itu, Putin juga menyebut kebijakan tersebut sebagai langkah ekspansionis NATO.
Krisis yang tengah terjadi di Ukraina kini sebenarnya dimulai sejak 2014 silam ketika Presiden Ukraina yang pro-Rusia, Victor Yanukovych, lengser setelah didemo massa.
Kejadian tersebut kemudian berujung pada aneksasi wilayah Crimea oleh Rusia. Selain itu, Rusia juga mendukung gerakan separatis di wilayah Donbass.
Arah kebijakan luar negeri Presiden Volodymyr Zelensky
y yang condong ke Amerika dan Uni Eropa, serta keinginan Rusia untuk menjauhkan pengaruh Amerika membuat situasi di Ukraina bertambah panas.
Siapa Volodymyr Zelensky: Profil dan Karier
Volodymyr Zelensky merupakan Presiden Ukraina keenam dalam sejarah berdirinya negara tersebut. Ia terpilih sebagai Presiden Ukraina sejak 2019 lalu.
Dalam kancah perpolitikan, lelaki 44 tahun ini memiliki latar belakang yang unik. Sebelum menjadi presiden, ia merupakan seorang aktor, penulis skenario film, dan komedian. Ia tak memiliki rekam jejak politik sebelumnya.
Dilansir dari Brittanica, karier dunia hiburan Zelensky bermula sejak ia berkuliah di Kryvyy Rih Economic Institute. Meski mengambil studi hukum, Zelensky sibuk berkecimpung dalam komunitas teater di kampusnya. Dari sana Zelensky kemudian memilih untuk terjun ke dunia hiburan setelah lulus pada tahun 2000.
Dalam dunia hiburan Ukraina, nama Volodymyr Zelensky dikenal sebagai salah satu anggota grup komedi bernama Kvartal 95. Setelah Kvartal 95 sukses, pada 2003, Volodymyr Zelensky dan kawan-kawannya mengubah Kvartal 95 menjadi sebuah rumah produksi yang diberi nama Studio Kvartal 95.
Studio Kvartal 95 kemudian menjelma menjadi salah satu rumah produksi yang paling terkenal dan sukses di Ukraina. Lewat Studio Kvartal 95 ini pula Zelensky meraih kesuksesan tertingginya sebelum menjadi Presiden Ukraina.
Satu hal menarik lain dari Zelensky adalah ketika ia menjadi pemeran tokoh fiktif bernama Vasiliy Goloborodko dalam serial televisi berjudul Servant of the People pada 2015. Serial komedi yang diperankan oleh Zelensky ini mengangkat isu politik tentang pemberontakan dan korupsi yang tengah terjadi di Ukraina pada saat itu.
Menariknya, tokoh Vasiliy Goloborodko yang dimainkan oleh Zelensky diceritakan sebagai seorang guru sekolah biasa yang menjadi Presiden Ukraina meskipun tak memiliki latar belakang politik sebelumnya. Sebagai presiden, Goloborodko diceritakan berjuang memberantas korupsi yang menggerogoti Ukraina.
Berkat pendekatan Servant of the People yang menyoroti isu politik terkini tersebut, serial tersebut dengan cepat menjadi populer dan digemari masyarakat secara masif.
Tiga tahun berselang setelah serial Servant of the People dirilis, tepatnya pada tahun 2018, Studio Kvartal 95 mendaftarkan sebuah partai politik yang diberi nama Servant of The People—sebagaimana judul serial televisi yang dimainkan Zelensky. Lewat partai inilah, Zelensky terjun ke gelanggang politik.
Menjadi Presiden Ukraina
Pada 2019, komedian cum aktor cum penulis skenario film, Volodymyr Zelensky menyalonkan diri dalam pemilihan Presiden Ukraina.
Langkah politik yang dilakukan oleh Zelensky ini dipandang sebelah mata oleh banyak pihak. Banyak politikus yang menganggap pencalonan Zelensky sekadar guyonan belaka.
Namun, tak disangka, Zelensky justru memenangkan pemilu Ukraina. Dilansir dari Aljazeera, pada putaran pertama pemilu 2019, Zelensky mendapatkan 30 persen suara, yang mana merupakan yang tertinggi dari 39 kandidat lainnya.
Pada putaran kedua pemilu, Zelensky kembali membuat kejutan dengan mendapatkan 73 persen suara. Zelensky —dengan perolehan suara tersebut— mengalahkan calon lain, Petro Poroshenko, yang merupakan calon petahana dalam putaran kedua.
Kemenangan Zelensky ini mengingatkan publik pada serial televisi Servant of The People yang seolah menjadi nyata.
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Yantina Debora