tirto.id - Polda Jawa Barat mengungkap kasus penjualan bayi oleh jaringan pelaku tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Jaringan ini telah menjual 24 bayi ke Singapura.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochmawan, mengungkap bahwa perdagangan bayi oleh jaringan ini telah dilakukan sejak 2023. Jaringan ini melibatkan 12 tersangka yang belum bisa dirinci nama-namanya.
"Dari pengungkapan ini berhasil menyelamatkan enam balita korban. Lima balita di antaranya baru saja tiba di Mapolda Jabar dari Pontianak setelah menempuh perjalanan via Cengkareng, sementara satu balita lainnya diamankan dari wilayah Jabodetabek," ucap Hendra dalam keterangan tertulis, Selasa (15/7/2025).
Hendra menerangkan, para tersangka memiliki peran yang berbeda-beda dalam sindikat ini. Ada yang berperan sebagai perekrut awal bayi, bahkan sejak masih dalam kandungan. Kemudian, ada juga yang bertugas merawat bayi, menampung hingga membuat surat-surat identitas palsu, seperti akta lahir dan paspor. Para tersangka ini juga terlibat dalam proses pengiriman bayi yang rencananya akan dikirimkan ke Singapura.
"Barang bukti berupa surat-surat identitas, paspor, serta dokumen kepemilikan identitas korban juga telah disita," ujar Hendra.
Dirreskrimum Polda Jabar, Kombes Surawan, menambahkan, bayi yang sudah berada di Pontianak dan akan dikirim ke Singapura itu telah dilengkapi dokumen-dokumen palsu. Selain itu, ada juga satu korban bayi yang diamankan di Tangerang empat hari lalu.
"Kami masih terus melakukan pengembangan terkait bayi-bayi yang akan dikirim ke Singapura, dengan rencana akan bekerja sama dengan Divhubinter," ungkap Surawan.
Surawan menegaskan, bayi-bayi tersebut kebanyakan berasal dari daerah Jawa Barat. Kasus ini sendiri berawal dari laporan salah satu orang tua yang melaporkan kasus penculikan anak, kemudian dikembangkan oleh kepolisian.
"Dari keterangan tersangka, ada 24 bayi yang diduga terlibat [menjadi korban TPPO], dan sejauh ini kita sudah mendapatkan 1 di Tangerang dan 5 di Pontianak yang rencananya akan dikirim ke Singapura. Kita masih terus melakukan pengembangan untuk menemukan bayi-bayi lainnya," tutur Surawan.
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Andrian Pratama Taher
Masuk tirto.id


































