tirto.id - "Here comes the rain again. Falling on my head like a memory. Falling on my head like a new emotion (di sini datang hujan lagi. Jatuh di kepalaku seperti kenangan. Jatuh di kepalaku seperti sebuah emosi baru)". Kutipan lagu dari Eurythmics yang berjudul Here Comes the Rain Again (1983) ini nampaknya menggambarkan perasaan banyak orang yang ketika hujan turun.
Bukan hal yang baru memang jika hujan dikenal sebagai 'pembawa kenangan.' Banyak komponen yang membuat hujan seolah 'membawa kenangan', salah satunya aroma tanah yang basah akibat terguyur air hujan.
Hal tersebut adalah petrichor (petrikor), yakni aroma alami yang dihasilkan saat hujan jatuh ke tanah kering. Aroma hujan ini yang bertanggung jawab atas perasaan emosional banyak orang yang menciumnya.
Dilansir dari Science Daily, istilah petrikor pertama kali dicetuskan oleh ilmuwan asal Autralia pada 1964.
Menurut para ahli petrikor bisa terjadi ketika air hujan mengguyur obyek-obyek alam tertentu seperti tanaman.
Beberapa jenis tanaman mengeluarkan minyak selama periode kering dan ketika hujan, minyak ini dilepaskan ke udara yang menyebabkan munculnya aroma tertentu.
Selain itu, reaksi lain yang menciptakan petrikor bisa terjadi ketika bahan kimia yang diproduksi oleh bakteri penghuni tanah yang dikenal sebagai actinomycetes dilepaskan.
Senyawa aromatik ini bergabung untuk menciptakan aroma petrikor yang menyenangkan ketika hujan menyentuh tanah.
Aroma lain yang terkait dengan hujan adalah ozon. Selama badai, petir dapat memecah molekul oksigen dan nitrogen di atmosfer.
Seluruh komponen tersebut pada gilirannya dapat bergabung kembali menjadi oksida nitrat. Zat ini berinteraksi dengan bahan kimia lain di atmosfer untuk membentuk ozon, yang memiliki bau tajam yang mengingatkan pada klorin.
Beberapa orang yang memiliki sensitivitas terhadap bau bisa mencium bau ini. Mereka yang memiliki kemampuan ini bisa memprediksi hujan melalui bau ini yang diterbangkan oleh angin dari ozon hingga turun ke permukaan.
Lalu, bagaimana petrikor mampu membawa perasaan emosional hingga memicu ingatan-ingatan tentang peristiwa tertentu?
Sejumlah studi telah menunjukkan bahwa aroma memicu ingatan emosional yang lebih jelas dalam menginduksi perasaan "dibawa kembali ke masa lalu" daripada gambar.
Dilansir dari Psychology Today, para ahli menyebutkan bahwa hal ini disebabkan oleh rangsangan yang terjadi pada anatomi otak.
Aroma yang masuk pertama kali diproses oleh bulbus olfaktorius, yang dimulai di dalam hidung dan mengalir di sepanjang bagian bawah otak.
Organ ini memiliki koneksi langsung ke dua area otak yang sangat terlibat dalam emosi dan memori, yakni amigdala dan hippocampus.
Menariknya, informasi visual, pendengaran (suara), dan sentuhan (sentuhan) tidak melewati area otak ini. Inilah sebabnya mengapa penciuman, lebih dari perasaan lainnya, sangat berhasil memicu emosi dan ingatan.
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari