tirto.id - Ramai di dunia internasional perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China pada 2025 ini. Hal ini mencuat setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memberlakukan tarif impor yang tinggi pada negara-negara termasuk China.
Apa itu perang dagang? Ini penjelasan dan kabar terkininya.
Donald Trump mengumumkan tarif resiprokal terhadap sejumlah negara yang selama ini mengekspor produk ke Amerika Serikat. Tarif impor yang tinggi ini membuat sejumlah negara kalang kabut. China, sebagai salah satu negara yang kena tarif impor 34% membalas AS dengan juga menaikkan tarif impor AS di China.
Tidak terima dengan hal itu, Presiden Trump langsung membalas dengan mengenakan tarif impor yang lebih tinggi lagi yakni 125% untuk barang-barang China yang masuk ke AS.
Penjelasan Perang Dagang AS vs China 2025
Apa itu perang dagang? Berdasarkan penjelasan di laman Britannica, perang dagang adalah konflik ekonomi antara dua atau lebih negara yang melibatkan pembatasan perdagangan internasional, seperti tarif impor yang tinggi, kuota impor, dan pembatasan investasi. Perang dagang ini dapat mengganggu rantai pasokan global, meningkatkan biaya, dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Tarif impor biasanya memang dibuat tinggi untuk mendorong masyarakat memilih dan menggunakan produk lokal yang harganya lebih murah dibanding produk impor.
Sejak tahun 2018, AS sudah sempat menaikkan tarif impor untuk barang-barang dari China. Kala itu, Presiden China, Xi Jinping tak tinggal diam. Ia juga menginstruksikan jajarannya untuk menaikkan tarif impor barang-barang AS. Dua tahun konflik dagang tersebut ditutup dengan perjanjian Phase One yang ditandatangani Trump dan Xi Jinping.
Sebagai dua negara terbesar yang juga bisa dikatakan menguasai ekonomi dunia, perang dagang antara Amerika Serikat dan China bisa menimbulkan efek domino. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh kedua negara tersebut, namun juga dirasakan oleh negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Ancaman inflasi hingga melambatnya ekonomi dunia bisa terjadi jika perang dagang antara AS dan China terus berlangsung.
Kabar Terkini Perang Dagang AS vs China
Di akun X Gedung Putih menegaskan jika Presiden AS, Donald Trump mengumumkan Amerika Serikat memberi jeda selama 90 hari untuk pemberlakuan tarif resiprokal itu. Selain jeda 90 hari, ada pengurangan tarif impor sebesar 10% dari yang telah diumumkan sebelumnya terhadap negara-negara lain kecuali China. Trump menegaskan jika China tetap akan diberlakukan tarif resiprokal sebesar 125 persen dan berlaku saat itu juga.
Trump menjelaskan alasannya untuk tetap memberlakukan tarif tinggi pada China karena menurutnya China tidak memperlihatkan itikad baik dengan tidak menelepon Gedung Putih seperti yang telah dilakukan negara-negara lain.
Menanggapi hal itu, perwakilan pemerintahan China meminta Trump untuk membatalkan sepenuhnya tarif resiprokalnya itu.
"Kami mendesak AS untuk mengambil langkah besar untuk memperbaiki kesalahannya, membatalkan sepenuhnya praktik 'tarif timbal balik' yang salah, dan kembali ke jalur yang benar yaitu saling menghormati," terang perwakilan dari kementerian perdagangan China dalam sebuah pernyataan, dikutip bbc.com Senin (14/4/2025).
Penulis: Prihatini Wahyuningtyas
Editor: Dipna Videlia Putsanra