Menuju konten utama

Pertamina Kaji Penyesuaian Harga Pertamax

Arya Sinulingga menyebut Pertamina jangan sampai memberikan subsidi minyak (Pertamax) begitu besar untuk mobil mewah.

Pertamina Kaji Penyesuaian Harga Pertamax
Petugas melakukan pengisian bbm untuk layanan Pertamina Delivery Service di SPBU COCO, Dago, Bandung, Jawa Barat, Jumat (22/11/2019). ANTARA FOTO/Novrian Arbi/pras.

tirto.id - PT Pertamina (Persero) saat ini tengah mengkaji usulan mengenai penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi jenis bensin dengan nilai oktan (RON) 92 alias Pertamax.

"Penyesuaian masih kami kaji," jelas Vice President (VP) Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman, kepada wartawan Senin (28/3/2022).

Ia menjelaskan, Pertamax merupakan BBM nonsubsidi yang konsumsinya 14 persen dari seluruh BBM Pertamina. Pihaknya saat ini tengah menghitung ulang BBM jenis tersebut agar harganya lebih disesuaikan.

Sementara itu, Fajriyah memastikan untuk jenis BBM subsidi seperti Biosolar dan Pertalite harganya tidak akan mengalami kenaikan. Tingkat konsumsi dua jenis BBM subsidi tersebut mencapai 83 persen.

Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga meminta harga BBM nonsubsidi jenis bensin dengan nilai oktan (RON) 92 alias Pertamax yang dijual PT Pertamina (Persero) dihitung ulang. Kajian mengenai harga Pertamax perlu dilakukan karena dinilai harganya terlalu murah.

"RON 92 itu harga saat ini kan Rp14.500 [harga asli] kita tau Pertamax ini 13 persen dari yang mengkonsumsi BBM di Indonesia pada umumnya adalah mobil mewah," kata Arya kepada wartawan, Selasa (22/3/2022).

Politikus Perindo itu menjelaskan, harga bensin Pertamax hingga saat ini masih dijual Rp9.000 per liter, harga ini tidak naik sejak dua tahun lalu. Sementara harga asli atau harga keekonomian Pertamax Rp14.526 per liter imbas melonjaknya harga minyak mentah dunia.

"Sudah saatnya dihitung ulang berapa harga yang layak yang diberikan Pertamina untuk harga Pertamax yang dikonsumsi oleh mobil-mobil mewah. Ini untuk keadilan semua," jelas Arya.

Selisih dari besaran harga tersebut otomatis ditutup oleh Pertamina. Arya menyebut, penghitungan ulang perlu dilakukan demi membuat keuangan Pertamina tidak terlalu berat.

"Jangan sampai Pertamina memberikan subsidi yang begitu besar kepada mobil mewah yang memanfaatkan Pertamax," pungkas dia.

Baca juga artikel terkait KENAIKAN HARGA PERTAMAX atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Bisnis
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Fahreza Rizky