Menuju konten utama

Prediksi dan Jadwal Hujan Meteor Leonid di Bulan November 2019

Puncak hujan meteor Leonid akan berlangsung pada tanggal 18 November dini hari.

Prediksi dan Jadwal Hujan Meteor Leonid di Bulan November 2019
Ilustrasi Hujan Meteor Taurid. foto/istockphoto

tirto.id - Hujan meteor Leonid diprediksi akan terjadi pada bulan ini, tepatnya dalam rentang 6 hingga 30 November. Pada 2019, puncak hujan meteor Leonid akan berlangsung pada tanggal 18 November dini hari.

Untuk wilayah Yogyakarta, hujan meteor Leonid akan dapat dinikmati pada 18 November 2019 pukul 00:09 hingga pukul 11:47, Time and Date. Sedangkan, di Jakarta dimulai pukul 00:20 hingga 12:04.

Surabaya dimulai sejak tanggal 17 November pukul 23:58 hingga 18 November pukul 11:39 dan Jayapura 18 November pukul 23:57 hingga 19 November pukul 11:53.

Fenomena ini terjadi karena bumi melintasi orbit komet 55P/Temple-Tuttle. Sebagaimana komet lain, Temple-Tuttle seringkali membuang serpihan di sepanjang orbit mereka, demikian seperti dilansir dari Earthsky.

Sebagian dari serpihan tersebut akan memasuki atmosfer bumi dan menguap sebelum mencapai permukaan bumi. Namun, serpihan-serpihan tersebut masih dapat disaksikan dari permukaan tanah.

Hujan meteor Leonid tahun ini, yakni bulan gibbus, atau kondisi di mana bulan lebih dari setengah karena tidak sepenuhnya memantulkan sinar matahari langsung, menerangi malam puncak bintang jatuh.

Akan tetapi, pada langit gelap tanpa cahaya bulan, hujan leonid dapat dilihat sebanyak 10 sampai 15 meteor per jamnya. Jika bulan gibbus tetap tampak, beberapa meteor yang terang tetap dapat terlihat di bawah sinar bulan.

Hujan meteor Leonid tahun ini, dapat dilihat dari seluruh bagian bumi, dan waktu terbaik untuk menonton di malam puncaknya adalah saat tengah malam hingga subuh, ketika gerak bumi menuju ruang angkasa membawa bumi sangat dekat dengan pusat hujan meteor.

Akan tetapi, tahun ini memang diperkirakan sulit untuk mengharapkan bulan tidak nampak di langit. Oleh karena itu, untuk menonton hujan meteor Leonid dengan maksimal, usahakan menggunakan atap atau pelindung lainnya yang dapat menutupi bulan dari pandangan mata.

Kemudian, membiarkan mata terbiasa dengan kegelapan untuk sementara waktu, mungkin 15 menit hingga satu jam. Namun, tetap tidak dapat berharap banyak akan pemandangan hujan meteor yang jelas dan terang benderang.

Karena hal inilah, Space menyebut ini adalah tahun terburuk untuk menyaksikan salah satu hujan meteor yang paling terkenal.

Leonid dikenal dengan cahaya intens, yang terletak di sekitar konstelasi rasi bintang Leo, yang berbentuk seperti singa. Hujan meteor Leonid puncak yang menampakkan 10 hingga 15 meteor merupakan aktivitas terendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Polusi cahaya dari bumi juga dapat mengurangi ketajaman penglihatan hujan meteor. Kecepatan meteor ini diperkirakan rata-rata 72 kilometer per detik. Kecepatan tersebut cenderung menghasilkan meteor yang cukup cerah dan meninggalkan goresan atau uap sisa meteor yang bertahan cukup lama di langit.

Baca juga artikel terkait FENOMENA ALAM atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Anggit Setiani Dayana
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Alexander Haryanto