Menuju konten utama

Profil Mahmoud Darwish, Penyair Palestina yang Mendunia

Profil Mahmoud Darwish, seorang penyair asal Palestina yang sekaligus menjadi simbol perlawanan. Perannya dianggap sangat penting bagi perjuangan Palestina.

Profil Mahmoud Darwish, Penyair Palestina yang Mendunia
Mahmoud Darwish. wikimedia commons/Amer Shomali/free

tirto.id - Mahmoud Darwish merupakan seorang penyair asal Palestina sekaligus menjadi lambang perlawanan. Karyanya diakui dunia. Perannya dianggap sangat penting bagi perjuangan Palestina.

Haneen Tartir, salah satu orang Palestina, mengutarakan kebesaran karya Mahmoud Darwish.

Perempuan asal kota Ramallah, Tepi Barat, itu menjelaskan, peran Darwish sangat penting, selayaknya pohon zaitun dalam kehidupan rakyat.

Puisi yang diciptakan Mahmoud Darwish telah menjadi bagian dari sebuah simbol perlawanan bangsa Palestina dalam mencari kemerdekaan.

"Mahmoud Darwish itu sangat penting untuk kehidupan budaya masyarakat Palestina, sama pentingnya dengan pohon zaitun dalam kehidupan pertanian Palestina," tuturnya, dikutip Anadolu Agency.

"Darwish dianggap sebagai suara rakyat Palestina di hadapan seluruh dunia. Dia menceritakan kisah kami sebagai orang Palestina," lanjut Haneen.

Profil Mahmoud Darwish

Mahmoud Darwish adalah laki-laki kelahiran Al Birweh, Palestina, pada 12 Maret 1941. Kampung halamannya menjadi rata dengan tanah selama proses berdirinya negara Israel di Palestina.

Alhasil, keluarga Darwish sempat lari ke Lebanon dan kembali lagi setahun kemudian.

Semasa remaja, Darwish sudah merasakan dinginnya jeruji besi Israel dan menjalani tahanan rumah. Alasannya, ia membaca sebuah puisi di depan umum.

Mengutip laman Poets.org, Mahmoud Darwish lantas memutuskan untuk bergabung dengan Rakah, sebuah partai politik lokal, pada 1960-an.

Periode 1970, Darwish meninggalkan Palestina menuju Rusia. Ia kuliah di Universitas Moskow dan pindah ke Kairo, Mesir.

Selama 26 tahun lamanya, dirinya hidup di pengasingan. Tempat tinggalnya ada di Beirut-Paris, dan bertahan hingga 1996. Lalu, ia melanjutkan kehidupan dengan pulang ke Ramallah, Tepi Barat.

Organisasi Pembebasan Palestina atau Palestine Liberation Organization (PLO) menunjuknya sebagai editor jurnal bulanan serta menjabat Direktur Pusat Penelitian PLO.

Tahun 1987, ia menjadi anggota komite eksekutif PLO. Akan tetapi, Darwish memutuskan mundur dari organisasi ini lantaran tidak setuju dengan hasil Perjanjian Oslo 1993 antara PLO-Israel.

Buku kumpulan puisi pertama berjudul Leaves of Olives (Dar al-awda, 1964) terbit di Beirut. Darwish membikin karyanya hingga mencapai 30 jenis puisi dan prosa yang diterjemahkan ke dalam lebih dari 22 bahasa.

Selama menjadi penyair, Mahmoud Darwish tidak terlepas dari sejumlah penghargaan. Semisal Ibnu Sina Prize, Lenin Peace Prize, Lotus Prize (1969) dari Persatuan Penulis Afro-Asia, dan medali France’s Knight of Arts and Belles Lettres (1997).

Penghargaan lain adalah Prize for Cultural Freedom dari Lannan Foundation (2001), Stalin Peace Prize dari USSR, serta Wissam of Intellectual Merit Maroko yang dihadiahkan oleh Raja Muhammad VI dari Maroko.

Pada 2000, Yossi Sarid, Menteri Pendidikan Israel, mengusulkan untuk memasukkan puisi Darwish ke dalam kurikulum sekolah menengah di Israel. Akan tetapi, tindakan tersebut mendapatkan tentangan dari sayap kanan.

Pada 2007, Darwish membacakan puisinya di hadapan 2.000 orang di Haifa dan menyinggung kemenangan Hamas di Gaza.

"Kami telah menang. Gaza telah memenangkan kemerdekaannya dari Tepi Barat. Satu orang sekarang memiliki dua negara, dua penjara yang tidak saling menyapa. Kami mengenakan pakaian algojo," ucapnya, dikutip The Guardian.

Penyair Naomi Shihab Nye pernah berkomentar terkait peran Mahmoud Darwish bagi perjuangan Palestina.

"Mahmoud Darwish adalah nafas penting rakyat Palestina, saksi pengasingan, penyanyi yang menyuarakan gambar-gambar indah yang memanggil, menghubungkan, dan menyinari seluruh dunia dengan cahaya yang cemerlang,".

Ia melanjutkan,"Apa yang ia sampaikan telah diterima oleh para pembaca di seluruh dunia, suaranya yang sangat diperlukan, tak terlupakan setelah ditemukan,".

Darwish meninggal dunia pada 9 Agustus 2008. Usianya 67 tahun. Ia baru saja menjalani operasi jantung di Texas, Amerika Serikat.

Ribuan warga Palestina menghadiri pemakaman di Ramallah. Mereka menyatakan berkabung secara nasional selama 3 hari demi menghormati jasa Mahmoud Darwish.

Daftar Karya Mahmoud Darwish

Berikut beberapa daftar karya puisi Mahmoud Darwish:

  • I Belong There (2003)
  • In Jerusalem (2005)
  • A Noun Sentence (2007)
  • I Didn't Apologize to the Well (2007)
  • Sonnet V (2007)
  • The Butterfly’s Burden (Copper Canyon Press, 2006)
  • Unfortunately, It Was Paradise: Selected Poems (University of California Press, 2003)
  • Stage of Siege (terbit versi Arab tahun 2002 dan rilis bahasa Inggris tahun 2010 oleh Syracuse University Press)
  • The Adam of Two Edens (Syracuse University Press, 2000)
  • Mural (terbit bahasa Arab tahun 2000 dan rilis bahasa Inggris tahun 2017 oleh Verso Books.
  • Psalms (Three Continents Press, 1994)
  • Why Did You Leave the Horse Alone? (terbit bahasa Arab tahun 1995 dan rilis Bahasa Inggris tahun 2012 oleh Steerforth Press)
  • The Music of Human Flesh (Heinemann, 1980)

Baca juga artikel terkait PALESTINA atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Politik
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Dipna Videlia Putsanra