Menuju konten utama

Penyebab dan Macam-macam Trauma yang Sering Dialami Manusia

Trauma adalah dampak emosional akibat kejadian buruk yang dialami, apa penyebabnya?

Penyebab dan Macam-macam Trauma yang Sering Dialami Manusia
Ilustrasi trauma pada anak. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Suatu kejadian menyakitkan berdampak berbeda-beda jika dialami orang yang berlainan. Sebagian orang dapat mengambil pelajaran penting dari sana, dan sisanya berisiko merasakan dampak emosional negatif yang sulit dilupakan.

Dampak emosional akibat kejadian buruk tersebut dikenal dengan trauma. Dilansir dari laman ecmhc.org, trauma merupakan pengalaman emosional yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk melepaskan diri dari memori kejadian buruk di masa silam.

Pengalaman traumatis ini dapat bersifat objektif maupun subjektif, baik itu karena kekerasan fisik, emosional, hingga kejadian yang mengancam nyawa.

Penyebab trauma ini tidak dapat dilepaskan dari suatu kejadian buruk dan cara seseorang memaknai peristiwa menyakitkan tersebut. Selain itu, problem yang berpotensi mengakibatkan trauma dapat berupa pengalaman personal hingga kekacauan lingkungan yang tidak dapat dihindari.

Apa saja macam-macam trauma yang dialami manusia? National Child Traumatic Stress Network merincinya sebagai berikut:

  • Kekerasan dan Pelecehan Seksual

Kejadian akibat tindak kekerasan dan pelecehan seksual dapat meninggalkan trauma mendalam bagi yang mengalaminya. Bagi orang yang terkena kekerasan dan pelecehan seksual, terutama anak-anak di usia dini dapat berpengaruh buruk bagi perkembangan emosionalnya.

Jenis-jenis tindakan kekerasan dan pelecehan seksual ini sudah dirincikan oleh Komnas Perempuan. Hal-hal tersebut mesti dipahami untuk menumbuhkan kesadaran sebagai pencegahan dan penyelesaian problem kekerasan dan pelecehan seksual yang sering terjadi di masyarakat.

  • Kekerasan Fisik

Tindak kekerasan lain yang kerap terjadi adalah kekerasan fisik. Kejadian buruk ini dapat mengakibatkan trauma mendalam bagi yang mengalaminya.

Kekerasan fisik ini seringkali dilakukan orang tua terhadap anaknya, suami terhadap istri, atau sebaliknya. Ia dapat dilakukan baik dengan atau tanpa benda tajam, hingga hukuman-hukuman fisik yang melampaui batas. Akibatnya berefek jangka panjang dan berpotensi meninggalkan efek emosional negatif bagi yang terdampak.

  • Kekerasan Emosional

Selain kekerasan fisik dan pelecehan seksual, terdapat juga kekerasan emosional yang dapat menyebabkan trauma mendalam. Kekerasan emosional ini berpengaruh buruk pada sisi kognitif, afektif, dan dapat menyebabkan gangguan mental lainnya.

Trauma akibat kekerasan emosional dapat terjadi karena ungkapan verbal yang melampaui batas, ejekan, hingga hinaan dalam bentuk sumpah-serapah.

Bagi anak-anak, ia dapat mengalami trauma karena kekerasan emosional, dipicu oleh orang tua yang menuntut terlalu keras, bahkan melebihi kemampuan anaknya. Akibatnya, anak-anak menjadi tidak percaya diri, takut salah, yang justru berakibat negatif pada perkembangan konsep diri mereka.

  • Penelantaran

Kelalaian pengasuh menyediakan kebutuhan anak dapat berujung pada penelantaran. Penelantaran dapat berupa pengabaian hak-hak anak ketika ia membutuhkan bantuan, termasuk ketika ia sakit, membutuhkan uang, hingga sikap acuh pengasuh terhadap pendidikannya.

  • Kecelakaan Serius atau Kesalahan Prosedur Medis

Luka akibat kecelakaan serius atau menjalani prosedur medis menyakitkan dapat menyebabkan trauma mendalam bagi yang mengalaminya. Kejadian semacam ini biasanya disebabkan sakit fisik yang begitu membekas, bahkan dapat mengancam nyawa.

  • Menyaksikan Kekerasan Sosial atau Menjadi Korbannya

Trauma juga dapat terjadi karena seseorang menjadi saksi problem kekerasan sosial. Biasanya, hal ini berkaitan dengan aktivitas negatif suatu geng atau kelompok deviatif di masyarakat. Di Indonesia, kekerasan sosial dapat berupa tawuran, bentrok antarkomunitas, pemukulan massal, hingga pengeroyokan.

  • Kekerasan Sekolah

Kekerasan yang terjadi di sekolah turut menyebabkan trauma bagi siswa yang terlibat. Kekerasan di sekolah mencakup aktivitas perundungan, geng sekolah, konflik antar-rekan kelas, hingga kematian salah seorang teman.

  • Pemindahan Paksa

Kejadian pemindahan paksa dapat menyebabkan trauma mendalam bagi yang mengalaminya. Misalnya, seorang anak yang berpindah-pindah rumah karena tugas dinas ayahnya atau para pencari suaka karena konflik di negaranya.

Pemindahan paksa semacam ini meninggalkan bekas emosional yang kuat, disebabkan belum adanya antisipasi yang cukup, hingga ketidaksiapan emosi atau finansial akibat pemindahan paksa ini.

  • Perang, Terorisme, dan Kekerasan Politik

Seseorang yang terkena dampak perang, kejadian terorisme, hingga kekacauan politik dapat mengakibatkan trauma bagi yang mengalaminya. Contoh dari konflik ini dapat berupa kejadian pengeboman, penembakan, penjarahan, dan kekerasan kelompok radikal di suatu masyarakat.

  • Kematian Orang Terdekat

Orang tua, pengasuh, saudara, hingga orang terdekat yang meninggal dapat meninggalkan bekas kesedihan mendalam bagi kerabat yang ditinggalkan. Kesedihan yang berlarut-larut ini dapat mengakibatkan trauma, erat kaitannya dengan problem emosional, terutama bagi mendiang yang belum rela kehilangan orang terdekat tersebut.

Baca juga artikel terkait TRAUMA atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Alexander Haryanto