tirto.id - Presiden Prabowo Subianto meminta masyarakat tidak memedulikan penurunan maupun kenaikan saham. Menurut Prabowo, ketersediaan pangan yang memadai membuat negara dalam kondisi baik sehingga publik tidak perlu memusingkan nasib saham di Tanah Air.
"Kalau pangan kita aman, negara aman. Enggak usah takut saham naik atau turun," ucapnya saat menghadiri penanaman padi di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (23/4/2025)
"Ya, yang punya saham saya mengerti Anda juga berjasa, tapi selama kita bisa produksi pangan, negara kita aman, enggak usah khawatir. Negara kita kuat, negara kita kaya," lanjut dia.
Prabowo lantas menekankan kesejahteraan rakyat yang merata se-Tanah Air sebagai prioritas. Ia ingin harta yang melimpah tak cuma dimiliki segelintir masyarakat.
"Yang sekarang penting adalah pemerataan kekayaan tidak boleh terpusat di segelintir orang. Kekayaan rakyat, kekayaan bangsa harus dirasakan oleh seluruh bangsa Indonesia, seluruh rakyat Indonesia," ucapnya.
Sebagai informasi, sejak era kepemimpinan Prabowo Subianto, indeks harga saham gabungan (IHSG) kerap menunjukkan angka negatif. Terkini, IHSG ditutup anjlok di level 5.967 pada perdagangan pada Rabu (9/4/2025).
Di satu sisi, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyiapkan berbagai langkah antisipasi guna mencegah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh karena efek kebijakan tarif Trump.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman, mengatakan langkah tersebut disusun bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Self-Regulatory Organization (SRO).
Iman menjelaskan, salah satu langkah dalam mengantisipasi terperosoknya IHSG adalah dengan buyback tanpa RUPS yang beberapa waktu telah diberlakukan.
Selain itu, kata dia, penyesuaian batas auto reject bawah (ARB) hingga trading halt juga turut menyusul dilakukan.
“Kita berharap bahwa likuiditas kita bisa terus meningkat, tidak hanya dilakukan oleh investor baik institusi maupun perorangan tetapi permintaan kita bertambah dengan adanya buyback yang dilakukan oleh korporasi,” ujar Iman dalam Konferensi Pers di Main Hall BEI, Jakarta beberapa waktu llau.
Dia menambahkan, BEI juga melakukan penguatan terhadap sistem pengawasan (surveillance) terhadap transaksi yang dianggap tidak wajar. Iman menuturkan bahwa komunikasi juga merupakan hal paling penting bersama semua pihak.
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Andrian Pratama Taher
Masuk tirto.id


































