Menuju konten utama

Bagaimana Hujan Meteor Perseid Bisa Sampai Ke Bumi

Hujan Meteor Perseid pada 12 hingga 13 Agustus 2019.

Bagaimana Hujan Meteor Perseid Bisa Sampai Ke Bumi
Seorang pria mengarahkan senternya ke Bimasakti saat puncak hujan meteor Perseid di taman nasional Mavrovo di Macedonia, Minggu (12/8). ANTARA FOTO/REUTERS/Ognen Teofilovski

tirto.id - Fenomena hujan meteor Perseid yang terjadi sepanjang pertengahan Agustus memang menjadi fenomena yang menarik untuk di lihat.

Tahun ini di Indonesia hujan meteor Perseid bisa ditonton pada 12 hingga 13 Agustus. Sementara menurut Space, hujan meteor perseid akan ‘mampir’ ke bumi sejak tanggal 17 Juli hingga 24 Agustus.

Agustus menjadi bulan yang tepat untuk melihat bintang, karena pada bulan ini, bumi sedang mengorbit melewati jalur Komet Swift-Turtel yakni induk bagi para meteor perseid.

Menurut Earth Sky puing-puing dari komet ini akan tersebar di jalur orbit komet, namun puing-puing tersebut tidak dilewati Bumi hingga minggu kedua bulan Agustus.

Pecahan-pecahan dari Komet Swift-Tuttle ini lalu terbentur atmosfer Bumi dengan kecepatan sekitar 130.000 mil (210.000 km) per jam yang menimbulkan cahaya-cahaya ‘bintang jatuh’ jika dilihat dari Bumi.

Hal inilah yang disebut sebagai meteor Perseid. Ada kalanya Bumi melewati gumpalan meteor yang luar biasa padat, dan hal itu akan membuat lebih banyak hujan meteor yang bisa dilihat dari Bumi.

Komet Swift-Turtle mengorbit matahari dalam periode 133 tahun. Jarak terjauhnya dari matahari adalah diluar orbit Pluto sementara di jarak terdekatnya dengan matahari berada didalam orbit Bumi.

Ketika mengorbit di dekat matahari, partikel-partikel es komet ini akan dilelehkan oleh panasnya matahari sehingga puing-puingnya berjatuhan ke dekat Bumi. Komet Swift-Tuttle terakhir mencapai titik terdekat ke matahari pada Desember 1992 dan akan melakukannya berikutnya pada Juli 2126.

Fenomena hujan meteor memang tidak bisa selalu dinikmati sepanjang tahun, karena itu fenomena ini termasuk fenomena langka dan tentunya menarik.

Dilansir dari Space, untuk bisa melihat bintang-bintang (termasuk hujan meteor) pergi ke tempat yang luas serta jauh dari polusi cahaya adalah hal yang tepat untuk dilakukan, pergi ke daerah yang gelap di pinggiran kota misalnya.

“Kunci untuk melihat hujan meteor adalah melihat langit sebanyak mungkin," kata Bill Cooke ahli meteor NASA kepada Space.

Mata manusia setidaknya membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk menyesuaikan diri di tempat gelap, jadi akan lebih baik menunggu di luar tanpa menggunakan ponsel atau perangkat bercahaya lainnya supaya bisa melihat hujan meteor lebih banyak.

Baca juga artikel terkait HUJAN METEOR atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yantina Debora