Menuju konten utama

6 Penyebab Osteoporosis pada Usia Muda dan Ketahui Gejalanya

Penyakit osteoporosis di usia muda, apa saja gejala dan penyebabnya? Berikut penjelasan selengkapnya.

6 Penyebab Osteoporosis pada Usia Muda dan Ketahui Gejalanya
Osteoporosis usia muda. foto/istockphoto

tirto.id - Osteoporosis ternyata penyakit yang bukan hanya dialami oleh orang lanjut usia. Osteoporosis ternyata juga bisa dialami oleh orang di usia muda.

Lantas, apa sebenarnya osteoporosis? Dilansir Medical News Today, osteoporosis adalah kondisi medis di mana tulang seseorang melemah dan lebih mudah patah.

Saat seseorang mengalami osteoporosis, maka tulangnya akan kehilangan massa. Hal ini akan mengubah struktur, dan tulang akan kehilangan kepadatan mineral. Artinya, tulang secara bertahap kehilangan kekuatan dan menjadi lebih rapuh.

Sejatinya, secara umum, setiap orang akan kehilangan massa tulang secara bertahap sejak usia 35 tahun. Namun, orang dengan osteoporosis akan kehilangan massa tulang lebih cepat dibandingkan yang tidak mengidap osteoporosis.

Lantas, apa saja penyebab pengapuran tulang di usia muda?

Penyebab Osteoporosis di Usia Muda

Ada beberapa kondisi yang menyebabkan seseorang bisa terkena osteoporosis di usia muda. Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan resiko seseorang rentan terkena osteoporosis lebih cepat dari yang umumnya terjadi di antaranya adalah:

1. Mengidap penyakit peradangan, seperti:

    • penyakit radang usus
    • penyakit paru obstruktif kronik
    • arthritis rheumatoid

2. Memiliki gangguan endokrin, seperti:

    • hipertiroidisme
    • hipogonadisme, yaitu ketika testis atau ovarium tidak berfungsi dengan baik
    • Sindrom Cushing
    • diabetes tipe 1
    • hiperparatiroidisme

3. Mengidap fibrosis kistik

Kondisi di mana lendir di dalam tubuh menjadi lebih kental dan lengket. Kondisi ini kerap kali disebabkan oleh faktor genetik. Penyakit ini tidak menular.

4. Memiliki penyakit celiac

Celiac atau penyakit autoimun dapat membuat sistem imunitas tubuh bereaksi terhadap gluten.

5. Mengidap anoreksia nervosa

Ini adalah sebuah kondisi di mana seseorang kehilangan selera makan dan secara sengaja mengurangi asupan makanan ke tubuh secara ekstrim.

6. Mengidap jenis kanker tertentu

Bila seseorang mengidap salah satu kondisi di atas, maka kekuatan dan massa tulang mereka otomatis akan terpengaruh. Kerapuhan tulang itu terjadi akibat pengobatan terhadap kondisi-kondisi tersebut yang sedang dijalani. Contohnya, salah satu pengobatan untuk beberapa kondisi peradangan adalah glukokortikoid. Obat ini sedikit banyak dapat menyebabkan osteoporosis terjadi lebih cepat.

Faktor risiko lainnya yang mungkin dapat menjadi penyebab osteoporosis adalah:

  • asupan kalsium yang rendah
  • kekurangan vitamin D
  • jarang berolahraga atau jarang melakukan aktivitas fisik
  • asupan protein yang tidak mencukupi
  • memiliki riwayat keluarga dengan osteoporosis atau orang tua dengan riwayat patah tulang pinggul
  • peminum berat
  • perokok berat
Sebagai informasi tambahan, perempuan ternyata lebih rentan mengalami osteoporosis daripada lelaki. Terutama jika perempuan ini berasal dari ras atau suku bangsa berkulit putih atau Asia.

Gejala Osteoporosis di Usia Muda

Cleveland Clinic menulis, osteoporosis tidak memiliki gejala seperti halnya kondisi kesehatan lainnya. Itulah sebabnya dokter terkadang menyebut osteoporosis sebagai 'a silent disease'.

Anda tidak akan merasakan atau menyadari apa pun yang menandakan adanya gangguan osteoporosis pada tulang Anda. Tidak ada gejala seperti, sakit kepala, demam, atau sakit perut yang menandakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres di dalam tubuh.

Gejala yang paling umum akan muncul adalah patah tulang secara tiba-tiba, terutama setelah terjatuh atau kecelakaan kecil yang seharusnya tidak akan menimbulkan luka.

Meskipun osteoporosis tidak akan memunculkan gejala yang signifikan, namun ada tanda-tanda peringatan osteoporosis yang bisa Anda cermati.

  • Anda kehilangan satu inci atau lebih dari tinggi badan Anda.
  • Perubahan postur tubuh alami, misalnya Anda jadi lebih membungkuk.
  • Anda sering mengalami sesak napas. Hal ini terjadi karena cakram dalam tulang belakang tertekan sehingga mengurangi kapasitas paru-paru.
  • Nyeri punggung bawah atau nyeri pada tulang belakang lumbal.
Lalu, bagaimana cara mencegah osteoporosis di usia muda?

Cara Mencegah Osteoporosis di Usia Muda

Ada beberapa cara mencegah penyakit osteoporosis di usia muda yang bisa Anda aplikasikan. Berikut ini beberapa caranya sebagaimana dirujuk dari WebMD:

1. Melatih kekuatan tulang

Seperti layaknya, otot, tulang-tulang Anda juga akan semakin kuat, bila sering dilatih.

Latihan menahan beban adalah yang terbaik untuk tulang. Latihan ini yang akan memaksa tubuh bekerja melawan gravitasi saat Anda bergerak. Hal itu mendorong tubuh untuk membuat tulang baru.

Latihan menahan beban yang bisa Anda lakukan di antaranya adalah:

  • Aerobik
  • Menaiki tangga
  • Menari
  • Jogging
  • Tenis dan olahraga raket lainnya
  • Berlari
  • Tai chi
  • Berjalan
  • Aerobik air
  • Yoga
Selain latihan menahan beban, latihan kekuatan juga merupakan kunci untuk mencegah osteoporosis. Otot-otot Anda menarik tulang ketika Anda melatihnya. Ini akan membangun kekuatan tulang. Latihan menahan beban juga membuat Anda lebih fleksibel dan mengurangi kemungkinan terjatuh.

Contoh dari latihan menahan beban yang bisa Anda lakukan di antaranya adalah:

  • Mengangkat barang kaleng atau kantong belanjaan.
  • Mengangkat beban bebas.
  • Mengangkat anak kecil.
  • Menggunakan beban pergelangan kaki dan pergelangan tangan.
  • Menggunakan gelang resistensi elastis.
  • Menggunakan mesin beban atau beban bebas.
  • Melakukan push-up, squat, atau gerakan lain yang menggunakan berat badan Anda sendiri.

2. Rutin memberi asupan kalsium dan vitamin D ke tulang

Pada umumnya, orang dewasa harus menerima asupan sekitar 1.000 miligram kalsium per hari. Ketika tubuh tidak memiliki cukup kalsium, maka tubuh akan mulai memecah tulang untuk mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Itu berarti Anda akan kehilangan massa tulang.

Jadi, amat penting untuk mendapatkan asupan kalsium setiap hari, baik dari makanan atau dari suplemen. Beberapa makanan yang baik jadi sumber kalsium di antaranya adalah:

  • Produk susu rendah lemak atau bebas lemak.
  • Jus dan makanan yang diperkaya kalsium, seperti sereal, susu kedelai, dan tahu.
  • Ikan sarden dan salmon.
  • Sayuran berwarna hijau tua, seperti kangkung dan brokoli.
Selain kalsium, vitamin D juga akan membantu tubuh menyerap kalsium yang Anda makan. Sayangnya, tidak banyak makanan yang secara alami mengandung vitamin D. Namun, ada beberapa makanan yang bisa direkomendasikan untuk menambah asupan vitamin D, di antaranya adalah:

  • Ikan berlemak, seperti salmon, makarel, dan tuna.
  • Hati sapi, keju, dan kuning telur.
  • Makanan yang olehana seperti susu, sereal, dan jus jeruk.
Kulit Anda juga secara alami membuat vitamin D ketika sinar matahari menerpa. Oleh karena itu, rutin berjemur di bawah sinar matahari akan membuat Anda bisa mendapatkan asupan vitamin D yang dibutuhkan oleh tubuh. Namun, jangan berlebihan, terlalu banyak menghabiskan waktu di bawah sinar matahari juga dapat meningkatkan peluang terkena kanker kulit.

3. Jangan minum alkohol terlalu banyak

Mengkonsumsi alkohol terlalu banyak rentan menyebabkan osteoporosis. Minum lebih dari dua gelas alkohol per hari dapat meningkatkan kemungkinan pengeroposan tulang yang lebih tinggi.

4. Hentikan kebiasaan merokok

Kebiasaan merokok akan meningkatkan kemungkinan pengeroposan tulang dan patah tulang. Ini bisa terjadi karena zat di dalam rokok dapat membuat hormon estrogen dalam tubuh tidak bekerja dengan baik.

5. Kurangi minum soda

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minuman bersoda dapat menyebabkan keropos tulang, terutama bila dikonsumsi secara berlebihan. Hal ini kemungkinan bisa terjadi karena kandungan fosfor ekstra di dalam minuman bersoda dapat membuat tubuh tidak dapat menyerap kalsium.

Baca juga artikel terkait OSTEOPOROSIS atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - GWS
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno