tirto.id - Negara Gabon tengah menjadi perhatian dunia setelah Presiden Ali Bongo dilengserkan dalam kudeta militer pada Rabu, 30 Agustus 2023. Akibat kudeta itu, Gabon yang telah berkuasa selama 14 tahun itu menjadi tahanan rumah.
Seperti diwartakan BBC, Gabon menjadi negara ke delapan di Afrika yang mengalami kudeta militer dalam tiga tahun terakhir, dan menjadi yang terbaru setelah kudeta Niger pada 26 Juli 2023 kemarin.
Saat ini, Gabon masih dibayang-bayangi dominasi kekuasaan keluarga Bongo yang telah berkuasa selama 55 tahun lebih sejak Gabon mendapatkan kemerdekaan dari Perancis di tahun 1960.
Pemimpin Gabon yang paling “terkenal” adalah ayah Ali Bongo, Omar Bongo. Omar merupakan salah satu orang terkaya di dunia yang memimpin Gabon selama lebih dari empat dekade sejak 1967 hingga kematiannya di tahun 2009.
Estafet kekuasaan Omar dilanjutkan oleh Ali Bongo yang telah diproyeksikan memimpin Gabon. Namun, dominasi itu terhenti setelah Ali dikudeta pada hari Rabu yang mencekam itu.
Rezim Ali Bongo digulingkan pada saat Badan Pemilihan Umum Gabon mengumumkan bahwa Bongo terpilih kembali menjadi presiden untuk ketiga kalinya.
Pasukan elite militer tidak menerima kemenangan itu dan mengambil alih kekuasaan demi keamanan serta perdamaian. Ali Bongo dinilai tak mampu membawa perubahan terhadap krisis yang masih menghantui Gabon.
Selain itu, pihak oposisi juga menuduh Ali Bongo melakukan korupsi dan kecurangan seperti di Pemilu sebelumnya.
Setelah kudeta militer yang kedua ini berhasil dilakukan, banyak masyarakat Gabon yang mengadakan pesta di jalanan merayakan runtuhnya rezim keluarga Bongo yang telah berkuasa selama 55 tahun lebih.
Pasukan elite Gabon mengatakan, posisi kepresidenan Ali Bongo akan digantikan oleh Jenderal Brice Oligui Nguema sebagai pemimpin masa transisi.
Profil Negara Gabon & Kondisi Masyarakatnya
Mengutip laman nationalonline.org, Gabon merupakan sebuah negara yang terletak di Khatulistiwa di Afrika Barat-Tengah yang berbatasan langsung dengan Samudera Atlantik dan di bagian barat berbatasan dengan Guinea, Kamerun, dan Republik Kongo.
Republik Gabon dikenal sebagai salah satu negara penghasil minyak dan mineral terbesar di Afrika bagian tengah serta menjadi salah satu produsen mangan terbesar di dunia, meski sepertiga dari 2,3 juta populasinya termasuk ke dalam masyarakat kurang mampu.
Selain itu, Gabon juga menjadi salah satu negara kaya di Afrika yang mampu melindungi dan melestarikan hutan hujannya yang masih asli dengan keanekaragaman hayati beragam.
Gabon memiliki luas wilayah sekitar 267.667 kilometer persegi dengan pusat Ibu Kota terletak di Libreville. Bahasa nasional yang digunakan Gabon adalah bahasa Prancis dan sejumlah bahasa Bantu lainnya.
Negara di Afrika bagian tengah ini memiliki 13 Taman Nasional, serta lebih dari 10 persen wilayahnya merupakan kawasan taman yang dilindungi.
Penduduk asli Gabon dikenal dengan sebutan Baka Pygmies atau bangsa pemburu dan pengumpul yang tinggal di hutan hujan. Negara ini memiliki sekitar 40 kelompok etnis dengan tiga kepercayaan yang dianut yakni Kristen, Muslim, dan Animisme.
Gabon memiliki sejumlah kekayaan alam yang menjadi daya jualnya di dunia internasional seperti minyak bumi, gas alam, berlian, niobium, mangan, uranium, emas, kayu, bijih besi, tenaga air, dan beberapa produk pertanian seperti kakao, kopi, gula, dan lainnya.
Roda perputaran ekonomi Gabon sebenarnya terbilang bagus sebab memiliki banyak hubungan dengan pasar Eropa dan Amerika.
Sayangnya, hal tersebut tidak mampu dikelola dengan baik karena adanya pengaruh hubungan yang kuat dengan mantan penguasa kolonial, investasi, kontrol asing dalam jumlah besar, hingga ketergantungan pada teknisi asing.
Saat ini, Gabon tengah dilanda kekacauan usai pasukan elit militer melakukan kudeta terhadap rezim Ali Bongo yang telah berkuasa selama 14 tahun di tengah krisis dan beberapa permasalahan sosial lainnya belum terselesaikan.
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Alexander Haryanto