tirto.id - Ketua DPP PDIP bidang Kehormatan, Komarudin Watubun, meyakini Presiden Prabowo Subianto memahami mana yang menjadi prioritas utamanya dalam lima tahun ke depan.
Hal itu disampaikan Komarudin usai Prabowo tak menyinggung Ibu Kota Nusantara (IKN) dalam pidato perdananya usai pengucapan sumpah janji jabatan sebagai presiden di Gedung MPR RI, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2024).
"Pak Prabowo sendiri pasti memprioritaskan hal apa yang menjadi prioritas hari ini," kata Komarudin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2024).
Komarudin menyinggung sejumlah persoalan yang harus ditanggung Prabowo setelah resmi menjadi presiden. Ia menyebut pengaruh geo politik global yang tentu menguras banyak tenaga Prabowo.
Kemudian, jelas dia, utang luar negeri Indonesia yang saat ini sebanyak Rp8.400 triliun. Tahun depan, tambah dia, akan mencapai Rp1.000 triliun lebih.
"Ini beban-beban yang harus diselesaikan oleh Pak Prabowo. Jadi, saya pikir itu bagian dari sikap Pak Prabowo untuk menggarisbawahi mana yang jadi prioritas," tutur Komarudin.
Ketika ditanya IKN tak lagi menjadi prioritas PDIP, Komarudin menjawab secara diplomatis. Komarudin berujar tanpa harus pindah ibu kota ke IKN, orang yang hidup di Jakarta akan tetap hidup.
"[Tapi] kalau rakyat kita utamakan yang fisik-fisik, lalu rakyat menderita, harga pangan naik, segala macam naik kasian rakyatnya. Karena Prabowo tadi tekankan terus soal rakyat kecil," tutur Komarudin.
Ia secara pribadi terharu ketika Prabowo kerap menyinggung nasib rakyat kecil dalam pidato perdananya sebagai presiden. Oleh karena itu, ia meyakini Prabowo memahami apa yang menjadi prioritas dilakukan dalam lima tahun ke depan.
"Maka sebaiknya memang kita harus lihat skala prioritas dulu," tutup Komarudin.
Dalam pidatonya, Prabowo menyinggung bahwa kekuasan itu milik rakyat. Sebab, pemimpin berkuasa karena menjalankan kedaulatan rakyat.
“Kita harus selalu ingat setiap pemimpin dalam setiap tingkatan harus selalu ingat pekerjaan kira harus untuk rakyat. Bukan, bukan, bukan kita bekerja untuk diri kita sendiri,” kata Prabowo.
Prabowo juga berkata pemimpin tidak bekerja untuk kerabatnya, tetapi bekerja untuk rakyat.
“Saudara-saudara sekalian, kita harus mengerti selalu, sadar selalu bahwa bangsa yang merdeka adalah bangsa di mana rakyatnya merdeka," tegas Prabowo.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Bayu Septianto