Menuju konten utama

Pensiun Berkualitas Bersama BPJS Kesehatan

Langkah nyatanya diwujudkan melalui kegiatan Bersama Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) yang digelar di Kota Surakarta, Rabu (9/10).

Pensiun Berkualitas Bersama BPJS Kesehatan
Direktur Kepesertaan BPJS Kesehatan, David Bangun dalam kegiatan “Sinergi Program JKN Bersama Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI)” di Kota Surakarta, Rabu (9/10). FOTO/Dok. BPJS

tirto.id - BPJS Kesehatan terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat untuk meningkatkan literasi publik terhadap Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Salah satu langkah nyatanya diwujudkan melalui kegiatan bertajuk Sinergi Program JKN Bersama Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) yang digelar di Kota Surakarta, Rabu (9/10).

Kegiatan ini menjadi forum silaturahmi dan diskusi antara BPJS Kesehatan dan anggota PWRI mengenai hak, kewajiban, serta kemudahan layanan bagi peserta JKN.

Direktur Kepesertaan BPJS Kesehatan, David Bangun, menjelaskan bahwa per 1 Oktober 2025 jumlah peserta JKN telah mencapai 282,75 juta jiwa atau 98,62 persen dari total penduduk Indonesia.

“Capaian tersebut menandai keberhasilan Program JKN yang telah berjalan lebih dari satu dekade sejak diluncurkan pada tahun 2014, sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 yang menargetkan capaian 98 persen peserta JKN. Hal ini menjadi kebanggaan bersama dan menjadikan Program JKN sebagai asuransi kesehatan terbesar di dunia,” ujar David.

David menegaskan, BPJS Kesehatan akan terus berinovasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan peserta. Salah satu terobosan yang diterapkan adalah penggunaan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai identitas tunggal peserta JKN di fasilitas kesehatan.

"BPJS Kesehatan juga terus mengembangkan akses layanan digital seperti antrean online di Aplikasi Mobile JKN, yang memudahkan peserta mendapatkan nomor antrean di fasilitas kesehatan tanpa harus antre lama, sehingga mengurangi waktu tunggu dan memperbaiki kenyamanan layanan di faskes. Lalu terdapat simplifikasi proses rujukan untuk peserta dengan kondisi tertentu seperti hemodialisis, thalassemia, hemofilia, dan peserta Program Rujuk Balik (PRB)," terang David.

Digitalisasi layanan diimbangi dengan evaluasi berkelanjutan, di antaranya melalui survei kepuasan peserta tahunan, ulasan publik di Google Review, hingga standardisasi pelayanan tatap muka di seluruh kantor operasional.

"Upaya tersebut terbukti efektif, tercermin dari peningkatan Customer Satisfaction Index (CSI) peserta yang naik dari 81,5 pada tahun 2020 menjadi 92,1 pada tahun 2024, serta peningkatan tingkat pemahaman peserta dari 91,8 menjadi 96,5," kata David.

Seiring meningkatnya kemudahan layanan, pemanfaatan JKN juga melonjak tajam. David mencatat, dari 92 juta kunjungan layanan kesehatan pada 2014, kini meningkat menjadi lebih dari 700 juta kunjungan pada tahun 2024.

"Total pengeluaran pembiayaan layanan kesehatan selama periode tersebut mencapai 1.087 triliun rupiah, di mana beban terbesar berasal dari pembiayaan penyakit berbiaya katastropik seperti jantung, kanker, dan gagal ginjal kronis," terang David.

Sebagai langkah promotif dan preventif, BPJS Kesehatan menghadirkan Skrining Riwayat Kesehatan yang bisa diakses melalui berbagai kanal seperti Aplikasi Mobile JKN, website resmi, layanan WhatsApp PANDAWA (08118165165), atau melalui petugas di fasilitas kesehatan.

"Peserta cukup mengisi pertanyaan seputar riwayat penyakit, keluarga, dan gaya hidup, dan dilakukan satu kali setiap tahun. Melalui Skrining Riwayat Kesehatan, peserta akan mendapatkan pemahaman lebih baik terhadap kondisi kesehatan, serta pencegahan risiko penyakit sejak dini," jelas David.

Menurut David, kerja sama dengan PWRI juga menjadi sarana penting memperluas pemahaman masyarakat terhadap manfaat Program JKN.

"Selain terjalin komunikasi yang semakin erat antara BPJS Kesehatan dan para anggota PWRI, kolaborasi ini diharapkan mampu menjadi jembatan efektif dalam menyebarluaskan informasi tentang Program JKN secara lebih luas, tepat sasaran, dan mudah dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat," katanya.

Wakil Ketua Umum PB PWRI, Setyanto P. Sentosa, menyambut positif inovasi layanan yang dikembangkan BPJS Kesehatan.

"Saya menilai pelayanan BPJS Kesehatan sudah bagus. Jarang sekali saya mendengar keluhan dari anggota soal layanan BPJS Kesehatan. Sekali lagi terima kasih sudah memfasilitasi kegiatan ini yang pasti sangat bermanfaat bagi kami," ujarnya.

Setyanto menambahkan bahwa PWRI memiliki kegiatan rutin seperti olahraga bersama, yang sejalan dengan semangat promotif dan preventif BPJS Kesehatan.

Dalam kesempatan yang sama, dr. Boyke Dian Nugraha turut memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan di usia lanjut.

"Kunci utama untuk tetap bugar dan bahagia di masa pensiun adalah menjaga pola hidup seimbang, mulai dari memperhatikan asupan makanan bergizi, rutin berolahraga sesuai kemampuan, hingga memastikan waktu istirahat yang cukup. Menjaga kesehatan mental dan tetap aktif dalam kegiatan sosial juga menjadi bagian penting untuk mempertahankan kualitas hidup di usia lanjut," jelas dr. Boyke.

Ia menegaskan, menjaga kesehatan sejak dini adalah investasi agar masa pensiun dapat dijalani dengan bahagia dan produktif.

Melalui kegiatan ini, BPJS Kesehatan dan PWRI berharap masyarakat semakin memahami pentingnya Program JKN bukan hanya sebagai jaminan finansial, tetapi juga sebagai bagian dari gaya hidup sehat di masa tua. Karena pada akhirnya, pensiun berkualitas berarti hidup sehat, aktif, dan bahagia bersama orang-orang tercinta.

(INFO KINI)

Penulis: Tim Media Servis