Menuju konten utama

Pengungsi Palestina Kembali ke Kota Gaza Usai Gencatan Senjata

Sekitar 250 ribu warga Palestina mulai pulang ke Gaza setelah perjanjian damai Israel–Hamas diberlakukan.

Pengungsi Palestina Kembali ke Kota Gaza Usai Gencatan Senjata
Sebuah keluarga Palestina melarikan diri dari serangan darat Israel di Khan Younis, Jalur Gaza, Rabu, (27/12/2023). (Foto AP/Mohammed Dahman)

tirto.id - Sekitar 250 ribu pengungsi Palestina telah kembali ke Kota Gaza sejak gencatan senjata antara Hamas dan Israel mulai berlaku, menurut juru bicara pertahanan sipil Gaza, Mahmoud Basal, pada Jumat (10/10/2025).

“Sekitar 250 ribu pengungsi telah kembali ke Kota Gaza sejak gencatan senjata diberlakukan,” kata Basal kepada Al Jazeera.

Langkah pemulangan besar-besaran ini terjadi setelah diberlakukannya rencana perdamaian 20 poin yang diumumkan Presiden AS Donald Trump pada 29 September lalu.

Rencana tersebut menyerukan gencatan senjata segera, pembebasan sandera dalam waktu 72 jam, serta penarikan pasukan Israel dari wilayah Gaza.

Sebagai bagian dari kesepakatan tahap pertama, Hamas sepakat membebaskan seluruh sandera, sementara Israel menarik pasukannya ke garis yang disepakati.

Sementara itu Mediator kepada Hamas mengumumkan bahwa perlintasan perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir akan kembali dibuka pekan depan, setelah dimulainya gencatan senjata dengan Israel.

Menurut pernyataan Hamas kepada TV Al-Aqsa, pembukaan perbatasan ini akan memfasilitasi pergerakan warga dan pasokan penting seperti bahan bakar, gas, serta bantuan kemanusiaan. Selain itu, pembicaraan masih berlangsung untuk memulihkan aliran listrik di wilayah yang dihuni lebih dari dua juta penduduk itu.

Setelah gencatan senjata diberlakukan Jumat siang, sekitar 200.000 warga Palestina mulai bergerak kembali ke Gaza utara, kata juru bicara Badan Pertahanan Sipil Hamas, Mahmud Bassal. Ribuan orang terlihat memenuhi jalan Al-Rashid dan Salah al-Din untuk kembali ke rumah mereka yang telah lama ditinggalkan.

Gencatan senjata ini merupakan hasil perundingan intensif di Mesir, yang mencakup pertukaran tawanan dan pembebasan sekitar 2.000 tahanan Palestina. Dua tahun operasi militer Israel sebelumnya telah menewaskan lebih dari 67.000 orang dan meninggalkan Gaza dalam kondisi porak-poranda.

Gencatan senjata ini membuka harapan baru bagi jutaan warga Gaza yang telah kehilangan rumah dan akses terhadap kebutuhan dasar akibat perang dua tahun terakhir.

Baca juga artikel terkait ISRAEL-PALESTINA atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Edusains
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Iswara N Raditya