tirto.id - Ada kalanya orang tua menemukan kasus anaknya tidak ingin masuk sekolah. Kasus tersebut pada umumnya terjadi pada anak usia dini, terutama di tingkat TK hingga SD. Si anak biasanya akan melontarkan berbagai alasan, seperti pura-pura sakit atau rewel ketika hendak berangkat sekolah.
Ada baiknya, orang tua tidak langsung marah saat mencium gelagat anak yang tidak ingin masuk sekolah. Orang tua perlu memahami alasan anak dengan mengajak bicara dan mencari tahu penyebabnya.
Mengutip laman Raising Children, anak yang menolak untuk datang ke sekolah bisa terjadi secara tiba-tiba atau secara perlahan dan bertahap. Selain karena merasa kesulitan belajar atau masalah sosial di sekolah, penyebabnya bisa jadi seperti berikut ini:
- Mengalami stres di rumah atau di sekolah
- Masalah dengan teman sebaya
- Anak sedang memulai sekolah atau pindah ke sekolah baru
- Pindah rumah
- Mengalami bullying
- Masalah dengan guru
Absennya dari sekolah akan membuat anak senang karena terhindar dari hal-hal yang ia takut dan cemaskan.
Setelah mengetahui apa penyebabnya, ada baiknya orang tua langsung fokus pada solusi. Kemudian, libatkan anak agar ia belajar memecahkan masalah dengan pandangan yang luas dan lebih bertanggung jawab.
Selain itu, dilansir dari Empowering Parents, orang tua harus memiliki pemahaman bahwa selalu ada cara untuk membuat situasi lebih baik. Dalam hal ini, melibatkan anak memecahkan kasus tidak mau sekolah.
Dengan cara demikian, maka anak akan tumbuh menjadi seseorang yang lebih percaya diri dan kreatif. Selain itu, si kecil akan memahami bahwa ia memiliki kendali atas apa yang ia lakukan dan terjadi padanya.
Selain mengetahui alasan dan penyebab anak menolak berangkat sekolah, ada beberapa cara yang dapat dilakukan para orang tua untuk mengatasi kasus tersebut seperti dilansir dari Psychology Today:
1. Bicara dengan anak dan jangan menggurui
Orang tua harus menanyakan alasan yang mengganggu anak sehingga tidak mau berangkat sekolah. Jelaskan pula alasan mengapa anak harus kembali ke sekolah. Kemudian, yakinkan anak bahwa mereka dapat mengatasi permasalahannya dan sebagai orang tua, Anda akan selalu di sampingnya.
Jangan memaksakan percakapan bila anak tidak mau mengatakannya. Selain itu, hindari perdebatan panjang dengan anak agar tidak memperburuk keadaan.
2. Buat aturan saat anak tinggal di rumah
Jika anak beralasan sakit, pastikan bahwa ia memang benar-benar sakit. Sampaikan pada Anak bahwa ketika ia benar-benar sakit, ia perlu menemui dokter dan istirahat penuh.
Selain itu, para orang tua juga sebaiknya menegakkan aturan yang pasti saat anak tinggal di rumah seperti tidak ada video games dsb. Hal ini dilakukan agar si kecil tidak berpikiran bahwa tinggal di rumah adalah hal yang menarik.
3. Ajak belajar selama di rumah
Ajak si kecil untuk tetap belajar selama ia tinggal di rumah. Meski hal ini sulit untuk diikuti orang tua yang bekerja, tetap lakukan untuk yang terbaik.
4. Berpikiran terbuka
Jangan langsung berasumsi bahwa ada sesuatu yang salah dengan guru atau lingkungan sekolah si kecil. Hal tersebut tidak akan membantu untuk menyelesaikan masalah. Penting untuk memastikan bahwa semua ketakutan berbasis kenyataan, seperti intimidasi, lalu diatasi, dan kemudian diperbaiki.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Alexander Haryanto