tirto.id - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menghadiri penutupan Tanwir I Pemuda Muhammadiyah yang dilangsungkan di Narita Hotel, Tangerang, Banten, pada Rabu (30/11/2016) petang. Kepada para kader Pemuda Muhammadiyah, Presiden Jokowi menitipkan beberapa pesan demi kebaikan Indonesia.
"Ada 700 suku dan lebih dari 1.100 bahasa lokal berbeda-beda, bermacam-macam, beragam inilah kemajemukan kita, anugerah Allah yang patut kita syukuri, inilah kekuatan kita yang bisa kita tunjukkan ke negara lain, meski beda tetap satu," buka pidato Presiden Jokowi saat menutup Tanwir I Pemuda Muhammadiyah.
"Jangan sampai ada satupun di antara kita yang tidak menyadari itu, kita ingin ingatkan bahwa kita memang beragam," tegas Presiden Republik Indonesia ke-7 ini.
Presiden Jokowi juga berpesan kepada para peserta Tanwir I Pemuda Muhammadiyah untuk bijak dalam menggunakan media sosial. "Saya juga titip ini. Masalah etika sopan santun, akhlak dalam berbicara di media sosial,” kata presiden.
“Coba kita lihat dalam sebulan belakangan ini apa yang ada di media sosial, kita saling mencela, saling menghujat, saling menjelekkan, saling mengejek, saling mengadu domba. Banyak fitnah di situ, banyak kebohongan di situ, apakah ini tata nilai Islami," bebernya.
Oleh karena itulah, presiden menekankan perlunya dakwah melalui media sosial dan mengajak kepada para pemuda untuk menyampaikan tentang integritas, kejujuran, dan optimisme melalui media sosial.
Hal ketiga yang dipesankan Presiden Jokowi adalah yakni terkait upaya untuk meningkatkan daya saing bangsa. "Ada tiga hal yang menyebabkan daya saing kita jauh dibandingkan negara tetangga kita, yang pertama berkaitan dengan korupsi, kedua inefisiensi birokrasi, ketiga kesiapan infrastruktur kita," tutur presiden.
Menurut Presiden Jokowi, tiga hal itu harus diperbaiki jika Indonesia ingin memenangkan persaingan ke depan. Presiden juga menekankan pentingnya untuk mempersiapkan diri menghadapi bonus demografi beberapa tahun mendatang.
Presiden Jokowi berpendapat bahwa bonus demografi bukan semata dijelang dengan momentum persiapan skill kecerdasan dan pelatihan, tetapi yang paling penting menanamkan integritas dan kejujuran generasi muda Indonesia.
Reporter: Iswara N Raditya
Penulis: Iswara N Raditya