Menuju konten utama

Penyebab Banjir Oleh Manusia: Penebangan Hutan Hingga Sampah

Berikut ini macam-macam penyebab banjir oleh manusia, mulai dari penebangan hutan hingga buang sampah di sungai dan selokan.

Penyebab Banjir Oleh Manusia: Penebangan Hutan Hingga Sampah
Foto udara kendaraan melintasi banjir luapan Sungai Citarum di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (3/12/2022). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/pras.

tirto.id - Penyebab banjir tidak hanya karena faktor alam. Sering kali faktor penyebab banjir malah berasal dari ulah manusia. Contoh penyebab banjir oleh manusia adalah penebangan hutan, pembuangan sampah secara sembarangan, hingga pemakaian lahan hijau untuk bangunan.

Banjir merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, terlebih saat musim hujan. Air hujan seharusnya terserap oleh tanah sedangkan sisanya mengalir melalui saluran air seperti selokan maupun sungai. Saat selokan dan sungai tak mampu lagi menampung air, banjir terjadi.

Sebenarnya air hujan tidak akan menyebabkan banjir apabila kondisi saluran air dan sungai dapat berfungsi dengan semestinya. Masalahnya banyak tempat di Indonesia yang memiliki saluran air maupun sungai yang kurang layak. Akibatnya aliran air di kanal maupun sungai kerap meluap dan memicu banjir.

Banjir bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik secara alamiah maupun hasil perbuatan manusia. Namun, banjir saat ini kerap beriringan dengan kerusakan lingkungan. Mayoritas penyebabnya pun bukan faktor alam, melainkan ulah manusia.

Sebagai contoh, secara tidak sadar maupun sengaja, banyak orang mudah membuang sampah di sembarang tempat tanpa memperdulikan dampaknya. Mereka menganggap membuang 1 plastik tidak akan berpengaruh besar, padahal hampir semua orang melakukan hal yang dianggap sepele itu.

Sampah tersebut kemudian menyumpal aliran air di banyak selokan dan sungai. Akibatnya ketika hujan tiba, air tidak dapat mengalir dengan lancar dan terjadilah banjir.

Contoh lainnya adalah penebangan hutan. Hasil kayu dari penebangan hutan memang memberikan keuntungan besar. Namun, saat wilayah resapan air berkurang, sebagian besar air hujan tidak bisa terserap oleh tanah. Mengingat daya tampung sungai terbatas, apalagi disertai pendangkalan serta timbunan sampah, air hujan tidak bisa dialirkan secara lancar ke laut dan terjadilah banjir.

Di sisi lain, kesadaran masyarakat maupun aparat pemerintahan terhadap pentingnya pengolahan air hujan masih belum tinggi. Limpahan air hujan yang begitu banyak kerap kali terbuang sia-sia. Padahal, air hujan akan sangat bermanfaat apabila ditampung di tempat khusus untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk mandi dan minum.

Macam-macam Penyebab Banjir oleh Manusia

Berikut ini contoh macam-macam penyebab banjir yang diakibatkan oleh tindakan manusia:

1. Penebangan hutan

Penebang kayu, baik individu maupun perusahaan, sering kali mengabaikan efek jangka panjang dari tindakannya. Apalagi, mereka yang menebang pohon-pohon di hutan secara ilegal. Padahal, penggundulan hutan terus-menerus bisa berujung pada terjadinya banjir bandang, banjir besar, dan banjir musiman. Hal itu terjadi karena fungsi hutan sebagai kawasan serapan air telah lenyap.

2. Pendirian bangunan di pinggir sungai

Bangunan di pinggir sungai dapat menyebabkan lebar kali berkurang, sehingga alirannya menjadi tidak maksimal. Tumpahan air dari hulu akan mudah meluap ke daratan. Selain itu, mereka yang tinggal di pinggir sungai dapat dengan mudah membuang sampah di kali.

3. Membuang sampah di sungai dan selokan

Membuang sampah adalah perbuatan yang sering kali dianggap remeh oleh kebanyakan orang. Mereka menganggap membuang 1 sampah tidak menjadi masalah besar. Padahal sampah yang dibuang di sungai atau selokan akan berakibat fatal jika terjadi hujan deras. Sampah-sampah akan menyumpal aliran air dan menyebabkannya meluap ke daratan saat banjir terjadi.

4. Penggunaan lahan hijau

Lahan hijau yang diganti dengan bangunan tidak tidak akan bisa menyerap tanah. Apabila lahan hijau masih banyak di Indonesia, air hujan dapat terserap dengan baik sehingga banjir lebih bisa dikendalikan.

Saat lahan hijau tidak tersedia secara memadai, terutama di wilayah kota atau hulu sungai, tingkat resapan air hujan ke tanah akan menurun. Air hujan lebih sering mengalir ke sungai serta selokan, sementara kapasitas kanal-kanal itu terbatas. Kondisi inilah yang sering kali memicu banjir.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Wulandari

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Wulandari
Penulis: Wulandari
Editor: Addi M Idhom