Menuju konten utama

Profil Motaz Azaiza Jurnalis Palestina yang Unggah Kondisi Gaza

Siapa Motaz Azaiza? Ia adalah salah satu jurnalis Palestina yang sering mengunggah kondisi di Gaza. Berikut ini profil dan biodatanya.

Profil Motaz Azaiza Jurnalis Palestina yang Unggah Kondisi Gaza
Motaz Azaiza. instagram/motaz_azaiza

tirto.id - Sosok jurnalis sekaligus aktivis Motaz Azaiza menjadi perhatian publik dunia sejak serangan Israel ke Palestina kembali meletus.

Roya News mewartakan, Motaz Azaiza pernah menerima "ancaman pembunuhan dan tawaran dari Israel untuk berhenti mendokumentasikan agresi yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dan penderitaan penduduknya dan meninggalkan Gaza dan menyerahkan diri, sebagai imbalan atas kehidupan yang lebih baik."

Dia membagikan informasi ini dalam sebuah pernyataan di akun pribadinya di X alias Twitter. Motaz Azaiza menegaskan bahwa perjuangannya untuk mendokumentasikan dan memberitahu dunia tentang kekejaman Israel tidak akan berhenti.

"Tidak akan pernah meninggalkan jalur yang indah ini," tambah Azaiza, mengindikasikan bahwa orang lain akan "terus menunjukkan kepada dunia realitas yang sebenarnya," jika dia "pergi."

Motaz Azaiza adalah seorang jurnalis dan aktivis Palestina yang setiap hari melaporkan peristiwa tragis yang terjadi di Jalur Gaza, melalui berbagai platform media sosial.

GQ Middle East memberikan penghargaan kepada Motaz Azaiza sebagai Man Of The Year atas kegigihan dan keberaniannya membuka mata dunia, menyuarakan kebenaran yang terjadi di jalur Gaza.

Aktivitas foto jurnalisnya berhasil mendorong jutaan orang di seluruh dunia untuk mengirimkan bantuan dan doa kepada korban perang di Gaza.

Siapa Sebenarnya Motaz Azaiza?

Motaz Hilal Azaiza lahir dan dibesarkan di Kamp Pengungsian Deir al-Balah di Gaza. Melansir The New York Times, Motaz Azaiza saat ini berusia 24 tahun.

Dia lulus dari Universitas Al-Azhar Gaza pada tahun 2021 dengan gelar Sarjana Bahasa dan Sastra Inggris; universitas yang sama yang kini telah menjadi puing-puing akibat agresi Israeli.

Fotografer Palestina ini adalah salah satu dari ribuan lulusan di Gaza yang berjuang untuk menemukan inspirasi setelah lulus, karena tingkat pengangguran yang tinggi di Gaza.

Namun, selama yang ia ingat, Motaz menyukai fotografi sehingga ia memulai sebuah halaman di Instagram, terutama untuk memotret kehidupan sehari-hari di Gaza.

Lambat laun, halamannya mulai mendapatkan perhatian, sebagaimana diketahui, di Gaza, ancaman perang selalu ada. Motaz terpaksa meliput agresi Israel pada tahun 2014 dan 2021.

Namun, terlepas dari upayanya untuk menunjukkan penderitaan Gaza kepada dunia, foto-fotonya relatif tidak diperhatikan.

Pada 7 Oktober lalu, laman Instagram Motaz hanya memiliki 25.000 pengikut. Kini, Motaz Azaiza memiliki lebih dari 13 juta pengikut.

Namun, seperti yang dijelaskan Motaz kepada The New Arab, angka-angka ini tidak berarti apa-apa: hanya keluarganya dan masyarakat Gaza yang berarti.

MM News melaporkan, bahwa saat ini Motaz Azaiza bekerja untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

Motaz telah mengunggah foto-foto pengeboman, kematian, upaya bantuan di laman sosial medianya, dunia datang untuk melihat kebenaran melalui liputan Motaz tentang Gaza.

Dia bukan hanya seorang fotografer, tapi juga cahaya yang bersinar dari ketahanan Palestina kepada dunia. Lebih dari sebelumnya, ia bertekad untuk terus mengekspos kekejaman genosida yang dilakukan Israel kepada rakyat Palestina.

Setiap hari, Motaz merasa ngeri. "Tidak semua orang tahu tentang Gaza, perjuangan Palestina, pendudukan Israel, dan penderitaan kami saat ini. Itulah mengapa saya berada di sini dengan kamera saya," kata Motaz kepada The New Arab.

Fotografer Palestina ini tidak asing dengan kesedihan, karena ia sendiri telah kehilangan 15 orang kerabatnya dalam serangan udara Israel di rumahnya.

"Saya hancur," katanya kepada The New Arab. "Saya tidak bisa mengungkapkan betapa sulitnya menerima berita itu. Saya merasa malu."

Seperti ribuan orang yang terbunuh, Motaz menjelaskan bahwa tak satu pun dari keluarganya yang memiliki hubungan dengan Hamas. Namun sebagian besar media arus utama Barat tampaknya ingin bertanya kepada setiap pejabat, aktivis, atau wartawan yang mencoba untuk memberitahu dunia tentang kekejaman Israel, apakah mereka mengutuk Hamas, atau mengenal Hamas.

"Saya merasa senang ketika orang-orang berbagi dan bereaksi terhadap foto-foto saya. Orang-orang Palestina sedang dan telah ditindas selama 75 tahun. Dunia harus tahu perjuangan kami. Saya tidak terhubung dengan Hamas. Saya mencintai kehidupan dan senang menjalaninya dengan cara saya. Saya tidak ingin Gaza dan Palestina menjadi tempat konflik selamanya," ucapnya.

Baca juga artikel terkait URGENT atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra