tirto.id - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menanggapi fenomena cuaca panas ekstrem yang terjadi di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Menurutnya, cuaca panas ekstrem itu terjadi karena keadaan alam.
Pramono berharap, cuaca panas ekstrem itu akan mereda pada akhir Oktober mendatang.
“Kenaikan [cuaca panas ekstrem] ini memang karena keadaan alam, sehingga mudah-mudahan di akhir Oktober ini sudah bisa normal kembali,” kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Jumat (17/10/2025).
Saat ini, ia mengatakan, Pemprov DKI telah melakukan sejumlah langkah untuk menangani cuaca panas ekstrem.
Salah satu langkah yang dilakukan adalah melakukan penyemprotan water mist di jalanan Jakarta, guna mengurangi polusi udara.
Meski begitu, Pramono menyadari bahwa upaya penyemprotan water mist itu belum cukup untuk meredam efek dari cuaca panas ekstrem.
“Saya sudah meminta kepada dinas terkait, [Dinas] Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air kan sudah melakukan penyemprotan. Memang enggak cukup,” paparnya.
Pramono menegaskan fenomena cuaca panas ekstrem ini jangan sampai menimbulkan berbagai penyakit di masyarakat, seperti demam, flu, sampai Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
“Tetapi yang paling penting adalah jangan sampai kemudian eksesnya itu akan menimbulkan penyakit,” tegasnya.
Ia meyakini, fenomena cuaca panas ekstrem yang berdampak pada menyebarnya penyakit di masyarakat tidak hanya terjadi di Jakarta, melainkan juga di berbagai daerah lainnya di Indonesia.
“[Cuaca panas ekstrem] yang sekarang ini mungkin juga di Jakarta atau bahkan di Indonesia, bukan hanya Jakarta, mengalami kenaikan untuk itu,” tutupnya.
Penulis: Naufal Majid
Editor: Bayu Septianto
Masuk tirto.id


































