tirto.id - Rivalitas Bambang Soesatyo dan Airlangga Hartarto untuk menjadi ketua umum Partai Golkar kembali muncul. Konflik antara Bamsoet dan Airlangga sebagai petahana sempat mereda beberapa saat setelah disinyalir adanya kesepakatan politik yang membuat Bamsoet bisa melenggang menjadi Ketua MPR dari Fraksi Partai Golkar.
Jabatan Ketua MPR yang diberikan kepada Bamsoet disebut-sebut sebagai langkah dari Airlangga agar Bamsoet tak maju menjadi calon Ketum Partai Golkar pada Musyawarah Nasional (Munas) pada Desember 2019 mendatang.
Ketua Koordinator Bidang Perekonomian Golkar Azis Syamsuddin tak ingin berkomentar banyak terkait persoalan ini.
"[Kesepakatan] Yang tahu antara Pak Airlangga, Pak Bamsoet sama Allah yang tahu. Biar yang mengingkari biar Allah yang melaknatnya," kata Aziz di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/11/2019).
Azis tak mau berandai-andai bila Bamsoet benar terbukti melanggar kesepakatan dengan Airlangga. Ia malah mempersilakan masyarakat untuk menilainya.
"Kalau [Bamsoet] melanggar komitmen kan biar masyarakat yang menilai, biar Allah yang melaknat, kan gitu," tuturnya.
Meski begitu, Wakil Ketua DPR itu menyatakan memang tak ada pembatasan bila seseorang ingin maju sebagai Ketum Golkar. Pasalnya, dalam AD/ART Partai Golkar memperbolehkan siapa pun kader untuk maju sebagai ketum. Kalaupun ada calon lain yang mau mendaftar, kata Airlangga, tentunya diperbolehkan asalkan mengikuti AD/ART partai.
"Tidak ada yang bisa melarang orang untuk maju. Kalau ada yang mau daftar ya daftar, enggak bisa dilarang, sesuai AD/ART," tuturnya.
Azis mengatakan DPP Partai Golkar akan melakukan rapat pleno, Selasa, 5 November 2019 besok. Pleno tersebut terkait dengan rencana penyelenggaraan musyawarah nasional (munas) untuk menentukan Ketua Umum Golkar. Munas Partai Golkar sendiri direncanakan 3-5 Desember 2019.
"Tahapannya iya, kan nanti diputuskan dalam pleno, tanggal 5 itu. Agendanya apa, disepakati dalam pleno, kita jalan," kata Azis.
Sementara itu, Ketua DPP Partai Golkar Junaidi Elvis yang merupakan loyalis Bamsoet mengatakan jagoannya itu masih bisa maju di bursa pemilihan Ketua Umum Partai Golkar. Meskipun memang Bamsoet sudah mengaku akan 'cooling down' setelah mendapatkan jabatan sebagai Ketua MPR.
"Kan balik lagi, sebagai kader punya hak. Satu sisi jabatan MPR kan jabatan politis, aturan kan enggak ada, namanya juga politik," kata Junaidi.
Junaidi mengatakan, Bamsoet tidak mungkin mundur dalam bursa pemilihan ketua umum. Karena itu, lanjutnya, semua persiapan untuk maju sebagai ketua umum tetap dipersiapkan.
"Kalau ditanya, Bambang enggak mungkin mundur karena tembok di belakangnya. Terus sejauh mana persiapan, tentu kita maju dengan persiapan," ungkapnya.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Maya Saputri