tirto.id - Dalam masa vaksinasi Covid-19 ini, terdapat imbauan untuk tidak vaksinasi bagi perempuan sebelum dan setelah 5 hari menstruasi oleh sebuah akun facebook dari India.
Pada postingan tersebut dijelaskan, risiko yang tinggi bagi perempuan yang divaksinasi Covid-19 pada saat menstruasi karena dosis vaksin akan menurunkan imunitas terlebih dahulu, ini bahaya bagi wanita yang sedang menstruasi karena pada saat itu imunitas wanita juga sedang menurun.
Pertanyaan selanjutnya, apakah benar vaksin Covid-19 beresiko tinggi bagi perempuan yang sedang menstruasi?
Berdasarkan hasil penelusuran Satgas Covid-19 sebagaimana dikutip dari laman resminya, klaim tersebut salah.
Unggahan serupa telah banyak beredar di media sosial baik dalam bentuk narasi ataupun poster. Menanggapi hal tersebut, WHO melalui AFP Fact Check mengatakan bahwa klaim tersebut tidak benar.
"Tidak ada dasar ilmiah terkait klaim tersebut," tulisnya.
Departemen informasi publik India juga melalui akun @PIBFactcheck pernah menolak klaim tersebut di Twitter pada 24 April 2021, berikut klarifikasi lengkap Departemen Informasi Publik India:
“Fake post circulating on social media claims that women should no take #COVID19Vaccine 5 days before and after mestrual cycle.
Don’t fall for romours!
All people above 18 should get vaccinated after May 1 Registration starts on April 28 on cowin.gov.in”
Masih dikutip dari laman Satgas Covid, salah satu Dokter di India, Dr. Munjaal Kapadia, Konsultan Kebidanan dan Ginekolog di Rumah Sakit Khusus Namaha Mumbai, membuat sebuah klarifikasi di Twitter milik pribadinya. Ia mengatakan, telah beredar rumor konyol yang membuat semua orang takut untuk divaksin.
“Banyak pasien yang mengirimi saya pesan untuk menanyakan apakah aman/efektif mengambil vaksin saat menstruasi. Beberapa rumor WhatsApp konyol telah membuat takut semua orang. Menstruasi Anda tidak berpengaruh pada kemanjuran Vaksin,” Jelas Dr Munjaal.
Terkait masalah yang sama Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menyatakan bahwa wanita yang sedang menstruasi boleh dan aman untuk divaksinasi, dan apabila ada gejala lain seperti nyeri haid yang tidak tertahankan, maka vaksinasi bisa ditunda 1-3 hari sesuai dengan gejala yang dialami.
Dengan demikian klaim vaksin Covid-19 beresiko tinggi bagi perempuan yang sedang menstruasi merupakan hoaks dengan kategori Konten yang menyesatkan, tulis Satgas Covid.
Pada perkembangan program vaksinasi COVID-19 di Indonesia per 11 Mei 2021 jumlah penerimanya melebihi 13 juta orang atau angka tepatnya 13.475.087orang.
Peningkatan ini dengan adanya tambahan penerima vaksin harian sebanyak 134.130 orang. Sedangkan yang menerima vaksinasi kedua jumlahnya meningkat menjadi 8.755.256 orang. Untuk target sasaran vaksinasi berjumlah 40.349.049 orang.
Melihat perkembangan penanganan per provinsi, terdapat lima provinsi menambahkan pasien sembuh harian tertinggi. Di antaranya Jawa Barat menambahkan 2.304 orang dan kumulatifnya 259.629 orang, Jawa Tengah menambahkan 746 orang dan kumulatifnya 170.725 orang, Riau menambahkan 631 orang dan kumulatifnya 42.401 orang.
DKI Jakarta menambahkan 606 orang dan kumulatifnya yang tertinggi mencapai 401.645 orang serta DI Yogyakarta menambahkan 215 orang dan kumulatifnya 37.159 orang.
Lalu, pada penambahan kasus terkonfirmasi positif harian terdapat 5 provinsi dengan angka tertinggi. Yakni Jawa Barat menambahkan 1.070 kasus dan kumulatifnya 292.592 kasus, Jawa Tengah menambahkan 854 kasus dan kumulatifnya 188.065 kasus, DKI Jakarta menambahkan 694 kasus dan kumulatifnya masih yang tertinggi mencapai 416.341 kasus, Riau menambahkan 551 kasus dan kumulatifnya 49.437 kasus, serta Jawa Timur menambahkan 206 kasus dan kumulatifnya 150.107 kasus.
Selain itu, terdapat 5 provinsi dengan angka kematian tertinggi harian diantaranya Jawa Tengah menambahkan 76 kasus dan kumulatifnya 8.558 kasus, DKI Jakarta menambahkan 22 kasus dan kumulatifnya 6.846 kasus, Jawa Timur menambahkan 21 kasus dan kumulatifnya 10.898 kasus, Jawa Barat menambahkan 16 kasus dan kumulatifnya 3.892 kasus serta Riau menambahkan 14 kasus dan kumulatifnya 1.240 kasus.
Selain itu, dari hasil uji per hari jejaring laboratorium berbagai wilayah, spesimen selesai diperiksa RT-PCR/TCM dan rapid antigen per hari sebanyak 49.483 spesimen dan kumulatifnya 15.251.210 spesimen.
Sementara jumlah kumulatif spesimen positif per hari ini sebanyak 3.032.286 spesimen. Jumlah kumulatif spesimen negatif sebanyak 10.554.127 spesimen.
Positivity rate spesimen harian di angka 19,64% dan positivity rate spesimen mingguan (2 - 8 Mei 2021) di angka 16,99%. Sementara spesimen invalid dan inkonklusiv (per hari) berjumlah 93 spesimen.
Untuk jumlah orang yang diperiksa per hari ini ada 31.963 orang dan kumulatifnya 10.237.631 orang. Lalu pada hasil terkonfirmasi negatif jumlah kumulatifnya meningkat menjadi 8.519.056 orang termasuk tambahan hari ini sebanyak 27.072 orang.
Sementara positivity rate orang harian di angka 15,30% dan positivity rate orang mingguan (2 - 8 Mei 2021) di angka 11,81%.
Untuk jumlah suspek tercatat ada 89.231 kasus. Dan sebaran wilayah masih berada di 34 provinsi dan 510 kabupaten/kota.
Dalam masa pandemi ini, perilaku disiplin 3M yang termasuk dalam kampanye #ingatpesanibu penting untuk terus dilakukan dalam rangka menekan penyebaran virus COVID-19. Kampanye 3M dapat dilakukan dengan menjalankan setidaknya 3 (tiga) perilaku disiplin yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
Editor: Agung DH