tirto.id - Presiden Prabowo Subianto kembali menyinggung soal fenomena kelangkaan minyak goreng. Prabowo menyinggung fenomena itu usai menyaksikan penyerahan uang pengganti kerugian negara Rp13,2 triliun dalam perkara tindak pidana korupsi pemberian fasilitas ekspor crude palm oil (CPO) dan turunannya di Gedung Kejaksaan Agung (Kejagung), Jakarta Selatan, Senin (20/10/2025).
Menurut Prabowo, uang yang hampir lenyap akibat tindak pidana korupsi itu hanya berasal dari satu bidang, yakni kelapa sawit. Padahal, kelapa sawit itu disebut dapat diperuntukkan kepentingan masyarakat.
"Ini saya ibaratkan, arti daripada uang yang nyaris hilang, dan ini baru satu sektor kelapa sawit dan satu bentuk penyimpangan, yaitu tidak diutamakan atau tidak dipatuhi kewajiban, untuk menyediakan kebutuhan bangsa dan negara padahal ini adalah bumi dan air," urainya.
Prabowo mengatakan, tindak pidana terhadap kelapa sawit itu dibawa ke luar negeri oleh pihak tidak bertanggung jawab. Ia menilai, kelapa sawit tersebut sejatinya milik Tanah Air beserta masyarakatnya.
Di satu sisi, Prabowo mengingatkan, Indonesia sempat mengalami kelangkaan minyak goreng beberapa tahun lalu. Imbasnya, masyarakat kesulitan mengakses minyak goreng selama beberapa waktu kala itu.
"[Kelapa sawit] milik bangsa Indonesia, hasilnya diambil dan dikeruk dibawa ke luar negeri. Rakyat dibiarkan kesulitan minyak goreng untuk berminggu-minggu," tuturnya.
Prabowo menyebutkan, tindakan tersebut tergolong tidak manusiawi. Ia menilai pihak yang melakukan hal itu memang serakah.
"Ini sebetulnya menurut saya sangat kejam, dan sangat tidak manusiawi, apakah ini benar-benar murni keserakahan atau ini bisa digolongkan subversi ekonomi," ucap dia.
Sebagai informasi, Prabowo Subianto sebelumnya juga sempat menyinggung kelangkaan minyak goreng. Ia menyinggung hal itu saat sidang tahunan MPR 2025, 15 Agustud 2025.
Menurut Prabowo, Indonesia padahal merupakan negara produsen kelapa sawit terbesar se-dunia, tapi bisa terjadi kelangkaan minyak goreng.
"Sungguh aneh, dengan produksi kelapa sawit terbesar di dunia, [Indonesia] pernah mengalami kelangkaan minyak goreng. Ini aneh sekali. Tidak masuk di akal sehat," ucapnya.
Sebagai catatan, minyak goreng yang berbahan dasar dari kelapa sawit itu sempat langka pada awal Oktober 2021 lalu, di saat Presiden ke-7 RI, Joko Widodo masih menjabat.
Saat itu, harga minyak goreng tembus hingga harga Rp15.150 per liternya. Bahkan, di awal Januari 2022 semakin melambung tinggi mencapai angka Rp18.550 per liter.
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Andrian Pratama Taher
Masuk tirto.id


































