Menuju konten utama

Penyebab Kasus COVID-19 di Singapura Melonjak Naik

Erlina Burhan membeberkan penyebab meningkatnya kasus COVID-19 subvarian EG5 dan HK3 di Singapura. Apa saja?

Penyebab Kasus COVID-19 di Singapura Melonjak Naik
Ilustrasi Virus Corona. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Dokter spesialis paru cum anggota Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Erlina Burhan, membeberkan penyebab meningkatnya kasus COVID-19 subvarian EG5 dan HK3 di Singapura. Salah satunya adalah menurunnya antibodi masyarakat, seiring dengan merosotnya fungsi vaksin booster satu tahun terakhir.

"Idealnya vaksinasi booster ulang. Namun bila tidak mungkin maka tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan teratur dengan nutrisi seimbang, cukup istirahat, kelola stres, berhenti merokok, jalankan kembali protokol kesehatan," demikian pernyataan Erlina saat dihubungi Tirto melalui pesan singkat, Senin (4/12/2023).

Lebih lanjut ia mengatakan, makanan dengan nutrisi seimbang yang dapat meningkatkan antibodi tubuh terdiri dari karbohidrat, protein dan vitamin. Jika memungkinkan, masyarakat juga bisa mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin C dan vitamin D.

Selain melemahnya antibodi, faktor lain yang menyebabkan peningkatan kasus COVID-19 di Singapura dan Malaysia adalah mobilisasi masyarakat yang sangat tinggi menjelang akhir tahun. Hal tersebut diperparah dengan melemahnya protokol kesehatan.

"Potensinya bisa disebabkan oleh mobilisasi orang Singapur ke Indonesia dan sebaliknya yang meningkat jelang akhir tahun," tutur Erlina.

"Oleh sebab itu protokol kesehatan kita jalankan lagi," lanjut Erlina.

Untuk menekan angka kejadian COVID-19 Subvarian EG5 dan HK3 di Indonesia, Erlina mengimbau masyarakat yang sedang sakit untuk tidak bepergian.

"Kalau terpaksa pergi harus memakai masker. Kelompok rentan seperti lansia dan orang dengan komorbid harus berhati-hati," imbau Erlina.

Sebelumnya, Singapura mengumumkan lonjakan angka kejadian COVID-19 subvarian EG5 dan HK3 di Singapura. Otoritas Kesehatan setempat mengatakan dari tanggal 19 hingga 25 November 2023 jumlah pasien COVID-19 mencapai 22.094 kasus.

Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat dari pekan sebelumnya sebanyak 10.726 kasus.

Erlina mengatakan subvarian ini ditemukan di Singapura tetapi tidak menimbulkan gejala berat.

"Faktanya tidak terjadi lonjakan kasus yang butuh perawatan Rumah Sakit," tukas Erlina.

Baca juga artikel terkait KASUS COVID-19 atau tulisan lainnya dari Iftinavia Pradinantia

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Iftinavia Pradinantia
Penulis: Iftinavia Pradinantia
Editor: Anggun P Situmorang