tirto.id - Gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ), Pramono Anung, berencana untuk membangun Taman Anak Sejahtera (TAS) di setiap kecamatan Jakarta yang diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu.
“Sekarang ini kita sudah mempersiapkan ada tiga Taman Anak Sejahtera, dan nantinya saya sudah meminta kepada Kepala Dinas Sosial, mudah-mudahan di setiap kecamatan ada satu Taman Anak Sejahtera,” ujar Pramono usai meresmikan pembangunan TAS Arutala yang berlokasi di Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Senin (5/5/2025).
Pramono menyebut, anak-anak yang terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar di TAS itu akan diberikan fasilitas berupa makan dan minum gratis di masa depan.
“Mereka sepenuhnya ditanggung dalam sehari-hari, baik makan, minum, sehari penuh ketika mereka belajar di Taman Anak Sejahtera ini,” ucapnya.
Pramono mengaku senang ketika melihat antusiasme anak-anak yang akan belajar di TAS Arutala tersebut. Ia bilang, para pelajar di TAS itu datang dari keluarga tidak mampu.
Pramono mengaku sempat berbincang dengan salah satu keluarga yang menitipkan anaknya di TAS Arutala. Keluarga itu berharap, dengan dititipkannya anak-anak mereka di TAS, maka mereka dapat memperbaiki kehidupannya kelak.
“Tadi saya berbincang, berbicara, ada satu keluarga yang anaknya empat, ibunya adalah kuli mencuci, bapaknya kuli bangunan, anaknya empat. Sehingga untuk bisa memperbaiki kehidupannya mereka tentunya sangat berkeinginan untuk bisa menitipkan anaknya di tempat ini,” tutur Pramono.
Pramono menjelaskan, pembangunan TAS di setiap kecamatan di Jakarta nantinya akan berkolaborasi dengan Baznas Bazis dan juga Forum CSR Jakarta untuk mendapatkan pendanaan.
“Taman Anak Sejahtera yang diinisiasi oleh Pemda ini bekerjasama dengan Baznas Bazis, dan juga disupport oleh CSR dari BUMD yang ada di Jakarta, dan juga forum CSR,” jelasnya.
Meski begitu, Pramono menyebut pembangunan TAS itu ke depan akan tetap melibatkan dana APBD Jakarta, agar Pemprov Jakarta tetap terlibat.
“Tetapi ada juga bagian dari APBD. Dan untuk itu yang dari APBD sebenarnya porsinya kecil, supaya tetap harus ada keterlibatan dari pemerintah Jakarta,” kata Pramono.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial DKJ, Premi Lasari, menyebut, layanan TAS itu nanti akan bersifat seperti daycare, atau tempat penitipan anak. Anak-anak yang dititipkan di TAS itu nantinya akan menerima pembelajaran dari pagi hingga sore sambil bermain. Dengan demikian, dalam TAS tersebut tidak disiapkan kurikulum khusus seperti sekolah pada umumnya.
“Jadi anak-anak di sini ini sifatnya adalah seperti daycare. Daycare yang memang dari pagi sampai sore kita kasih pendidikan, mereka belajar, bermain sambil belajar, dapat makan, pemenuhan kebutuhan sehari-hari, termasuk seragam juga dapat. Jadi mereka tidak dapat kurikulum, tapi mereka di sini senang-senang,” ujar Premi di TAS Arutala, Senin (5/5/2025).
Premi menjelaskan, nantinya anak-anak yang bisa mendaftar di TAS itu adalah mereka yang masuk kategori kurang mampu berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
“Untuk masuk ke sini adalah mereka yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Tidak semua orang bisa masuk ke sini karena memang ini adalah tujuan untuk program pengentasan kemiskinan salah satunya,” tukasnya.
Penulis: Naufal Majid
Editor: Andrian Pratama Taher
Masuk tirto.id


































