tirto.id - Junta militer Niger telah melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah pada Rabu, 26 Juli 2023. Mereka menangkap Presiden Mohamed Bazoum di Istana hingga menimbulkan reaksi dari negara-negara sekitar.
Kudeta militer Niger dilakukan oleh Paspampres atau pasukan pengawal Presiden Mohamed Bazoum, yang terpilih secara demokratis pada tahun 2021. Ia termasuk sekutu dekat Prancis dan beberapa negara barat lainnya.
Pada awalnya, kudeta yang dilakukan Paspampres Niger itu diklaim tidak mendapatkan dukungan secara langsung dari pihak militer, terutama Angkatan Darat.
Namun, belakangan mereka bergabung demi menciptakan situasi yang kondusif setelah terjadi protes besar-besaran, baik dari kubu pro Presiden Mohamed Bazoum maupun yang anti.
Apa yang Terjadi di Niger Setelah Kudeta Junta Militer?
Berikut adalah sejumlah fakta terkait militer Niger yang melakukan kudeta sejak akhir Juli 2023:
- Kudeta Dipimpin Jenderal Paspampres Omar Tchiani
Jenderal Omar Tchiani merupakan komandan pengawal presiden Niger. Ia tampil di televisi pada Jumat, (28/7), pasca-melakukan kudeta bersama pasukannya. Ia dikenal dekat dengan pemimpin terdahulu, mantan Presiden Mahamadou Issoufou.
Seperti diwartakan Al-Jazeera, Omar Tchiani lantas menunjuk dirinya sebagai kepala pemerintahan yang baru. Ia berdalih Niger membutuhkan perubahan demi menghindari sebuah kehancuran hingga memaksa untuk melakukan kudeta.
Pada Maret 2021, Tchiani pernah memimpin unit yang menggagalkan upaya kudeta dari pihak militer. Mereka mencoba merebut Istana Kepresidenan. Peristiwa ini terjadi jelang pelantikan Mohamed Bazoum sebagai Presiden Niger.
- Omar Tchiani Ingin Dipecat Bazoum?
Terkait alasan Omar Tchiani berbalik arah menggulingkan Bazoum, beredar kabar bahwa hubungan keduanya sedang memanas.
Paul Melly, seorang pakar Niger yang berasal dari lembaga Chatham House di London, menyebutkan Mohamed Bazoum sebenarnya ingin memecat Omar Tchiani beberapa hari sebelum kudeta.
Spekulasi lain adalah usia Tchiani sudah 62 tahun dan terdapat dugaan ketidakpuasan pihak militer, terutama pasukan pengawal presiden.
- Dukungan Angkatan Darat Niger
Kolonel Amadou Adramane awalnya merupakan juru bicara Angkatan Darat Niger. Ia turut tampil di televisi nasional pasca-penangkapan Mohamed Bazoum.
Pada saat membacakan pernyataan militer, ia duduk di bagian paling depan dengan mengenakan seragam berwarna biru.
Di belakangnya terdapat 9 perwira. Mereka menegaskan pihak militer akhirnya mendukung penuh upaya kudeta yang dilakukan Omar Tchiani beserta pasukannya.
"Akhiri rezim yang Anda tahu karena situasi keamanan yang memburuk dan tata kelola pemerintahan yang buruk," ucap Amadou Abdramane, seperti dikutip Reuters.
- Perbatasan Ditutup & Berlaku Jam Malam
Dalam pernyataannya tersebut, Abdramane juga menekankan pemberlakuan jam malam berskala nasional bagi warga Niger. Artinya, penduduk tidak bisa leluasa bergerak selama malam hari di bawah pengawasan militer.
Selain itu, junta militer juga mengambil sikap lain dengan menutup wilayah perbatasan dan menolak adanya intervensi asing. Terkait keselamatan Presiden Mohamed Bazoum, junta militer menjamin keberadaan sang presiden.
- Junta Militer Niger Tolak ECOWAS, Uni Afrika, & PBB
Pada 9 Agustus 2023, menurut keterangan AP News, junta militer Niger telah menolak upaya diplomasi yang dilakukan ECOWAS (blok regional Afrika Barat), Uni Afrika, dan PBB.
ECOWAS sebelumnya juga mengancam akan mengerahkan kekuatan militer andai pihak junta tidak mengembalikan Presiden Mohamed Bazoum sepekan setelah ditahan. Namun, pernyataan ini tidak dianggap sama sekali.
Wakil Menteri Luar Negeri AS Victoria Nuland juga sempat bertemu dengan para pemimpin kudeta. Namun, tidak diizinkan untuk melihat kondisi Presiden Bazoum.
Para perwira militer tidak mau menerima himbauan Nuland agar memulai negosiasi dan memulihkan pemerintahan secara konstitusional.
"Pembicaraan ini sangat terbuka dan terkadang cukup sulit karena, sekali lagi, kami mendorong solusi yang dinegosiasikan. Tidak mudah. Mereka cukup tegas dan ingin melanjutkannya," kata Nuland.